dianrakyat.co.id, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) telah membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sedikitnya Rp 48,1 triliun atau Rp 319 juta untuk tahun buku 2023.
Jumlah tersebut sudah termasuk dividen interim yang dibayarkan kepada pemegang saham pada 18 Januari 2024 sebesar Rp 12,67 triliun atau Rp 84 per saham. Dengan demikian, sisa dividen tunai yang dibagikan kepada pemegang saham sedikitnya Rp 35,45 triliun atau Rp 235 per saham.
Pembagian dividen ini berlaku untuk informasi keuangan BRI tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, induk BRI IDR meraup laba bersih sebesar 60,1 triliun. Saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sekitar Rp 12 triliun dan total ekuitas 316,47 triliun.
Dividen dibagikan berdasarkan dividen, pertama, dividen Negara Republik Indonesia sebesar 25,71 triliun. Termasuk dividen interim sebesar Rp6,7 triliun yang dibayarkan kepada Republik Indonesia pada 18 Januari 2024. Dengan demikian, sisa dividen yang dibayarkan ke negara sebesar Rp 18,94 triliun yang masuk ke rekening kas.
Jumlah dividen tersebut sedikitnya sebesar Rp 22,38 triliun, termasuk dividen interim sebesar Rp 5,89 triliun yang dibagikan kepada masyarakat pada 18 Januari 2024. Dengan demikian, sisa dividen tunai yang akan dibagikan kepada masyarakat setidaknya sebesar Rp 16,49 triliun yang akan dibayarkan kepada pemegang saham negara sesuai kepemilikan sahamnya.
Berdasarkan informasi yang diungkapkan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (03/05/2024), jadwal pembagian dividen BRI adalah sebagai berikut: Tanggal pembayaran dividen untuk pasar normal dan negosiasi: 13 Maret 2024. Pasar Reguler dan Pasar Sepakat: 14 Maret 2024 Pasar Tunai Tanggal Dividen Karet: 15 Maret 2024 Pasar Tunai Tanggal Ex-Dividen: 20 Maret 2024 Tanggal Pencatatan DPS: 2024 15 Maret
Pada tahun 2024, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan dua digit sebesar 10-11% dibandingkan tahun lalu. Hal ini merupakan salah satu komitmen BRI untuk terus menjadi motor penggerak perekonomian tanah air, khususnya dalam penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Dengan pertumbuhan kredit BRI sebesar 11,2% pada tahun 2023, BRI ingin melanjutkan pertumbuhan agresif sebesar 10-11% dari nilai nominal 10.000 triliun pada tahun 2024, jadi itu sangat besar. Strategi Melanjutkan fokus mikro dan perusahaan menengah BRI, kami berencana untuk melangkah maju lebih kecil,” yakni memasuki segmen ultra mikro. Itu sebabnya kami menjadikan UMi Holding sebagai sumber pertumbuhan baru,” kata Sunarso, Presiden BRI.
Investor memandang positif komitmen BRI terhadap pertumbuhan berkualitas yang berkelanjutan. Riset Analis Buana Capital Securities James Stanley Widjaja menargetkan harga BBRI Rp 6.800/saham. Pendapatan dari uang muka pinjaman, kontribusi Kupedes yang lebih besar, pengendalian biaya dan normalisasi biaya pinjaman.
“Pandangan kami. Kami menegaskan rekomendasi BUY kami dengan target harga yang lebih tinggi yaitu Rp 6.800/saham. Dengan ROE 21% dan pertumbuhan 7%, kami telah memperoleh PBV 3,0x dengan menggunakan GGM,” kata James Stanley.
Konsensus analis dari 34 analis yang dihimpun Bloomberg memberi BBRI target harga Rp 6.659,94/saham dalam 12 bulan ke depan. Sebanyak 33 analis merekomendasikan beli saham BBRI.
Hingga akhir tahun 2023, BRI mampu menggenjot penyaluran kredit hingga Rp1.266,4 triliun, meningkat 11,2% dibandingkan tahun lalu. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan penyaluran kredit tahunan perbankan nasional sebesar 10,4% pada tahun 2023.
“Pinjaman BRI mencapai 1.266 triliun. Artinya mampu tumbuh sebesar 11,2%. Menariknya lagi, untuk BRI, porsi pinjaman UKM BRI mencapai 84,38%. Kami tetap fokus ke UKM. Target kami di tahun 2025 bisa mencapai 85 .% per tahun,” katanya.
Baru-baru ini BRI menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 di Jakarta (01/03). Dalam rapat umum tersebut, perseroan menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 48,10 triliun atau Rp 319 per saham atau sekitar 80,04% dari laba.
Dividen yang dibagikan BRI meningkat 10,59% dibandingkan nominal yang dibayarkan pada tahun 2023 sebesar Rp 43,49 triliun. Dividen sebesar Rp48,10 triliun atau Rp319 per saham sudah termasuk jumlah dividen interim yang dibagikan kepada pemegang saham pada 18 Januari 2024 sebesar Rp12,67 triliun atau Rp84.