0 0
Read Time:1 Minute, 47 Second

dianrakyat.co.id, Denpasar – Badan Penyediaan Pangan Nasional (Bapanas) bersama pejabat Badan Penyediaan Pangan dan pemerintah daerah memantau harga bahan pokok di Bali. Mereka mengungkapkan, harga gula mulai naik pada pertengahan Ramadhan tahun 1445 Hijriah.

“Awalnya kami berdua berada di pasar untuk memastikan kecukupan produk, namun kami mendapat laporan adanya peningkatan gula yang ditambahkan dan digunakan, terutama dalam produksi makanan.” Bapanas Maino Dwi Hartono Perekonomian Pasar Badung. , Denpasar, Bali, Rabu (27/3/2024).

Maino mengatakan, harga gula dalam negeri diketahui sebesar Rp 18.000 per kilogram untuk stok aman dan Rp 19.000 untuk gula dalam persediaan terbatas. Harga produk ini mengalami kenaikan dari Rp 16.900 di awal bulan puasa.

“Semuanya harus dilindungi, termasuk bahan pangan penting lainnya, tapi gula, yang harganya sangat mahal, menjadi prioritas,” katanya.

Menurut Bapanath, situasi di setiap daerah berbeda-beda, ada daerah yang tidak menyediakan kebutuhan sehari-hari dan ada pula yang mempunyai harga berbeda. Namun, hal utama yang menanti Idul Fitri adalah ketersediaannya, terutama karena kita sekarang sedang memasuki musim tanam padi dan jagung yang membantu menjaga keseimbangan wilayah.

Biasanya makanan utama yang naik harganya menjelang Paskah adalah daging ayam, daging sapi, dan telur, namun tren tersebut tidak terlihat di pasar Badung Bali, yaitu dua minggu menjelang Idul Fitri. 

Pak Maino mengatakan kenaikan harga gula masih tergolong rendah, apalagi saat ini baru bulan Ramadhan karena harga daging masih rendah, dengan daging sapi Rp 110.000 per kg dan daging ayam Rp 37.000 per kg penting. .

Ia berharap produk-produk tersebut banyak yang tetap dalam kondisi baik hingga Idul Fitri, dan pada gilirannya pihak terkait turut membantu dengan mendistribusikan produk-produk seperti blog yang tidak hanya berisi beras tetapi juga gula.

“Ada cadangan gula di blog dan kita mungkin bisa melakukan intervensi di masyarakat melalui pasar seperti wisata kuliner dan pasar berbiaya rendah. Faktanya, semua pemangku kepentingan pangan, termasuk pemerintah, harus melindungi semuanya,” kata Maino.

Dia memperkirakan masyarakat akan lebih banyak berbelanja tujuh hari sebelum salat Idul Fitri. Selain upaya menjaga perbekalan, Bapanath berharap masyarakat juga ikut membantu.

“Stop buang-buang makanan. Indonesia negara dengan sisa makanan tertinggi kedua. Cerdaslah dalam membeli. Jangan panik. Makanan cukup. Jangan panik dan beli.” katanya.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D