0 0
Read Time:51 Second

REPUBLIK. Penelitian ini dilakukan di kawasan Teluk Jakarta karena tingginya konsentrasi polutan kimia, biologi, dan radioaktif dari darat dan laut akibat aktivitas manusia.

 

Kawasan ini merupakan tempat mengalirnya berbagai senyawa polutan dari 13 sungai yang mengalir ke Jakarta, kata Yhsan Budi Wahiono, peneliti Pusat Lingkungan dan Teknologi Bersih Brin, dalam keterangannya, Sabtu (27/4/2024).

 

Yhsan menjelaskan, tingginya konsentrasi bijih seng biasanya disebabkan oleh proses antropogenik, yakni aktivitas warga yang membuang limbah ke sungai dan air laut. Hal ini dapat menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat.

 

Studi tahun 2019 yang dilakukan Ihsan menemukan bahwa bijih seng di Teluk Jakarta berkisar antara 0 hingga 0,280 mg per liter. Kontaminasi bijih seng berkisar antara 0,003 hingga 0,097 mg per liter dalam penelitian yang dilakukan setelah reklamasi.

Data menunjukkan konsentrasi bijih seng di Teluk Jakarta mengalami peningkatan. Akumulasi logam berat pada banyak biota perairan dapat digunakan sebagai biomonitor dan bioindikator tingkat pencemaran pada ekosistem perairan.

 

“Rajungan dan bandeng dapat dijadikan bioindikator lingkungan karena kemampuannya dalam mengakumulasi logam seng,” kata Ikhsan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D