0 0
Read Time:2 Minute, 29 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Penyakit hemoragik dengue (DBD) telah menjadi masalah kesehatan yang serius menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Demam berdarah akan mencapai puncaknya pada tahun 2023 dan menyerang lebih dari 80 negara. Indonesia juga mengalami peningkatan kasus dengan 131.501 kematian dan 799 kematian pada minggu ke-23 tahun 2024.

Direktur Departemen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Dr. Imran Pambudi mengatakan, perlu adanya pendekatan baru untuk mengatasi permasalahan demam berdarah yang semakin meningkat.

Selain Gerakan 3M Plus, teknologi nyamuk G1R1J dan Wolbachia, Kementerian Kesehatan RI berkomitmen untuk memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pihak swasta, dan menerapkan metode baru seperti vaksinasi.

Imran menekankan pentingnya kerja sama antarlembaga dalam pencegahan DBD. Selain partisipasi aktif warga, kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah, terutama kuatnya peran pemerintah daerah, menjadi kunci terlaksananya upaya pencegahan yang efektif.

 

DBD juga menjadi ancaman serius bagi anak-anak di Indonesia. Direktur Ikatan Anak Indonesia (IDAI) Cabang DKI Jakarta, Prof. Dr. Rismala Devi SpA (K) menekankan pentingnya vaksinasi demam berdarah pada anak usia enam hingga 18 tahun sebagai bagian dari pencegahan dan pengendalian penyakit tersebut.

Vaksin ini tidak hanya melindungi anak-anak yang merupakan kelompok paling rentan, tetapi juga mengurangi risiko kematian akibat demam berdarah.

Sementara itu, Direktur Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof. Dr. Sri Rezek Hadinegoro SpA (K), menjelaskan demam berdarah bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia.

Anak-anak dan orang dewasa biasanya merupakan kelompok yang paling terkena dampaknya, dengan angka kematian tertinggi di antara anak-anak.  

Dinas Kesehatan Provinsi (DINKES) Kalimantan berhasil melaksanakan program vaksinasi demam berdarah di Balikpapan dengan rata-rata keberhasilan 99%. Keberhasilan tersebut mendorong Dinas Kesehatan Kalimantan Timur untuk melanjutkan program yang menyasar 2.750 anak di Samarinda.

Ketua Komite Pasca Imunisasi (KIPI) Kalimantan Timur, Dr. william s.

Vaksin demam berdarah terbukti dapat ditoleransi dengan baik dan diharapkan dapat menurunkan angka kejadian demam berdarah di Indonesia.

PT Takeda Special Medicines melalui Presidennya Andreas Gutknecht mengumumkan dukungan penuhnya terhadap pencegahan dan pengendalian demam berdarah di Indonesia.

Melalui Dewan Demam Berdarah Indonesia, Takeda bekerja sama dengan IDAI JAYA untuk meningkatkan kapasitas petugas kesehatan dalam menangani demam berdarah dan memberikan informasi yang dapat dipercaya kepada masyarakat.

Takeda berkomitmen untuk memerangi demam berdarah melalui metode yang efektif, termasuk akses terhadap vaksin khusus, mendukung pendidikan petugas kesehatan dan berkolaborasi dengan lembaga pemerintah untuk mencapai tujuan “nol kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030”.

Kesalahpahaman tentang demam berdarah masih ada di kalangan masyarakat. Banyak orang yang percaya bahwa demam berdarah tidak berbahaya dan berpikir bahwa sekali terinfeksi maka mereka akan kebal.

Faktanya, ada empat serotipe virus dengue, dan infeksi ulang dengan serotipe lain dapat menyebabkan penyakit serius bahkan kematian.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pencegahan penyakit, termasuk pengendalian penyakit dan vaksinasi.

Vaksin DBD direkomendasikan oleh IDAI, PAPDI dan PERDOKI dan menjadi acuan dalam Penatalaksanaan Penyakit Tropis dan Infeksi DBD IDAI Inggris Tahun 2023.

WHO juga merekomendasikan dimasukkannya vaksin demam berdarah di negara atau wilayah endemis demam berdarah sebagai bagian dari program imunisasi nasional.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D