0 0
Read Time:2 Minute, 43 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Saat ini diabetes bukan lagi penyakit yang hanya menyerang orang lanjut usia. Faktanya, semakin banyak generasi muda yang menderita diabetes.

Prevalensi diabetes tipe 1 pada anak di bawah usia 18 tahun di Indonesia akan meningkat 70 kali lipat pada tahun 2010 hingga 2023, menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Menurut International Diabetes Federation (IDF), Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita diabetes terbesar pertama di Asia Tenggara, mencapai 41.800 pada tahun 2021.

Hal ini tentu menimbulkan beberapa kekhawatiran dan pertanyaan besar. Apa penyebab diabetes? Dan apa penyebab diabetes remaja?

Dr. Tirta pun menjawab pertanyaan tersebut dalam video yang diposting di media sosial Instagram @dr.tirta.

Dikutip dari Health dianrakyat.co.id, Rabu 5 Juni 2024, ia berkata: “Mengapa diabetes meningkat pada generasi muda? Masalahnya adalah minuman kemasan manis.” 

Dr Tirta mengatakan, ia menemukan minuman manis kemasan yang dijual di supermarket mengandung 20 gram gula pasir.

Efeknya mungkin tidak secepat minuman. Dokter bernama lengkap Tirta Mandira Hudhi ini mengatakan, hasilnya hanya bisa dirasakan pada mereka yang berusia 40-an dan berisiko menjalani cuci darah.

“Praktik hemodialisis atau cuci darah terjadi pada usia 25 hingga 35 tahun, dan meminum minuman manis dalam botol sudah menjadi sejarah,” kata dr Tirta. Hal ini tentu merupakan fakta yang mengejutkan dan mengkhawatirkan.

 

Apakah nasi termasuk makanan tinggi gula? Nasi diketahui merupakan salah satu jenis makanan yang mengandung gula dan kerap disebut-sebut sebagai penyebab penyakit diabetes. Namun dr Tirtha mengatakan, beras bukanlah penyebab utama.

“Kita bisa memilih dari mana kita mendapatkan makanan kita (gula). Kalau sudah makan gula dalam nasi, jangan minum minuman manis,” kata dokter berusia 32 tahun itu.

Ia melanjutkan, “Gula pada masa muda sebenarnya bukan disebabkan oleh nasi. “Sangat disayangkan beras terus dikritik,” tambahnya. 

Dr. Tirtha juga mengatakan, beras selalu penting karena dibutuhkan sebagai sumber energi. Namun, minuman manis dalam kemasan tidak memberikan dampak apa pun bagi tubuh dan menimbulkan penyakit.

Kadar gula darah yang tinggi bisa menjadi awal dari berbagai penyakit berbahaya, antara lain diabetes, stroke, dan penyakit jantung. Oleh karena itu, menjaga kadar gula darah dalam batas normal merupakan salah satu cara mencegah diabetes.

Dr. Tirta mengatakan, cara sederhana lain untuk mengontrol kadar gula darah adalah dengan berjalan kaki. “Mulailah dengan 5.000 langkah sehari untuk sementara waktu,” katanya.

Namun cara mencegah diabetes lainnya akan menunjukkan hasil positif jika dilakukan secara rutin, konsisten, dan beretika. Melakukannya sekali atau dua kali saja tidak cukup. 

Jika sudah terbiasa berjalan 5.000 langkah, ada baiknya mulai melakukan olahraga lain, seperti lari, bulu tangkis, atau bola basket, kata dr Tirta. 

“Kalau bisa jalan terus, berarti membangun konsistensi. Bisa memilih mau lari, main bulu tangkis, main sepak bola, main basket, atau ke gym,” ujarnya.

Selain konsistensi dan pelatihan, Dr. Tirta menekankan, olahraga yang tepat untuk mencegah diabetes adalah dilakukan secara bertahap.

“Jangan sampai kena FOMO. Umumnya orang yang olah raga FOMO ingin bangun dengan cepat dan cepat, padahal secara fisik belum siap,” ujarnya.

Dr. Tirta mencontohkan seseorang yang memiliki jenis olah raga cepat yang tergolong berat, dan melakukan diet berbahaya, berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan pusing. 

“Dia belum siap secara fisik, jadi secara bertahap kurangi apa yang bisa dia lakukan per hari,” katanya.

Seperti mengurangi konsumsi gula, gorengan dan makanan tidak sehat lainnya. “Jadi jangan kaget dengan perubahan yang terjadi pada tubuh Anda,” imbuhnya.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D