MILAN – Sebuah dodecahedron Romawi berongga 12 sisi yang membingungkan para arkeolog karena tujuan dan maknanya yang tidak jelas, kini mendapat perhatian baru dengan penemuan baru di Norton Disney, Inggris.
Seperti dilansir Science Alert, Senin (6/5/2024), meski tidak disebutkan dalam teks atau lukisan Romawi kuno, benda-benda tersebut telah ditemukan di seluruh bekas Kekaisaran Romawi, dengan konsentrasi yang tidak biasa di Eropa utara dan Inggris.
Sampai saat ini, sekitar 130 dodecahedron telah ditemukan, tidak satupun dari mereka berada di tanah air Romawi di Italia. Keberadaan mereka di Inggris menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana bahan-bahan tersebut digunakan dan mengapa bahan-bahan tersebut menjadi begitu populer di wilayah tertentu.
Meski desainnya rumit, dodecahedron dengan lubang melingkar dan simpul rumit menunjukkan ketrampilan tinggi para perajin yang membuatnya.
Terbuat dari paduan tembaga, harganya tidak murah mengingat waktu dan bahan yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Hal ini menambah misteri di balik penciptaan dan penggunaannya.
Penemuan baru-baru ini oleh kelompok arkeologi lokal di Norton Disney, di mana Anda menjadi bagiannya, memberikan peluang baru untuk mengungkap rahasia dodecahedron Romawi.
Penelitian lebih lanjut mengenai artefak-artefak ini, termasuk konteks penemuannya dan analisis kemungkinan penggunaannya, dapat memberikan petunjuk mengenai makna dan perannya dalam masyarakat Romawi.
Meskipun dodecahedron Romawi masih diselimuti misteri, penemuan baru dan upaya penelitian berkelanjutan ini membuka peluang menarik untuk pemahaman lebih lanjut tentang budaya dan teknologi Romawi kuno.
Berikut beberapa pertanyaan menarik yang mendorong penelitian lebih lanjut:
Bagaimana dodecahedron Romawi dibuat?, Bagaimana dodecahedron digunakan? Apakah ada bukti penggunaannya dalam ritual, praktik keagamaan, dan aktivitas lainnya?
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, para arkeolog dapat lebih memahami peran dodecahedron Romawi dalam kehidupan masyarakat Romawi dan mendapatkan wawasan baru mengenai budaya dan praktik mereka.