0 0
Read Time:3 Minute, 13 Second

JAKARTA – Memasuki musim hujan, ancaman penyakit DBD semakin nyata. Meskipun penularan demam berdarah terjadi sepanjang tahun di daerah tropis dan subtropis, curah hujan yang tinggi dapat mempengaruhi siklus hidup nyamuk atau laju reproduksi virus karena jumlah hari hujan yang tinggi biasanya mendukung perkembangan nyamuk.

Data Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukkan pada minggu ke-46 tahun 2024 terdapat 218.356 kasus DBD dengan 1.259 kematian di Indonesia. Sementara itu, kasus DBD di Provinsi Sumatera Utara termasuk 10 kasus tertinggi di Indonesia dengan 7.761 kasus; serta 5 daerah dengan angka kematian tertinggi sebanyak 52 kasus setelah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Menyikapi hal tersebut dan mengantisipasi musim hujan di penghujung tahun, PT Takeda Innovative Medicines bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, serta pemerintah dan pemangku kepentingan setempat kembali melakukan upaya rangkaian kegiatan “Langkah Bersama Pencegahan DBD” 29 November – 1 Desember 2024 Bpk. di kota Medan.

Dr. Ina Agustina Isturini, MKM., Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan RI menyampaikan terima kasih kepada PT Takeda Innovative Medicines atas komitmen tiada hentinya dalam memerangi demam berdarah di Indonesia.

“Donge masih menjadi masalah besar bagi Indonesia. Kita masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk menghilangkan demam berdarah dan mencapai tujuan nol kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030, seperti yang diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Strategi Global untuk Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah 2012 -2020. Peta Jalan Penyakit Tropis Terabaikan (NTDs) 2021-2030. Pemerintah sendiri telah menyusun Strategi Nasional Demam Berdarah Dengue 2021-2025 untuk menekan jumlah kasus. Namun keberhasilan strategi ini tidak hanya bergantung pada upaya pemerintah saja, namun juga memerlukan partisipasi aktif masyarakat. Langkah-langkah seperti penerapan 3M Plus secara berkelanjutan dan melengkapi perlindungan dengan vaksinasi merupakan bagian dari pendekatan komprehensif dalam pencegahan demam berdarah. Apalagi saat ini kita mulai menghadapi musim penghujan, dimana biasanya jumlah kasus DBD mulai meningkat. Untuk itu, kami mengapresiasi upaya berkelanjutan Takeda dalam mengedukasi masyarakat tentang bahaya demam berdarah. “Kami berharap upaya bersama ini dapat membuat masyarakat semakin teredukasi tentang bahaya virus demam berdarah sehingga dapat lebih waspada dan melakukan upaya bersama untuk memberantas penyakit yang mengancam jiwa ini,” jelasnya.

Mendukung pernyataan Dr. Ina, H. Muhammad Faisal Hasrimy, AP, M.AP., Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, menyoroti tingginya kasus DBD.

“Saat ini kita sudah memasuki musim hujan yang puncaknya antara bulan November hingga Desember. Hal ini sangat meningkatkan risiko penularan demam berdarah. Pada tahun 2024 Per 28 November, tercatat 7.994 kasus DBD di Sumut dengan 52 kematian. Jumlah kasus tertinggi tercatat di Kabupaten Karo, Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, dan Kabupaten Nias Selatan. Jumlah kasus DBD diperkirakan akan meningkat 100% dibandingkan kasus DBD pada tahun 2023 (4.687 kasus dengan 24 kematian). Dalam upaya menurunkan jumlah kasus, kami berkoordinasi dengan pemerintah pusat (Kementerian Kesehatan RI) untuk memastikan strategi pencegahan dan pengendalian demam berdarah diterapkan secara efektif. Komitmen ini mencerminkan kesepakatan yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah untuk melindungi masyarakat dari ancaman demam berdarah, ujarnya.

Menurut Muhamed Faisal, keberhasilan pemberantasan DBD akan tercapai bila ada kerja sama yang kuat antara pemerintah, swasta, dan seluruh lapisan masyarakat.

“Kami akan terus mengingatkan seluruh masyarakat untuk aktif melakukan pencegahan dengan senantiasa menerapkan 3M Plus, seperti menguras tangki, menyegel tangki, mendaur ulang barang bekas dan Plusnya, mencegah berkembang biaknya nyamuk. Caranya, Anda bisa menanam tanaman pengusir nyamuk, mengendalikan badan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat nyamuk, memasang wire mesh pada jendela dan ventilasi, menggunakan kelambu saat tidur, memakai baju lengan panjang, dll. di dalam. Pencegahan harus dimulai dari hal terkecil yaitu dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Selain itu, masyarakat juga dapat mempertimbangkan metode pencegahan inovatif seperti vaksinasi sebagai bagian dari pendekatan yang lebih komprehensif. Dengan upaya bersama dan kesadaran masyarakat yang tinggi, kami yakin angka kasus DBD di Sumut bisa ditekan. “Mari kita cegah wabah DBD sebelum menyerang karena pencegahan merupakan langkah nyata untuk melindungi keluarga dan masyarakat kita dari ancaman virus DBD,” ajaknya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D