0 0
Read Time:1 Minute, 36 Second

JAKARTA – Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Penilaian Pendidikan (BSKAP), Anandito Adetomo menegaskan, pedoman penggunaan buku teks rekomendasi tidak bersifat wajib. Hal ini terjadi setelah adanya tuduhan adanya materi sensitif dalam buku tersebut.

Panduan ini dikembangkan sebagai alat untuk mendorong guru menggunakan karya sastra di kelas mereka. Karya sastra apa yang cocok untuk SD, SMP, SMA.

Jadi tidak wajib, itu sarana. Program ini ingin mengenalkan karya sastra kepada anak-anak kita, kata Ananditu kepada wartawan di Jakarta, Jumat (31/5/2024).

Baca juga: Kemendikbud Selidiki Buku Sastra SMA yang Diduga Berisi Konten Sensitif

Dia menambahkan: “Jadi ini adalah tujuan yang baik untuk dicapai, karena tidak ada yang wajib. Tujuan dari buku panduan ini adalah untuk membantu para guru memutuskan mana yang terbaik.”

Buku panduan juga memuat iklan atau peringatan yang difoto, di-screenshot, dan dibagikan di media sosial, kecuali jika isinya berbahaya.

Baca juga: Muhammadiyah Minta Kemendikbud Berhenti Terbitkan Buku Sastra Rekomendasi, Kenapa?

“Justru sebaliknya, itu adalah upaya guru untuk mengingatkan, kalau memilih buku ini dengan hati-hati, materinya seperti ini, ada topik yang mungkin sensitif, guru pasti akan menggunakan buku ini. Karena dia pernah berkata, “Tidak ada yang perlu untuk diciptakan, segala sesuatu di alam hanyalah sebuah alat.”

Namun, dia tahu ada beberapa hal yang salah dan manualnya perlu diperbaiki. Diantaranya adalah orang tua yang memberikan informasi dan kritik mengenai buku panduan tersebut kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Karena ada kesalahan kata-katanya, misalnya yang paling parah ada penulis yang masih hidup tapi dianggap sudah mati, misalnya ada yang seperti buku panduan. opini, memberikan opini Buku atau karya sastra yang direkomendasikan sebagai jurusan bisa sangat negatif.

Namun, dia menyayangkan adanya narasi yang hanya memotong bagian sensitif tertentu. Jadi sepertinya manual ini mempromosikan pelecehan, mempromosikan kekerasan seksual, padahal justru sebaliknya.

“Terlalu sering topik-topik sensitif diutarakan secara sempit untuk dikritisi, agar tidak dikatakan bahwa ini adalah masalah di masyarakat kita, sehingga peningkatan kesadaran tidak kontraproduktif, jika dibaca secara menyeluruh. Malah justru sebaliknya,” tutupnya. ,

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D