dianrakyat.co.id, Jakarta – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) akan membagikan dividen TA2023 sebesar Rp 406,06 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis pada Selasa (28/05/2024), PT BFI Finance Indonesia Tbk membagikan dividen tunai sesuai dengan keputusan rapat umum pemegang saham (RUPST) tanggal 22 Mei 2024 D ‘Dividen perusahaan sebesar Rp 27.
Perseroan membagikan dividen berdasarkan data keuangan per 31 Desember 2023. Diantaranya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada induk usaha sebesar Rp1,64 triliun, saldo laba tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp8,53 triliun, dan jumlah ekuitas sebesar Rp9,49 triliun. Laporan Pengeluaran Dividen pada
Berikut jadwal pembagian dividen tahun buku 2023: Tanggal Efektif 22 Mei 2024 Tanggal Cum Dividen Biasa dan Diperdagangkan 3 Juni 2024 Tanggal Cum Dividen Biasa dan Diperdagangkan 4 Juni 2024 Cum Dividen Pasar Tunai Tanggal 5 Juni 2024 Pasar Tunai Ex Dividen Tanggal 6 Juni 2024 tanggal pendaftaran Pemegang Saham (DPS) berhak atas dividen tunai 5/6/2024, batas waktu pembayaran dividen 21/6/2024
Pada penutupan perdagangan Selasa 28 Mei 2024, harga saham BFIN turun 1,83 persen menjadi Rp 1.070 per saham. Saham BFIN dibuka pada harga Rp 1.090 per saham. Harga saham BFIN berada pada level tertinggi Rp 1.105 dan terendah Rp 1.070 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.501 kali dengan volume perdagangan 47.644 lembar saham. Nilai transaksi Rp 5,2 miliar.
Sebelumnya, Direktur Utama PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) Francis Lay Sioe Ho menerbitkan 200.000 saham BFIN pada pertengahan Maret 2024.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/03/2024), Direktur Utama PT BFI Finance Indonesia Tbk Francis Lay Sioe Ho menjual 200.000 lembar saham BIFF pada 13 Maret 2024 di harga Rp 1315 per saham. Dengan demikian, nilai penjualan saham tersebut sekitar Rp 263 juta.
“Tujuan transaksi disinvestasi investasi. Status kepemilikan langsung,” tulis Direktur BFI Finance Indonesia Andrew Adiwijanto.
Usai penjualan saham, Francis Lay Sioe Ho menguasai 343.908.180 saham BFIN atau 2,15 persen dari sebelumnya 344.108.180 atau setara 2,16 persen.
Pada penutupan perdagangan saham Senin 18 Maret 2024, saham BFIN menguat 0,78 persen di Rp 1.300 per saham. Nilai transaksi saham BFIN sebesar Rp 20,57 miliar dan volume perdagangan sebanyak 15,76 juta lembar saham. Total frekuensi perdagangan 2.195 kali.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuasi pada perdagangan saham Senin 18 Maret 2024. Pergerakan IHSG ini di tengah sebagian besar sektor ekuitas yang menghijau.
Berdasarkan data RTI, IHSG melemah 0,35 persen menjadi 7.302,44. Indeks LQ45 turun 0,39 persen menjadi 993,60. Sebagian besar indeks saham acuan berubah menjadi merah.
Pada perdagangan awal pekan ini, IHSG bergerak ke level tertinggi 7358,55 dan terendah 7300,94. Sebanyak 256 saham melemah sehingga menekan IHSG. Namun ada 266 saham yang menguat menahan koreksi IHSG. 252 saham tetap di tempatnya. Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.196.201 kali dengan volume perdagangan 17,9 miliar lembar saham. Nilai transaksi harian saham tersebut sebesar Rp 9,7 triliun. Posisi Dolar AS terhadap Rupee sekitar 15.675.
Investor asing memborong saham senilai Rp 97,74 miliar pada awal pekan ini. Dengan demikian, pada tahun 2024, investor asing akan membeli saham senilai Rp 26,20 triliun.
Diberitakan sebelumnya, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) memperkirakan penyaluran pembiayaan akan kembali normal pada kuartal IV 2023. Namun fokus utama perseroan adalah pembiayaan mobil bekas dan alat berat.
Lebih lanjut, CFO PT BFI Finance Indonesia Tbk Sudjono mengatakan kliennya mengincar pembiayaan baru yang mencapai Rp 20 hingga 21 triliun pada 2023. Semester tahun 2023. Pendanaan baru meningkat 20.000 setiap tahun dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
Pada kuartal III-2023, kinerja BFI Finance Indonesia diprediksi akan stagnan, salah satunya dipicu oleh serangan siber yang terjadi pada jaringan teknologi informasi (IT) perusahaan.
“Kurang lebih flat. Karena di akhir semester I 2023 kita ada sedikit masalah, kita kena serangan siber. Dampaknya kecil, kita harus sedikit melambat. Tapi di kuartal IV 2023, “Sementara ini kami masih melakukan pembersihan, sehingga belum berani agresif,” katanya dikutip Antara, ditulis, Minggu (10 September 2023).
Dari sisi strategi pembiayaan, perseroan akan terus fokus pada valuasi yang tepat, sasaran konsumen yang tepat, dan proses kredit yang tepat, kata Sudjono.
Ia mengatakan, fokus utama pembiayaan perseroan akan tetap pada mobil bekas dan alat berat, seiring membaiknya kinerja segmen tersebut pada 2023.
“Tahun ini pertumbuhan alat berat lebih cepat dibandingkan bursa. Alat berat tumbuh 40 persen pada tahun ini sesuai penyaluran dana, dan bursa lebih kecil,” ujarnya.
Sementara itu, BFI menjaga risiko kredit yang relatif rendah dengan tingkat non-performing finance (NPF) sebesar 0,79 persen pada semester pertama tahun 2023.
Laba bersih perseroan pada periode tersebut sebesar Rp 848,4 miliar. Sedangkan total pendapatan sebesar Rp3,2 triliun atau meningkat 30,3 persen (Joy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.