0 0
Read Time:3 Minute, 25 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Banjir di Dubai berdampak pada pergerakan wisatawan yang berkunjung ke salah satu kota terbesar di Uni Emirat Arab (UEA). Wisatawan yang putus asa di bandara pada Kamis (18/4/2024) mengatakan mereka membutuhkan makanan karena masalah logistik, menurut BBC.

Penumpang menunggu berjam-jam di bandara internasional utama di Dubai tanpa menerima informasi tentang apa yang terjadi di luar. Menurut Flight Aware, pada tahun 2024 Pada hari Rabu 17 April, sekitar 290 penerbangan ke dan dari Bandara Internasional Dubai dibatalkan dan 440 penerbangan ditunda.

Pasangan asal Inggris James dan Elizabeth Devine serta putra mereka yang berusia enam bulan terdampar di bandara Dubai World Center setelah penerbangan mereka dialihkan karena banjir. Tujuan mereka adalah melewati Bandara Internasional Dubai dan kembali dari Sydney ke Inggris untuk menghadiri pernikahan.

“Satu-satunya sumber makanan kami adalah toko bebas bea,” kata pasangan itu.

James dan Elizabeth, yang masing-masing bekerja sebagai insinyur perangkat lunak dan guru sekolah dasar, adalah dua dari sembilan orang di Inggris yang putus asa dan bergantung pada makanan dari toko-toko yang tidak berfungsi. Mereka semua sepakat bahwa pasokan air di bandara buruk.

“Semua restoran bandara tutup. Makanan yang ada hanya dari toko bebas bea dan tidak ada makanan untuk bayi atau anak kecil, tidak ada popok,” kata James. Meski kebingungan, pasangan ini mengatakan penumpang pesawat tetap berdatangan ke bandara.

“Kita semua terjebak di bandara tanpa sumber daya. Ada ratusan, bahkan ribuan orang di sini,” tambah James.

Pasangan lainnya, Andre dan Kate Golding, mengatakan mereka harus berani menghadapi banjir untuk sampai ke Bandara Internasional Dubai. Mereka saat ini masih di sana setelah penerbangan dibatalkan.

“Benar-benar kacau. Orang-orang tidur di ruang tunggu, di lantai, paket makanan berserakan di mana-mana. Itu pengalaman yang sangat kotor,” kata Andrew.

Ia dan istrinya berusaha membeli lebih banyak tiket untuk kembali ke Inggris. Keduanya bahkan berbagi tugas mencari tiket pesawat berbeda dengan harapan bisa segera sampai di rumah.

“Saya pikir keadaannya lebih buruk dari yang diharapkan, tetapi sistem bandara telah benar-benar runtuh dan Emirates, yang saya anggap sebagai salah satu maskapai penerbangan terbaik, tidak memiliki staf, tidak ada informasi, tidak ada kerja sama, tidak ada kepedulian, dan tidak ada kesiapsiagaan darurat,” keluh Andrew. .

Menurutnya hal itu sangat aneh mengingat Emirates adalah perusahaan besar yang seharusnya merencanakan acara semacam ini.

Masih di Bandara Internasional Dubai, pasangan Skotlandia Margaret McArthur dan suaminya Derek terjebak di sana selama lebih dari 13 jam. Mereka seharusnya terbang ke Tokyo pada Rabu pagi tetapi tertunda tanpa batas waktu dan tidak ditawari penerbangan lain.

“Kami sudah 13 jam di sini. Kami tidak punya makanan, hanya kopi. Tidak ada kamar yang disuruh kami menginap,” kata Margaret.

Pasangan itu mengatakan mereka “sangat membutuhkan makanan” dan tidak ada voucher makanan yang diberikan kepada para penumpang. “Kami tidak tahu apa yang terjadi,” kata Margaret seraya menambahkan bahwa komunikasi dengan pesawat tersebut sangat terbatas.

“Seharusnya kami terbang pagi ini (Rabu) pukul 07.50 dan kami sudah berada di bandara sejak pukul 06.15,” imbuhnya. Awalnya, pasangan itu hanya akan berada di Dubai selama dua hari. Namun hingga saat ini mereka terjebak di bandara dan belum jelas di mana mereka harus tinggal.

Menurut kesaksian warga negara Inggris Matt Weir yang telah bekerja dan tinggal di Dubai selama 10 tahun, hingga Selasa 16 April 2024, kawasan tersebut terkena dampak hujan. Pada siang hari, kata Weir, dia melihat awan hitam besar menutupi seluruh kota. .

“Pada pukul 15.00 langit menjadi gelap gulita, seolah-olah akan segera berakhir. Lalu saya mengambil gambar langit dan melihat ada badai yang mendekat,” kata pria yang berprofesi sebagai guru itu.

Memang saat pulang kampung, Dubai kebanjiran. Dilaporkan beberapa tempat terendam air setinggi beberapa meter. Weir mengatakan, rumahnya tidak rusak akibat banjir, melainkan rumah tetangganya yang hanya berjarak dua pintu saja ikut terendam banjir.

Ada juga jalan yang ambruk dan kendaraan yang ambruk. Banyak pusat perbelanjaan yang tergenang air, kata Weir. Rekaman dari pusat kota juga menunjukkan beberapa mobil terjebak di jalan, serta kemacetan panjang di beberapa wilayah.

Hujan deras juga melanda Arab Saudi dan Bahrain. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap banjir, namun pemanasan atmosfer yang disebabkan oleh perubahan iklim meningkatkan kemungkinan terjadinya curah hujan ekstrem.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D