0 0
Read Time:2 Minute, 5 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA – Dokter Zulvia Oktanida Syarif, psikiater RSUD Tarakan Jakarta, mengatakan sakit perut sebenarnya bisa menjadi tanda anak mengalami gangguan kecemasan. Oleh karena itu, Zulvia mengimbau para orang tua untuk peka terhadap anaknya dan tidak langsung menghakimi. 

“Kalau anak-anak, bisa jadi itu tandanya dia sakit perut dan tidak masuk sekolah. Misalnya kita sudah diperiksa ke dokter anak tidak ada masalah, artinya tanda tanya, kata Zulvia. RSUD Jakarta Tarakan pada Selasa (23/7/2024). 

Saat anak mengalami hal tersebut, orang tua dapat mencoba menganalisis apa yang terjadi. Misalnya, jika anak tidak mau bersekolah, orang tua bisa mencoba mencari tahu bagaimana perasaan anak terhadap sekolah. 

Zulvia menambahkan, peran dan kepekaan orang tua sangat diperlukan dalam mengatasi kekerasan terhadap anak. Sebab tidak semua anak pandai berkata dan mengungkapkan apa yang terjadi pada dirinya. 

“Jadi kita harus ‘mewaspadai’ perubahan perilaku anak karena mereka tidak bisa langsung melaporkannya,” kata Zulvia. 

Zulvia mengatakan, anak dengan gangguan kecemasan umumnya juga memiliki gejala seperti rasa takut, cemas, dan marah ketika anak masih sangat kecil. Agar lebih peka terhadap tingkah laku anak, Zulvia pun menghimbau para orang tua untuk menjadi pendengar yang baik terhadap anaknya. Dengan cara ini, anak merasa lebih nyaman dan terbuka dengan orang tuanya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak meremehkan atau mengabaikan dan mengabaikan anak-anak yang mengalami kekerasan. Sebab, menurut Zulvia, anak yang mengalami kekerasan memiliki risiko tinggi mengalami gangguan jiwa di kemudian hari. 

Bahkan, hal tersebut juga dapat memengaruhi kemampuannya dalam menjalin hubungan yang sehat dan menjalani kehidupan yang produktif. “Jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama tentu berdampak pada kesehatan anak, baik fisik maupun mental. Dan tentang hubungan mereka. “Anak-anak dapat mengembangkan ‘masalah kepercayaan’ seiring mereka tumbuh dewasa,” kata Zulvia.

Ia menjelaskan bahwa orang tua juga perlu mengetahui bahwa ada banyak jenis kekerasan: kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan emosional, dan penelantaran.

Oleh karena itu, para orang tua perlu mewaspadai bila anak mengalami gejala kesehatan mental akibat kekerasan, kata Zulvia. 

Gejala gangguan kesehatan mental pada anak yang mengalami kekerasan antara lain kecemasan, depresi, gangguan stres pasca trauma (PTSD), dan masalah perilaku.

“Kalau memang begitu, cari tahu apa penyebabnya dan temui profesional secepatnya,” kata Zulvia.

Selain itu, Zulvia mengatakan jika ada anak yang mengalami kekerasan, maka orang tua bisa bertindak terlebih dahulu. Hal pertama yang dapat dilakukan orang tua adalah melindungi dan memberikan dukungan emosional kepada anak. 

Zulvia menegaskan, agar orang tua menunjukkan rasa iba dan tidak menggunakan kata-kata yang menuduh terhadap anak. Kemudian hindari mengajukan pertanyaan kepada anak yang mengharuskannya menceritakan pengalamannya beberapa kali.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D