dianrakyat.co.id JAKARTA: Aktivis konservasi Indonesia mencari lebih banyak bukti bahwa harimau jawa, spesies yang terancam punah, masih ada di alam liar. Beberapa metode yang digunakan adalah pemasangan kamera dan pemindaian DNA ekstensif.
Hal ini diungkapkan oleh pejabat Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia, Satyawan Pudyatmoko, yang bertanggung jawab atas konservasi. Hal ini menjadi landasan studi DNA yang diprakarsai oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di mana ditemukan pecahan bulu harimau di sebuah desa di Jawa Barat.
Penemuan ini terjadi pada tahun 2019 dan hasilnya cocok dengan banyak karakteristik harimau. Menurut peneliti, warga desa yang diwawancarai juga melihat hewan yang diduga harimau jawa tersebut, kemudian mengambil bulu di pagar dan menemukan cakaran.
“Penelitian ini memunculkan ekspektasi bahwa harimau masih ada di alam liar. Kami siap dan akan melakukan yang terbaik untuk meresponsnya,” kata Satyawan seperti dikutip Reuters, Kamis (4/4 2024).
Selain memasang kamera jebakan di sekitar tempat ditemukannya rambut, ahli genetika juga akan dilibatkan.
Harimau Jawa merupakan hewan migran di Indonesia (asli Indonesia dan satu-satunya habitatnya di Indonesia), begitu pula harimau Bali dan Sumatera. Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), otoritas global untuk spesies yang terancam punah, telah menyatakan harimau Jawa dan Bali punah. Hanya kelompok Sumatra yang tersisa dan dianggap terancam punah.
Para peneliti menyebutkan perburuan ilegal dan penggundulan hutan sebagai salah satu penyebab hilangnya hewan tersebut. Oleh karena itu, tim kampanye lingkungan global World Wildlife Fund (WWF) Indonesia mengimbau kehati-hatian dalam mengkomunikasikan hasil temuan ini.
Direktur Kehutanan dan Margasatwa WWF Indonesia M Ali Imron berharap peringatan masyarakat ini ditegakkan secara hati-hati untuk mencegah perburuan liar. Ia menambahkan, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan keberadaan harimau tersebut.