0 0
Read Time:3 Minute, 45 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA — Mengemudi dalam keadaan mengantuk atau mengantuk merupakan salah satu penyebab terganggunya keselamatan berkendara. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh kelelahan dan kurang tidur.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengemudi sambil kurang tidur memiliki efek yang sama dengan mengemudi dalam keadaan mabuk. The Governors Highway Safety Association (GHSA), misalnya, mengatakan bahwa tidak tidur selama 24 jam setara dengan memiliki kadar alkohol dalam darah sebesar 0,10 persen. Tingkat alkohol dalam darah ini berada di atas batas legal untuk mengemudi di seluruh 50 negara bagian Amerika Serikat.

Pada dasarnya, siapa pun bisa mengalami mengantuk saat mengemudi. Namun, ada beberapa kelompok yang dinilai lebih rentan mengalami kantuk saat mengemudi. Berikut kelompok risiko mengalami mengantuk saat berkendara menurut Sleep Agency melalui situs resminya, per Sabtu (13/4/2024):

1. Pengemudi niaga yang mengemudikan mobil derek, truk pickup, traktor-trailer, dan kendaraan besar lainnya.

2. Pekerja shift yang bekerja pada malam hari atau bekerja berjam-jam.

3. Penderita insomnia yang mengalami insomnia atau kesulitan bernapas saat tidur.

4. Orang yang memakai obat-obatan yang mempengaruhi tidur.

Mengemudi dalam keadaan mengantuk dianggap membahayakan keselamatan karena dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Menurut Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA), misalnya, terdapat 91 ribu kecelakaan mobil dan hampir 800 kematian pada tahun 2017 di Amerika Serikat. Banyak pengemudi yang terlibat kecelakaan itu mengantuk karena kurang tidur.

Beberapa faktor lingkungan diketahui meningkatkan risiko kecelakaan terkait mengemudi dalam keadaan mengantuk. Ada yang mengemudi antara pukul 0.00 dan 06.00 dan mengemudi sendiri.

Oleh karena itu, penting bagi pengemudi untuk mengenali tanda-tanda mengemudi dalam keadaan mengantuk dan melakukan tindakan pencegahan. Berikut gejala mengantuk saat mengemudi yang patut diwaspadai:

1. Menguap atau berkedip terus-menerus

2. Merasa mengantuk

3. Kesulitan menjaga kepala tetap tegak

4. Kesulitan mengingat jarak yang ditempuh

5. Pintu keluar tol atau rambu lalu lintas hilang

6. Mengemudi terlalu dekat dengan kendaraan lain

7. Mengabaikan rambu-rambu jalan atau menabrak trotoar

 

Jika Anda merasa mengantuk saat berkendara, hal pertama yang harus segera Anda lakukan adalah menghentikan mobil. Parkirkan mobil dengan aman di tempat yang aman dan usahakan untuk tidur selama 20 menit atau hingga tubuh terasa segar dan siap untuk berkendara kembali.

 

Mengonsumsi kopi atau minuman berkafein lainnya dapat meredakan nyeri sementara. Namun, setelah efek kafeinnya hilang, tidur akan kembali.

 

Oleh karena itu, pengemudi disarankan minum kopi sambil tidur siang sebentar jika merasa mengantuk. Namun, pengemudi tidak disarankan untuk mengandalkan kopi atau minuman berkafein untuk mencegah rasa kantuk saat berkendara.

 

Dibandingkan mengatasi rasa ngantuk saat berkendara, alangkah baiknya jika pengemudi bisa mencegah fenomena //mengantuk saat mengemudi/. Berikut empat hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah //sleepy Driving// menurut //Sleep Foundation/:

 

Tidur yang cukup

 

Kebanyakan orang dewasa berusia 18-64 tahun membutuhkan setidaknya tujuh jam tidur malam. Sebaliknya, lansia berusia 65 tahun ke atas mungkin memerlukan waktu tidur lebih sedikit, meski tetap disarankan untuk tidur tujuh jam semalam.

 

Orang yang tidur kurang dari tujuh jam mempunyai risiko lebih tinggi mengalami kecelakaan akibat //mengantuk saat mengemudi/. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan tidur yang cukup sebelum berkendara.

 

Hindari konsumsi alkohol

 

Mengemudi di bawah pengaruh alkohol tidak hanya membahayakan Anda, tetapi juga membahayakan orang lain. Meski dalam batasan hukum, meminum alkohol dapat meningkatkan risiko tertidur saat mengemudi.

 

Oleh karena itu, hindari meminum minuman beralkohol sebelum mencapainya. Faktor lain yang perlu dihindari sebelum berkendara adalah obat-obatan yang mempengaruhi tidur.

 

Atur waktu mengemudi

 

Hindari berkendara antara pukul 24.00 malam hingga 06.00 pagi. Hal ini karena kecelakaan yang berhubungan dengan //sleep Driving// biasanya terjadi pada waktu tersebut. Waspadai juga pengemudi lain di jalan yang menunjukkan tanda //mengantuk mengemudi/.

 

Namun bila tidak memungkinkan, tingkatkan perhatian Anda semaksimal mungkin saat berkendara mulai pukul 24.00 malam hingga pukul 06.00 pagi. Jika Anda mengalami gejala //mengantuk mengemudi//, segera menepi dengan aman dan istirahat sejenak.

 

Memperbaiki kebiasaan tidur

 

Kualitas tidur perlu dicapai melalui kebiasaan tidur yang baik. Untuk menciptakan kebiasaan tidur yang baik, usahakan tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Selain itu, ciptakan lingkungan ruangan yang mendukung seperti meredupkan lampu dan mendinginkan suhu ruangan.

 

Hal lain yang perlu dilakukan adalah menghindari paparan perangkat sebelum tidur dan tidak meletakkan perangkat atau perangkat elektronik di kamar tidur. Hindari juga konsumsi kafein sebelum tidur agar tidur tidak terganggu.

 

Jika Anda tidak bisa tertidur setelah berada di tempat tidur selama 20 menit atau lebih, cobalah bangun sebentar dan pergi ke ruangan lain di rumah. Tunggu beberapa saat hingga tubuh terasa lelah lalu kembali ke kamar dan cobalah tidur kembali.

 

Hal lain yang perlu dilakukan adalah menerapkan kebiasaan sehat. Diantaranya adalah berolahraga secara teratur dan mengonsumsi makanan sehat. 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D