0 0
Read Time:2 Minute, 3 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Pakar kedokteran penerbangan Retno Wibawanti mengatakan pilot lebih rentan mengalami kelelahan. Dijelaskannya, kelelahan bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu reaksi fisiologis atau normal yang dialami setiap orang, termasuk pilot, ketika kapasitas fisik dan mentalnya menurun.

Kelelahan bisa disebabkan oleh banyak hal, imbuh Retno, seperti kurang tidur, terjaga terlalu lama, terganggunya ritme sirkadian dan beban kerja, baik fisik maupun mental.

“Dalam konteks penerbangan, (kelelahan) mengganggu kesadaran dan kemampuan seseorang dalam mengoperasikan pesawat atau menjalankan tugas penerbangan dengan aman,” kata Retno dalam Aplikasi Kerangka Kerja Medis Penerbangan FKUI pada Selasa, 19 Maret 2024.

Kondisi ini terlihat pada pilot dan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan pesawat. Kelelahan tidak didefinisikan sebagai penyakit, namun penting untuk mengendalikan faktor risiko. Pengelolaan kelelahan memerlukan kerja sama para pemangku kepentingan di industri penerbangan.

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) merekomendasikan Sistem Manajemen Risiko Kelelahan (FRMS) untuk negara-negara anggotanya.

ICAO mendefinisikan FRMS sebagai pendekatan berbasis data untuk terus memantau dan menjaga risiko keselamatan terkait kelelahan. Ini adalah pengalaman kerja berdasarkan prinsip dan pengetahuan ilmiah, dan ditujukan agar pekerja yang bersangkutan bekerja pada tingkat kesadaran yang sesuai.

Untuk mencegah kelelahan, Retno mengembangkan Kerangka Aplikasi Self-Assessment (Penilaian Risiko Kelelahan dengan Saran Medis). Aplikasi ini dapat digunakan langsung oleh masing-masing pilot dengan melakukan self-assessment. Dengan aplikasi ini, pilot dapat mengidentifikasi dan menilai risiko kelelahan.

“Selain untuk menilai tingkat aktivitas fisik dan kualitas tidur seorang pilot, semangat dari aplikasi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran diri sesama pilot dalam upaya menjaga kesehatan,” ujarnya.

“Dengan adanya aplikasi ini, kami berharap dapat mencegah kelelahan dan menjaga kinerja awak pesawat tetap baik,” imbuhnya.

Pengembangan aplikasi oleh Retno Wibawanti dan pakar lainnya yaitu Dr. Amelia Agustina, Sp.KP; Dan Dr. Retno Asti Wardhani, M.Epid, Sp.KKLP

Aplikasi FRAMES merupakan aplikasi self-assessment dan setiap pilot dapat mengaksesnya langsung dengan mengunduh aplikasi dari Android Play Store.

“Aplikasi ini mencakup unit penyaringan dan penilaian tingkat latihan dan kualitas tidur. Pilot akan menerima rekomendasi berdasarkan penilaian ini, seperti tingkat latihan dan kualitas tidur,” ujarnya.

Retno juga menjelaskan bahwa aplikasi ini dapat banyak digunakan oleh pilot Indonesia untuk meningkatkan kesadaran diri dan mengurangi risiko kelelahan. Dan maskapai penerbangan atau pengendali dapat menggunakannya sebagai tindakan pencegahan kelelahan, yang direkomendasikan untuk menerapkan sistem manajemen risiko kelelahan.

Retno menambahkan, aplikasi FRAMES ini merupakan bagian dari rangkaian pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Aviation Medicine Research Program (PROD).

“Rangkaian (pengabdian masyarakat) ini diawali dengan penyusunan panduan praktis manajemen kelelahan pilot. Setelah panduan ini selesai, kami menghentikan dan mengembangkan aplikasi ini,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D