0 0
Read Time:3 Minute, 55 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Nasi, makanan pokok yang mudah dimasak, menjadi bagian penting dalam banyak hidangan. Tapi, sebelum dimasak, apakah berasnya harus dicuci terlebih dahulu?

Baik nasi putih, hitam, bulir panjang, atau bulir kecil, nasi adalah makanan umum di dunia. Memasak nasi biasanya dilakukan dengan cara merebus butiran beras dalam air panas hingga matang.

Pada produk beras, mencuci beras bukanlah langkah yang diharapkan dalam penyiapan nasi. Namun, banyak masalah keamanan pangan dan rasa yang membuat sebagian orang memilih mencuci beras sebelum dimasak.

Ahli gizi akan menjelaskan apakah mencuci beras sebelum dimasak merupakan langkah yang baik atau tidak. Manfaat mencuci beras sebelum dimasak

Mencuci beras sebelum dimasak merupakan hal yang lumrah dilakukan banyak orang. Namun masih banyak orang yang bertanya-tanya, apakah kebiasaan ini benar-benar bermanfaat bagi kesehatan?

Para ahli menyebutkan, mencuci beras memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah membuat nasi yang tidak lengket.

Hal ini dikarenakan proses mencuci beras membantu menghilangkan pati pada permukaan beras sehingga dapat menyebabkan nasi menjadi lebih keras saat dimasak.

Selain itu, mencuci beras juga dapat membantu membersihkan kotoran dan zat-zat tidak diinginkan yang dapat menempel pada beras, seperti debu, batu-batu kecil, atau mikroplastik dari kemasannya.

Sebuah studi tahun 2021 dalam Journal of Biomaterials, Health Reports, menemukan bahwa mencuci beras sebelum dimasak dapat mengurangi polusi plastik sebesar 20-40%.

Oleh karena itu, mencuci beras sebelum dimasak dapat membantu Anda mendapatkan nasi terbaik dan aman dikonsumsi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mencuci beras dapat membantu mengurangi kadar arsenik, racun yang ditemukan di tanah dan air.

Tinjauan yang dilakukan pada tahun 2023 menunjukkan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) melaporkan rata-rata kandungan arsenik organik adalah 92 bagian per miliar (ppb) untuk beras putih dan 154 ppb untuk beras merah.

Meskipun FDA umumnya tidak memiliki pedoman mengenai kadar arsenik dalam beras, mereka menetapkan batas 100 ppb untuk butiran beras.

Penelitian menunjukkan bahwa mencuci beras efektif mengurangi toksisitas beras putih. Untuk menghilangkan arsenik dari nasi merah atau putih, Anda bisa mencoba memasaknya – tambahkan nasi ke dalam air mendidih selama lima menit sebelum mengalirkan air dan memasak nasi seperti biasa.

“Menurut FDA, memasak dengan 6 hingga 10 bagian air untuk satu porsi nasi, dan menyaring air setelah dimasak dapat mengurangi arsen organik sebesar 40-60%,” Taylor Janulewicz, RDN, pakar dalam hal nutrisi.

Namun perlu diingat bahwa mencuci beras bukanlah metode yang aman dan efektif. “Meskipun pencucian beras berpotensi mengurangi kadar arsenik, buktinya masih belum jelas, dan tingkat penurunannya bervariasi,” kata Janulewicz.

Organisasi kesehatan internasional dan global seperti FDA, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan lainnya memantau beras (dan makanan lainnya) untuk memastikan bahwa kadar arsenik secara umum aman.

Mencuci beras sebelum dimasak merupakan hal yang lumrah di Indonesia.

Proses ini diyakini dapat memperbaiki tekstur nasi dan menghilangkan unsur-unsur yang tidak diinginkan.

Namun menurut ahli gizi Caitlin Saas, mencuci beras bisa mempengaruhi nilai gizinya.

“Mencuci atau merendam beras beberapa kali sebelum dimasak dapat menghilangkan nutrisinya,” jelas Sass.

Mencuci beras dapat menghilangkan pati dari permukaannya, namun Saas menambahkan bahwa proses tersebut juga dapat menghilangkan serat resisten.

Serat resisten ini penting untuk kesehatan usus dan kadar gula darah.

Menariknya, Saas menjelaskan serat tidak larut ini bisa bertambah bila nasi disimpan di lemari es.

Di sisi lain, Janulewicz, ahli gizi lainnya, mengatakan mencuci beras juga dapat mengurangi nutrisi seperti zat besi, vitamin B yang larut dalam air (folat, niasin, dan thiamin), serta arsenik.

Bahkan, tambah Janulewicz, memasak nasi dengan banyak air untuk mengurangi arsenik dapat menurunkan kandungan nutrisinya hingga 50-70 persen.

Bagi Anda yang ingin mengetahui pola makan sehat, Janulewicz menyarankan untuk tidak mencuci beras.

Terlepas dari apakah Anda memilih untuk mencuci beras atau tidak, ada beberapa kebiasaan penting yang perlu diperhatikan untuk membuat nasi yang sehat dan lezat.

1. Batasi konsumsi nasi

Sering makan nasi, baik dicuci maupun tidak, tidak dianjurkan terutama bagi anak kecil. Hal ini karena tubuh mereka sangat sensitif terhadap arsenik dalam beras.

Mengurangi konsumsi nasi dapat mengurangi paparan arsenik, menurut Saas.

2. Pilih jenis beras yang tepat

Anda juga dapat mengurangi paparan arsenik dengan memilih varietas padi yang mengandung lebih sedikit arsenik.

Angka dari Consumer Reports tahun 2014 menunjukkan bahwa nasi basmati putih yang ditanam di California, India, atau Pakistan dan nasi sushi dari Amerika Serikat adalah pilihan yang baik.

3. Ubah cara memasak dan jenis nasi

Jangan hanya memasak nasi dalam air. Coba ubah cara memasaknya dengan menggunakan daging rendah garam, tinggi garam, dan protein.

Anda juga bisa mencoba membuat semangkuk biji-bijian atau risotto, atau bereksperimen dengan berbagai jenis nasi pendek, sedang, dan panjang untuk menambah variasi.

4. Pilih beras merah agar distribusinya lebih baik

Untuk meningkatkan nilai gizi nasi, pilihlah nasi merah sesekali.

Meskipun Anda mungkin perlu mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kadar arsenik, beras merah umumnya mengandung lebih banyak serat dan protein dibandingkan nasi putih, sehingga menjadikannya pilihan yang lebih bergizi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D