dianrakyat.co.id, Batavia – Batik Air menonaktifkan pilot dan co-pilot yang tertidur di tengah penerbangan dari Kendari di Batavia. Hal ini dilakukan sebagai hasil penyelidikan atas kejadian tersebut.
Departemen Komunikasi Korporat Strategis Batik Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan keputusan itu diambil sehari kemudian. Pilot dan co-pilot Batik Air diketahui tertidur dalam penerbangan Kendari-Jakarta pada 25 Januari 2024.
“Pada tanggal 26 Januari 2014, Batik Air melakukan tindakan preventif dengan menonaktifkan sementara pilot penerbangan nomor ID-6723 rute Kendari – Batavia yaitu pada tanggal 25 Januari 2024,” kata Da Nang saat dikonfirmasi Liputan6 .com, Sabtu (09/03/2024).
“Proyek ini merupakan wujud keseriusan perusahaan terhadap aspek dan pentingnya melakukan investigasi keselamatan.”
Da Nang pun menanggapi rekomendasi dalam lembar hasil penelitian yang diusulkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Setidaknya ada 2 rekomendasi dari KNKT. Pertama, gunakan status awak pesawat yang terlihat. Kedua, periksa kamera secara rutin.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Batik Air terus mengembangkan pelatihan dan meningkatkan prosedur operasional untuk melindungi penerbangan, seluruh awak penerbangan, ”ujarnya.
Ia mengatakan maskapai ini memiliki komitmen kuat terhadap keselamatan dan kenyamanan penumpang, mengambil berbagai langkah untuk menerapkan standar dan mengembangkan efisiensi pilot. Menurutnya, sebagai prioritas utama, keselamatan sebagai nilai inti yang tidak dapat ditawar lagi menunjukkan komitmen perusahaan untuk terus memperkuat layanan penerbangan.
“Untuk memastikan standar keselamatan dan kualitas selalu terjaga pada level tertinggi, Batik Air melakukan evaluasi rutin terhadap seluruh operasional penerbangan. Fokus utama penilaian ini adalah pada urusan operasional dan sistem keselamatan, memastikan bahwa setiap sistem dan praktik kerja konsisten (berdasarkan) standar keselamatan,” jelasnya.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis laporan awal mengenai kejadian antara pilot dan co-pilot pesawat Air Batik rute Kendari-Jakarta yang tertidur selama 28 menit. Saat pilot dan co-pilot Batik Air tertidur, pesawat meninggalkan jalur penerbangan dan tidak merespon Area Control Center (ACC).
Dalam laporannya, KNKT menggambarkan insiden tersebut sebagai insiden yang “serius”, karena tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut dan tidak ada kerusakan pada pesawat.
Dalam laporan kronologis KNKT dari Antara, Sabtu (3/09/2024) diberitakan, seorang pilot berusia tiga puluh tahun (Pilot in Command/PIC) dan seorang co-pilot (Second-in-Mand/SIC) berusia 28 tahun. . ) awalnya menerbangkan penumpang Airbus A320 dari Belanda yang membawa mereka ke Kendari, dalam perjalanan pulang.
Penerbangan tersebut terdiri dari dua pilot dan awak empat satelit.
Di tengah perjalanan Batavia menuju Kendari, pilot menyarankan kopilot tidur karena terlihat kelelahan.
Kemudian kopilot memutuskan untuk tidur siang selama 30 menit dan pilot untuk sementara menjalankan tugas kopilot.
Pesawat berhasil mendarat dengan selamat di Kendari.
Dalam penelusuran KNKT tertulis, saat transit di Bandara Haluole, Kendari, pilot dan co-pilot sempat menyantap mie instan.
Setelah seluruh penumpang turun, penerbangan pesawat dilanjutkan kembali pada pukul 00:05 UTC di Batavia dengan nomor penerbangan BTK6723.
Jumlah penumpang pesawat tujuan Batavia tercatat 153 orang.
Ketika pesawat mencapai ketinggian 36.000 kaki (jelajah), pilot dan co-pilot melepas headphone dan volume amplifier kokpit ditingkatkan.
Saat itu pilot meminta kepada pilot untuk memberinya izin istirahat, dan pilot untuk sementara mengemban tugas sebagai pilot.
Beberapa menit kemudian pilot tertidur dengan pilot masih terjaga di kantor penerimanya.
Setelah beberapa waktu, pilot tersebut terbangun dan bertanya kepada pilot apakah dia ingin beristirahat, namun pilot tersebut menjawab tidak.
Kedua pilot kemudian berbincang sekitar 30 detik dan kemudian petugas (pilot) melanjutkan tidur. SIC (co-pilot) mengetahui komandan tertidur dan melanjutkan tugasnya sebagai pilot dan pilot, jelasnya. laporan yang ditandatangani oleh Sersan Tjahjono.
Pada detik-detik tersebut, koordinasi penerbangan harus terjalin antar co-pilot ACC di wilayah Jakarta.
Namun pada pukul 01:43:42 UTC, saat ACC Batavia menanyakan kepada awak pesawat sudah berapa lama pesawat tersebut terbang pada rutenya, tidak ada jawaban dari awak pesawat.
Rupanya kopilotnya tertidur secara tidak sengaja.
“Pukul 01:43:42 UTC SIC (co-pilot) membacakan perintah ACC Batavia. Beberapa menit kemudian, SIC (co-pilot) tidak sengaja tertidur, demikian bunyi laporan KNKT.
ACC Makassar dan ACC Batavia menyediakan layanan pengatur lalu lintas udara dengan menggunakan sistem pengawasan (radar service).
Setelah itu, atau sekitar 12 menit setelah transmisi terakhir, ACC Batavia kembali mencoba menghubungi pesawat tersebut, namun tetap tidak ada respon.
Beberapa upaya kemudian dilakukan untuk menghubungi pilot dan co-pilot, sedangkan menghubungi pilot pesawat lain untuk meminta bantuan, tidak ada respon dari pesawat BTK6723.
Kemudian, pada pukul 02:11 UTC atau sekitar 28 menit setelah perpindahan terakhir, pilot terbangun dan mendapati co-pilotnya tertidur dan pesawat pun berangkat untuk terbang.
Pilot segera membangunkan co-pilot dan menanggapi panggilan dari ACC dan pilot pesawat lainnya.
Pesawat kemudian dibawa ke jalur penerbangan yang benar dan mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno-Hatta.
Terkait hal tersebut, penasihat kesehatan KNKT mengusulkan agar hal serupa tidak terjadi di kemudian hari.