0
0
dianrakyat.co.id, JAKARTA – Dokter bedah onkologi Diani Kartini menjelaskan, pasien kanker lidah perlu menjalani prosedur rekonstruksi setelah menjalani operasi pengangkatan kanker, termasuk pemotongan sebagian lidah. Semakin cepat pasien menemui dokter, semakin sedikit gangguan bahasa yang terjadi.
“Jika lidah yang terbuang cukup banyak, tentu lidah akan direkonstruksi atau dibangun kembali,” kata anggota Kelompok Tim Medik-Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam acara yang digelar secara daring, Kamis (4/4/ 2024).
“Tentu sensasinya tidak sama (dengan lidah asli), tapi bisa membantu pasien makan dan berbicara,” imbuhnya.
Jika kanker belum memenuhi seluruh lidah, kata Diani, dokter dapat menggunakan lapisan datar lokal di pipi sebagai bahan rekonstruksi.
Namun, lanjutnya, jika operasi memerlukan lebih banyak jaringan yang harus diangkat dari lidah, bahan rekonstruksi bisa diambil dari bagian tubuh lain yang memiliki pembuluh darah yang menempel di lidah.
Diani menjelaskan, proses rekonstruksi pasca operasi kanker lidah melibatkan tim medis yang dapat terdiri dari dokter gigi, ahli onkologi radiasi, dan dokter spesialis rehabilitasi medik, yang bertugas melatih pasien berbicara dan menelan pasca proses rekonstruksi.
Ia mengatakan, rehabilitasi medis merupakan bagian penting dari proses rekonstruksi pasca operasi kanker lidah.
Menurutnya, penting bagi pasien untuk berkonsultasi dengan dokter sejak awal agar ototnya diangkat untuk rekonstruksi dan rencana rehabilitasi dapat dilaksanakan.
Meski fisiologi lidah mungkin tidak kembali normal setelah operasi dan rekonstruksi, jelasnya, rehabilitasi dapat membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik seperti berbicara dan menelan makanan.
“Ini bukan bahasa baru, Anda perlu berlatih mengucapkannya, menggerakkan lidah, dan menelan makanan. Secara fisik memang tidak kembali normal, namun dapat membantu pasien dalam beraktivitas,” kata Diani.
