dianrakyat.co.id, JAKARTA — Perbincangan mengenai kepiting kuda saat ini sedang ramai di media sosial. Pengguna
Postingan akun @convofms X menjadi viral, dilihat lebih dari 1,3 juta kali, hingga ribuan orang membagikan ulang dan mengutip ulang postingan tersebut. Netizen membanjiri postingan tersebut dengan beragam komentar, termasuk yang tertarik dan prihatin terhadap hewan tersebut.
Kepiting tapal kuda terkenal karena “darah biru” mereka yang menjadi bahan dalam prosedur pengujian vaksin yang menyelamatkan jutaan nyawa. Rabu (6/3/2024) Dilansir The Business Insider Page, satu galon (3,7 liter) darah rajungan berharga 60 ribu dolar AS (kira-kira Rs 944,52 juta).
Harga ini berlaku pada tahun 2020, jadi mungkin sekarang lebih mahal. Tentu ada alasan besar mengapa harga darah hewan laut begitu mahal. Darah kepiting kuda ternyata punya banyak kegunaan.
Dikutip dari laman National Museum of History, darah biru cerah kepiting tapal kuda mengandung sel kekebalan penting yang sangat sensitif terhadap bakteri beracun. Ketika sel-sel ini bertemu dengan bakteri yang menyerang, mereka akan menggumpal.
Kemudian, sel-sel tersebut melindungi tubuh kepiting tapal kuda dari racun. Para ilmuwan menggunakan sel darah “pintar” ini untuk mengembangkan tes yang disebut Limulus amebosit lisat (LAL) untuk memeriksa kontaminasi pada vaksin baru. Teknik ini telah digunakan di seluruh dunia sejak tahun 1970an.
Tentu saja hal ini sangat bermanfaat bagi manusia, karena vaksin melindungi dari berbagai penyakit yang tidak diinginkan, termasuk campak, gondongan, dan Covid-19. Sayangnya, hal ini bukan pertanda baik bagi kepiting tapal kuda. Ribuan kepiting ditangkap dan dikeluarkan darahnya setiap tahun.
Para ilmuwan menyatakan bahwa kepiting terlahir kembali setelah darahnya diambil, dan diperkirakan tubuh kepiting akan mampu meregenerasi darah dalam jangka waktu tertentu. Namun, beberapa kepiting justru mati setelah mengeluarkan darah saat tes kesehatan, dan berapa banyak yang tidak dilaporkan.
Selain itu, sebagian besar kepiting tapal kuda biasanya mati karena terjerat dan tubuhnya terdampar di darat setelah mendarat untuk mencari pasangan. Hewan-hewan ini juga terkena dampak buruk dari penangkapan ikan, polusi, kenaikan permukaan laut dan pekerjaan konstruksi.
Habitat kepiting tapal kuda adalah…