0 0
Read Time:3 Minute, 55 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Indonesia sebagai negara maritim dengan sumber daya alam yang melimpah dan beragam berhasil mengukuhkan diri sebagai pemain utama di pasar global. Dengan wilayah laut yang mencakup lebih dari dua pertiga total wilayah daratan negara, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk hasil laut, mineral, dan sumber daya hutan. Kelimpahan ini memberikan Indonesia keunggulan kompetitif di berbagai sektor ekonomi, mulai dari perikanan dan perdagangan maritim, pertanian dan perkebunan hingga pertambangan dan energi.

Selain itu, Indonesia juga dikenal dengan banyak komoditas unggulan yang banyak diminati di pasar internasional, seperti produk kelapa sawit, karet, kopi, dan ikan. Komoditas-komoditas tersebut tidak hanya menjadi sumber pendapatan utama negara, namun juga memberikan kontribusi besar terhadap stabilitas perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Dengan strategi pengelolaan sumber daya yang terus ditingkatkan dan berkelanjutan, Indonesia meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya agar mampu bersaing dengan negara lain secara global.

Pemerintah Indonesia telah melakukan banyak upaya untuk pengembangan sektor-sektor tersebut, termasuk memperbaiki infrastruktur, mendukung kebijakan perdagangan, serta mempromosikan dan memasarkan produk unggulan di berbagai pameran internasional. Kombinasi antara potensi alam yang besar, komoditas unggulan dan dukungan kebijakan yang tepat menjadikan Indonesia sebagai pemain yang semakin terukur dalam perekonomian global.

Berikut dianrakyat.co.id Selasa (2/7/2024) mengulas daftar barang ekspor Indonesia yang dirangkum dari berbagai sumber.

Dikutip dari situs resmi Badan Pusat Statistik (BPS), daftar komoditas ekspor nonmigas terbesar pada April 2024 adalah sebagai berikut: Bahan bakar mineral senilai US$18,7 miliar mencerminkan besarnya peran Sektor energi dalam perekonomian ekspor Indonesia. Lemak dan minyak hewan/nabati bernilai US$2,7 miliar. Menunjukkan kekuatan Indonesia di sektor agribisnis. Besi dan baja senilai US$2,2 miliar mencerminkan kontribusi industri logam terhadap perekonomian nasional. Logam mulia dan perhiasan/permata senilai US$478,9 juta, meskipun menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah bijih, terak dan abu sebesar US$423,5 juta. Nikel dan turunannya senilai US$210,6 juta merupakan potensi besar bagi sektor pertambangan dan pengolahan mineral Indonesia. Garmen dan Aksesori (Anyaman) senilai US$346,6 juta. Limbah industri makanan bernilai US$216,8 juta. bahan kimia anorganik senilai US$162,4 juta. Kapal, perahu, dan bangunan terapung senilai US$8 juta mencerminkan keragaman barang ekspor Indonesia, termasuk sektor manufaktur dan teknologi kelautan.

Dengan banyaknya potensi produk pertanian di Indonesia, daftar barang ekspor di atas menjadi salah satu prioritas karena melimpah. Data tersebut mencerminkan keberagaman barang yang menjadi andalan ekspor Indonesia ke pasar dunia. Selain daftar barang di atas, masih ada beberapa barang ekspor Indonesia yang patut Anda waspadai, yaitu: hewan hidup. daging hewan.        Ikan, krustasea, dan moluska. Susu, mentega, dan telur. sayuran buah. Kopi, teh, dan rempah-rempah. Sereal. Gula dan permen.    Kakao dan produk olahannya.       Diolah dari tepung. Diolah dari sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan. Produk farmasi.        Pupuk.           Bahan dan warna kecokelatan. usaha yang serius. 

Padahal dari sumber yang sama, pada April 2024, ekspor Indonesia senilai US$19,62 miliar, turun 12,97 persen dibandingkan ekspor Maret 2024. Namun terjadi peningkatan sebesar 1,72 persen dibandingkan nilai ekspor pada April 2023. Sementara ekspor nonmigas pada April 2024 tercatat sebesar US$ 18,27 miliar, turun 14,06 persen dibandingkan Maret 2024, namun naik 1,33 persen dari April 2023.

Secara kolektif, nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga April 2024 mencapai US$81,92 miliar atau turun 5,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Untuk ekspor di luar migas, totalnya mencapai US$76,67 miliar pada periode yang sama. , turun 5,43 persen. Di antara sepuluh komoditas utama nonmigas, penurunan terbesar pada April 2024 terjadi pada logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$ 478,9 juta atau 34,88 persen dibandingkan Maret 2024, sedangkan kenaikan terbesar terjadi pada nikel dan produk nikel. telah direkam. US$210,6 juta atau 45,85 persen.

Jika dilihat dari sektor tertentu, ekspor nonmigas industri pengolahan selama Januari-April 2024 mengalami penurunan sebesar 1,97 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ekspor produk pertambangan dan lainnya mengalami penurunan sebesar 17,22 persen, sedangkan ekspor produk pertanian, kehutanan, dan perikanan justru meningkat sebesar 6,90 persen. Pada April 2024, Tiongkok menjadi eksportir nonmigas terbesar yaitu sebesar US$4,28 miliar, disusul India sebesar US$1,81 miliar, dan Amerika Serikat sebesar US$1,75 miliar, dengan ketiga negara tersebut menyumbang 42,98% dari total ekspor nonmigas. dan berkontribusi pada ekspor gas. dan ekspor gas. Selain itu, ekspor ke ASEAN mencapai US$3,35 miliar dan ke Uni Eropa (27 negara) mencapai US$1,24 miliar. Berdasarkan provinsi asal barang, ekspor terbesar Januari-April 2024 adalah dari Jawa Barat senilai US$11,64 miliar atau 14,21 persen, disusul Kalimantan Timur dan Jawa Timur senilai US$8,38 miliar atau 10,23 persen. dilakukan dari persen. dengan US$8,22 miliar atau 10,04 persen.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D