dianrakyat.co.id, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meluncurkan indeks baru bernama IDX Cyclical Economy 30 yang mulai bekerja pada 15 Juli 2024.
IDX Cyclical Economy 30 merupakan indeks yang mengukur nilai 30 saham siklis berdasarkan subsektor IDX Industrial Classification (IDXIC) dengan kapitalisasi dan kapitalisasi pasar tinggi serta didukung oleh empat prinsip perusahaan yang baik.
Berdasarkan pengumuman Bursa, Jumat (12/7/2024), perhitungan Indeks IDX Cyclical Economy 30 menggunakan kapitalisasi volatilitas pasar bebas dan level bobot tertinggi sebesar 25% yang disesuaikan saat itu. tes.
Indeks IDX Cyclical Economy 30 dihitung mulai tanggal 1 Maret 2019 dengan nilai dasar 100. Pengujian Indeks IDX Cyclical Economy 30 terdiri dari pengujian besar dan pengujian kedengarannya kecil. Ini adalah ujian besar dalam memilih makanan dan penurunan berat badan setiap bulan Februari dan Agustus.
Pada hari kerja pada hari perdagangan pertama bulan Maret dan September. Saat itu, tes kecil meliputi koreksi berat badan. Jadwal ujiannya pada bulan Mei dan November. Tanggal validitas tes minimal adalah hari perdagangan pertama pada bulan Juni dan Desember.
BEI menghitung bobot saham awal dan penyesuaian yang digunakan dalam perhitungan Indeks IDX Cyclical Economy 30.
Daftar saham-saham yang termasuk dalam satu kelompok pada awal periode perdagangan dan jumlah saham yang digunakan dalam perhitungan Indeks IDX Cyclical Economy 30 periode perdagangan 15 Juli sampai dengan 30 Agustus 2024 adalah sebagai berikut:
1 ACES – Life Aspirasi Indonesia Tbk
2 ANTM – Aneka Tambang Tbk
3 ARTO – Bank Jago Tbk
4 BBCA – Bank Sentral Asia Tbk
5 BBNI – Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
6 BBRI – Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
7 BBTN – Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
8 BMRI – Bank Mandiri (Persero) Tbk
9 BOGA – Bintang Oto Global Tbk
10 BRIS – Bank Syariah Indonesia Tbk
11 BRMS – Bumi Resources Minerals Tbk
12 BRPT – Barito Pasifik Tbk
13 BTPS – Bank BTPN Syariah Tbk
14 CASA – Capital Financial Indonesia Tbk
15 CMNT – Cemindo Gemilang Tbk
16 CTRA – Ciputra Development Tbk
17 ERAA – Erajaya Swasembada Tbk
18 ESSA – ESSA Industries Indonesia Tbk
19 FILM – MD Pictures Tbk
20 INCO – Vale Indonesia Tbk
21 INKP – Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
22 INTP – Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
23 MAPI – Mitra Adiperkasa Tbk
24 MDKA – Merdeka Tembaga Emas Tbk
25 MNCN – Media Nusantara Citra Tbk
26 PNLF – Panin Financial Tbk
27 SCMA – Surya Citra Media Tbk
28 SMGR – Semen Indonesia (Persero) Tbk
29 SRTG – Saratoga Investama Sedaya Tbk
30 TPIA – Chandra Asri Pasifik Tbk
Sebelumnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) banyak perusahaan yang mengajukan penawaran umum perdana (IPO).
Hingga 5 Juli 2024, terdapat 27 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa. Dana hasil IPO diperkirakan mencapai Rp 4,05 triliun.
Direktur Utama BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, saat ini terdapat 24 perusahaan yang siap mengoperasikan platform value tersebut. Dari segi produk masih didominasi oleh perusahaan menengah. Saat ini jika dilihat dari sektornya, sebagian besar berasal dari sektor non-komersial.
“Sejauh ini ada 24 perusahaan yang sedang dalam proses untuk dicatatkan di BEI,” kata Nyoman kepada wartawan, Sabtu (6/7/2024).
Berdasarkan POJK nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 6 perusahaan yang memiliki aset di atas Rp 250 miliar. Lalu ada 15 perusahaan dengan aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. 3 perusahaan lainnya memiliki aset kecil kurang dari Rp 50 miliar.
Saat ini, informasi grup adalah sebagai berikut:
• 0 perusahaan dari sektor material utama
• 2 perusahaan dari bidang penjualan sepeda
• 8 perusahaan dari sektor non-komersial
• 1 perusahaan dari sektor energi
• 2 perusahaan dari sektor keuangan
• 3 perusahaan dari bidang kesehatan
• 4 perusahaan dari sektor industri
• 0 perusahaan dari sektor besar
• 1 perusahaan dari sektor bangunan dan konstruksi
• 2 perusahaan dari sektor teknologi
• 1 perusahaan dari bidang logistik dan logistik
Saat ini Bursa mencatat 64 emisi dari 40 emiten EBUS dengan total Rp63,4 miliar. Pada tanggal 5 Juli 2024, 40 pelepasan dari 29 EBUS telah diterbitkan dalam jalur obligasi.
Berikut rincian sektor penerbitan obligasi:
• 5 perusahaan dari sektor material utama
• 1 perusahaan dari pasar sepeda
• 2 perusahaan dari sektor non-siklus
• 2 perusahaan dari sektor energi
• 13 perusahaan dari sektor keuangan
• 0 perusahaan dari sektor kesehatan
• 2 perusahaan dari sektor industri
• 4 perusahaan dari sektor besar
• 0 perusahaan dari sektor bangunan dan konstruksi
• 0 perusahaan dari sektor teknologi
• 0 perusahaan dari sektor pengangkutan dan transportasi