0 0
Read Time:3 Minute, 30 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Dalam kejadian yang menggemparkan dunia, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi sasaran serangan senjata semi-otomatis AR-16. Penembakan terhadap Donald Trump terjadi pada hari biasa di sebuah acara kampanye politik yang dihadiri ribuan pendukungnya.

Di tengah riuhnya massa, seorang penembak bersembunyi di antara penonton yang mengikuti dengan tenang dan sabar.

Dikutip dianrakyat.co.id dari berbagai sumber, senjata yang digunakan dalam penyerangan ini adalah AR-16, senapan semi-otomatis yang terkenal dengan kekuatan dan akurasinya. AR-16 merupakan modifikasi dari senapan AR-15 yang lebih terkenal, namun memiliki beberapa peningkatan teknologi yang membuatnya lebih mematikan. Sejarah dan Perkembangan AR-16

AR-16 dikembangkan sebagai penerus AR-15, dimaksudkan untuk memperbaiki beberapa aspek dari desain sebelumnya dan memberikan kemampuan yang lebih besar dalam hal akurasi, kekuatan, dan kenyamanan pengguna.

Senjata ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan militer dan lembaga penegak hukum, namun juga menarik minat para penggemar dan pemburu senjata.  Spesifikasi Teknis Kaliber Peluru: AR-16 biasanya menggunakan peluru kaliber 7,62x39mm, lebih besar dari AR-15 yang biasanya menggunakan peluru kaliber NATO 5,56x45mm. Kaliber yang lebih besar memberikan daya henti yang lebih besar dan daya penetrasi yang lebih baik. Panjang Laras: Tergantung model dan konfigurasi yang digunakan, senapan ini memiliki panjang laras kurang lebih 16 hingga 20 inci. Panjang laras ini memberikan keseimbangan yang baik antara portabilitas dan akurasi. Sistem Operasi: AR-16 menggunakan sistem operasi pelampiasan gas atau piston, yang memberikan keandalan tinggi dan mengurangi panas dan serpihan yang masuk ke mekanisme senjata, memungkinkan senjata berfungsi lebih baik dalam kondisi yang keras. Desain Ergonomis: AR-16 dilengkapi dengan popor yang dapat disesuaikan, pegangan yang nyaman, dan rel Picatinny untuk memasang aksesori tambahan seperti teropong, lampu, dan laser. Desain ini memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan senjata agar sesuai dengan kebutuhan operasional mereka. Akurasi: Dengan laras yang berat dan sistem penargetan yang canggih, AR-16 memberikan akurasi yang luar biasa bahkan pada jarak jauh. Hal ini menjadikannya pilihan yang baik untuk operasi militer dan penegakan hukum yang memerlukan penembakan yang tepat. Kapasitas magasin: Tergantung pada preferensi pengguna dan peraturan setempat, senapan ini biasanya dilengkapi dengan 20 hingga 30 magasin peluru.

Masyarakat dunia kini tengah menyita perhatian atas kejadian mengenaskan yang dialami Donald Trump, salah satu calon Presiden Amerika Serikat. Pasalnya, Trump harus menghadapi insiden pemecatan saat kampanye pemilu di Pennsylvania.

Peristiwa tersebut mengakibatkan salah satu peserta ekspedisi meninggal dunia, menimbulkan korban jiwa berat dan korban luka-luka. Donald Trump selamat dari kejadian tersebut dan menderita luka di atas telinga kanannya.

Sekadar informasi, ajang kampanye tersebut digelar untuk menjaring suara pada pemilihan presiden November mendatang. Donald Trump juga merupakan salah satu kandidat terkuat dari Partai Republik.

Diketahui, pelaku penembakan bernama Thomas Matthew Crooks melakukan aksinya dari rooftop sebuah gedung di luar lokasi kampanye saat Trump sedang berpidato. Saat ini, pelaku dilaporkan tewas di lokasi kejadian setelah ditembak oleh agen Dinas Rahasia AS.

Saat kejadian itu terjadi, FBI mengaku terkejut dengan aksi pelaku yang melepaskan tembakan tanpa disadari polisi. Kevin Rojek, Agen Khusus FBI yang bertanggung jawab di kantor Pittsburgh, juga kaget dengan kejadian tersebut.

FBI berkata, “Sungguh mengherankan bahwa pria bersenjata itu melepaskan begitu banyak tembakan tanpa petugas menyadari posisinya.”

Setelah menangkap penjahat tersebut, pihak berwenang Amerika tidak menemukan tanda pengenal apa pun di tubuhnya. Para penjahat kemudian mulai diidentifikasi menggunakan DNA dan konfirmasi biometrik.

Identifikasi ini mengungkapkan bahwa pelakunya adalah seorang remaja berusia 20 tahun. Pria bersenjata itu tewas setelah dilaporkan ditembak di kepala oleh Dinas Rahasia setelah melepaskan selusin tembakan ke arah Trump selama kampanye.

Menurut ABC News, polisi masih menyelidiki motif penembakan tersebut. Jadi setelah kejadian tersebut, beberapa lembaga federal dan negara bagian masih menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.

Khususnya untuk mengetahui bagaimana pelaku penembakan sampai di lokasi kejadian, senjata apa yang digunakan dan hal-hal lain yang masih belum terjawab secara publik. Saat ini, FBI juga meminta masyarakat untuk menyampaikan informasi.

Mulai dari informasi foto atau video terkait penembakan hingga situs resmi FBI atau nomor kontak. Di saat yang sama, Presiden AS Joe Biden menyampaikan belasungkawa atas kejadian ini.

Dia secara terbuka mengutuk penembakan tersebut dan menghubungi Trump segera setelah kejadian tersebut. Saat kejadian, Biden sendiri dikabarkan sedang berada di Delaware dan langsung kembali ke Gedung Putih pada Minggu (14/7/2024) pagi waktu setempat. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D