0 0
Read Time:1 Minute, 24 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA – Produk susu bayi kini telah berkembang menjadi bisnis global bernilai miliaran dolar. Banyak produk yang dipasarkan dengan klaim dapat meningkatkan perkembangan otak atau imunitas anak, sehingga para orang tua tidak ragu untuk membelinya.

Dikutip dari Fox News, Selasa (23/4/2024), American Academy of Pediatrics (AAP) memperingatkan bahwa bayi kecil tidak terlalu membutuhkan susu dalam laporan yang diterbitkan pada Oktober 2023. Faktanya, produk tersebut berbahaya bagi anak kecil.

Apa risikonya? Menurut AAP, 80 persen susu formula bayi yang beredar di pasaran mengandung lebih banyak gula dibandingkan susu murni, dan 100 persen produk yang diuji memiliki lebih sedikit protein. Anak kecil sebaiknya tidak mengonsumsi makanan olahan, asupan garam dan gula berlebihan tidak dianjurkan.

“Untuk bayi muda yang sehat tanpa diagnosis medis tertentu, tidak ada bukti kebutuhan atau manfaat susu formula,” kata Jenelle Perry, MD, ahli neonatologi dan direktur Makanan, Nutrisi, dan Perkembangan Anak di Pediatric Group.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyatakan bahwa sebagian besar bayi di Amerika mendapatkan sebagian atau seluruh nutrisinya dari susu formula. Susu formula bayi biasa dapat ditambah dengan makanan padat yang sesuai pada usia empat hingga enam bulan.

Produk pengganti ASI diatur dalam Undang-Undang Makanan Bayi yang mewajibkan produk tersebut memenuhi kebutuhan nutrisi bayi hingga 12 bulan pertama. Jika suatu susu formula ditujukan untuk bayi di bawah usia 12 bulan, maka susu formula tersebut harus mematuhi peraturan susu formula bayi FDA dan semua peraturan makanan lain yang berlaku.

Menurut laporan studi NYU College of Global Public Health, ada dua jenis susu formula yang beredar di pasaran. Pertama, susu formula perantara untuk bayi dan balita antara 9 bulan dan 24 bulan, dan untuk bayi antara 12 dan 36 bulan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D