0 0
Read Time:1 Minute, 58 Second

dianrakyat.co.id, WASHINGTON — Kepercayaan konsumen AS turun ke level terendah dalam enam bulan pada bulan Mei. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran keluarga mengenai tingginya biaya hidup dan pengangguran, namun para pengusaha telah memperingatkan agar tidak mengambil keputusan mengenai dampaknya terhadap prospek ekonomi.

Penurunan sentimen yang lebih besar dari perkiraan yang dilaporkan oleh University of Michigan pada hari Jumat terjadi di semua kelompok umur, pendapatan dan pendidikan, serta afiliasi politik.

“Kepercayaan konsumen berfluktuasi dari bulan ke bulan dan tidak menjadi pendorong belanja konsumen dalam beberapa tahun terakhir,” kata kepala ekonom Oxford Economics Michael Pearce dilansir Reuters, Sabtu (11/5/2024).

Ia meyakini ketahanan belanja konsumen, kata dia, bergantung pada kekuatan neraca rumah tangga dan kekuatan pasar tenaga kerja. Apa yang akan terjadi, jika pasar tenaga kerja mulai menurun, katanya, Amerika Serikat akan melihat tanda-tanda munculnya kelemahan ekonomi.

Data pertama dari University of Michigan mengenai jumlah konsumen mencapai 67,4 pada bulan ini, level terendah sejak November lalu, dibandingkan dengan angka terakhir sebesar 77,2 pada bulan April. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan angka awal sebesar 76,0.

Mereka berpendapat transisi Universitas Michigan yang sedang berlangsung ke wawancara web dari survei telepon telah menurunkan peringkat berita bulan ini sekitar dua poin. Pertumbuhan ekonomi melambat pada kuartal pertama dan perusahaan mempekerjakan pekerja paling sedikit dalam enam bulan pada bulan April.

Direktur Riset Konsumen Universitas Michigan, Joanne Hsu, mengatakan konsumen menunjukkan kekhawatiran terhadap iklim, pengangguran, dan suku bunga yang mungkin berubah menjadi negatif tahun depan. Karena harga gas tetap stabil dalam beberapa minggu terakhir dan harga pasar sebagian besar tinggi, perekonomian tidak dapat menjelaskan alasan penurunan sentimen lainnya.

“Sulit untuk dijelaskan karena hanya ada sedikit bukti penurunan signifikan di pasar tenaga kerja. Rumah tangga masih menunjukkan penjualan pembelian pertama pada pertengahan April,” kata Paul Ashworth, Amerika di Utara dan perekonomian di Capital Economics .

Menurutnya, hal ini juga bisa disebabkan oleh faktor non-ekonomi lainnya, seperti pemilu mendatang, konflik antara Israel dan Iran, atau merebaknya protes Palestina di universitas. Kemudian suasana menyedihkan bagi Partai Demokrat, independen, dan Republik.

Saham-saham di Wall Street beragam. Dolar lebih kuat dari sekantong uang. Suku bunga Treasury AS turun.

Data survei mengenai ekspektasi inflasi satu tahun naik menjadi 3,5 persen di bulan Mei dari 3,2 persen di bulan April. Angka ini masih di atas angka 2,3 hingga 3 persen pada dua tahun sebelum pandemi Covid-19. (Iit Septyaningsih)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D