dianrakyat.co.id, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan beberapa perusahaan besar dengan aset lebih dari Rp 3 triliun untuk melantai di Bursa melalui penawaran umum perdana (IPO).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Gede Nyoman Yetna menggabungkan perusahaan-perusahaan tersebut menjadi perusahaan pemadam kebakaran.
“Kami targetkan 3 ribu pada tahun ini. Ini jumlah terkecil dari total surat berharga (target) yang memuat 200 hingga 250 penyidikan,” kata Nyoman kepada pers, Kamis (15/2/2024).
Nyoman menjelaskan, selain aset senilai lebih dari 3 triliun dolar, perusahaan kategori mercusuar juga memiliki free float atau publik minimal 15 persen. Pasar saham sendiri terbuka untuk memenuhi kebutuhan daftar perusahaan mercusuar.
“Kami selalu menyasar perusahaan-perusahaan yang kami anggap sebagai perusahaan ketenagalistrikan… Secara umum, kami mendekati semua perusahaan-perusahaan besar. Secara umum, selama tahun ini, setidaknya yang kami klasifikasikan sebagai perusahaan ketenagalistrikan mungkin sedang dalam penyelidikan (target)” hasil. adalah 200-250,” kata Nyoman.
Selain itu, pada 7 Februari 2024, 7 November 2024 tercatat di Bursa dengan total modal Rp 3 triliun. Sedangkan pada 7 Februari 2024, terdapat 24 perusahaan yang masuk jalur IPO Bursa.
Berdasarkan klasifikasi aset, perusahaan menengah dengan aset berkisar Rp50 hingga Rp250 miliar mendominasi 17 perusahaan, kemudian terdapat 4 perusahaan besar dengan aset di atas Rp250 miliar. Sisanya 3 perusahaan memiliki aset kecil kurang dari Rp 50 miliar.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada beberapa perusahaan yang mengantre di jalur penawaran umum perdana (IPO). Per 2 Februari 2024, terdapat 8 perusahaan yang tercatat di Bursa. Dana yang diperoleh dari IPO sebesar 1,54 triliun.
CEO BEI Gede Nyoman Yetna mengatakan saat ini terdapat 26 perusahaan yang siap fokus di pasar saham. Dari sisi real estate, perusahaan menengah masih mendominasi. Di sisi lain, sebagian besar berada di sektor industri.
“Sampai saat ini, ada 26 perusahaan yang masuk dalam pipeline pencatatan saham BEI,” kata Nyoman kepada wartawan, Sabtu (3/2/2024).
Berdasarkan POJK nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 5 perusahaan yang memiliki aset bruto lebih dari 250 miliar dolar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset menengah antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset kecil kurang dari Rp50 miliar.
Sedangkan sebaran sektornya adalah sebagai berikut: 2 Perusahaan dari sektor peralatan dasar 6 Perusahaan dari sektor konsumen siklis 3 Perusahaan dari sektor konsumen non-siklus 0 Perusahaan dari sektor energi 0 Perusahaan dari sektor keuangan 0 Perusahaan dari sektor kesehatan 7 Perusahaan dari sektor industri 1 Perusahaan dari sektor infrastruktur 1 Perusahaan dari sektor real estate dan real estate 5 Perusahaan dari sektor teknologi 1 Perusahaan dari sektor transportasi dan logistik
Terkait obligasi, Nyoman mencontohkan, saat ini sudah diterbitkan 8 emiten dari 7 emiten EBUS senilai Rp 6,4 triliun. Per 2 Februari 2024, saat ini terdapat 15 emiten dari 10 penyedia EBUS dengan klasifikasi sektor sebagai berikut: 1 Perusahaan dari sektor peralatan dasar 0 Perusahaan dari sektor siklus Konsumen 0 Perusahaan dari sektor siklik Konsumen 3 Perusahaan dari sektor energi 3 Perusahaan dari sektor keuangan 1 Perusahaan dari sektor kesehatan 1 Perusahaan dari sektor industri 1 Perusahaan dari sektor infrastruktur 0 Perusahaan dari sektor real estate 0 Perusahaan dari sektor teknologi 0 Perusahaan dari sektor pengangkutan dan logistik