0 0
Read Time:1 Minute, 39 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Bagi penderita penyakit kulit autoimun, memilih perawatan kulit dan perawatan estetika yang tepat bisa menjadi sebuah tantangan.

Sebab, kondisi kulit sensitif dan mudah teriritasi memerlukan produk dan prosedur yang diformulasikan khusus untuk meredakan gejala yang semakin parah.

Penyakit autoimun umum yang menyerang kulit adalah psoriasis, skleroderma, lupus kulit, dermatomiositis, epidermolisis bulosa, dan pemfigoid bulosa.

Windy Kumala Budianti, SPTVE, Wakil Supt. DAI., Sub-Spesialis Dermato-Alergo-Imunologi, mengatakan permasalahan kulit pada penderita penyakit autoimun biasanya melibatkan kulit kering dan sensitif.

“Jadi pemilihan produk untuk kulit harus selektif sekali. Misalnya pilih yang pH-nya rendah, yang tidak perlu perawatan dengan banyak produk atau tahapan, yang basic,” jelasnya saat Grand Opening. . Pada tanggal 8 Juni 2024, Klinik Immuno Derma, Jakarta.

Meski banyak produk perawatan kulit yang mengklaim aman untuk kulit sensitif, namun pasien tetap perlu menentukan pilihan karena kondisi kulit yang berhubungan dengan penyakit autoimun berbeda dengan kondisi kulit normal.

Namun mengingat kondisi autoimun setiap orang berbeda-beda, Windy menyarankan agar Anda tetap berkonsultasi ke dokter agar perlu dilakukan penyesuaian.

“Ada yang sensitif kemerahan, ada yang kulitnya bersisik, ada yang gatal banget, tapi nggak apa-apa, perlu diperbaiki,” kata Windy.

Selain produk perawatan kulit, penderita penyakit kulit autoimun juga perlu merawat kulitnya jika ingin menjalani perawatan estetika seperti laser dan chemical peeling. 

Prinsipnya, jika alergi kambuh, sebaiknya jangan lakukan tindakan apa pun dulu, jelas Windy.

Namun jangan khawatir, kata Windy, penyakit kulit autoimun juga memiliki masa remisi, yaitu masa dimana kulit menjadi tenang dan tidak kambuh lagi. 

Orang dengan penyakit kulit autoimun menjalani semua jenis perawatan wajah selama masa remisi. “Kondisinya bukan lagi iterasi.”

Salah satu faktor yang dapat memperparah kondisi autoimun adalah pola makan atau diet. Variasi makanan dapat memicu kambuh atau timbulnya penyakit autoimun.

Makanan yang harus dihindari bagi penderita penyakit autoimun adalah gluten dan putih telur, kata ahli gizi klinis Bindari Anthida.

“Di Indonesia rata-rata gluten menempati urutan pertama dan putih telur kedua,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Makanan yang mengandung gluten seperti roti, kue, sereal, dan pasta.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D