0 0
Read Time:2 Minute, 32 Second

dianrakyat.co.id, Batavia Diabetes tidak hanya menjadi penyakit orang tua, anak juga bisa terkena diabetes. Dari penyebab pada anak, penyebab terbanyak adalah penyakit diabetes melitus (DM) tipe 2.

Diabetes melitus tipe 1 adalah suatu kondisi kekurangan insulin dalam tubuh akibat kerusakan autoimun pada sel-sel pankreas (kondisi dimana sistem kekebalan tubuh rusak sehingga menganggap sel-sel tubuh/pankreas adalah benda asing. dan memusnahkannya) sebagai dokter spesialis anak, endokrinologi, Prof. Aman Bhakti Plungan dari RS Pondok Indah – Pondok Indah Jakarta. dia

Jika melihat statistiknya, pada tahun 2022 berdasarkan International Diabetes Federation (IDF), akan terdapat 1,2 juta penderita DM tipe 1 di seluruh dunia pada anak-anak di bawah usia 19 tahun. Kemudian di Indonesia tercatat 150 kasus DM tipe 1 pada tahun 2009.

Sayangnya, banyak orang tua dan bahkan petugas kesehatan tidak menyadari bahwa anak mereka bisa terkena diabetes. Oleh karena itu, kasus DM pada anak seringkali terabaikan. Bahkan tidak jarang 1 DM pada anak muncul dengan kondisi yang serius yaitu ketoasidosis diabetikum (DKA).

“Hal ini disebabkan oleh kekurangan insulin dalam tubuh sehingga kadar gula darah tinggi sehingga mengakibatkan terbentuknya keton (asam) yang menjadi racun dalam darah,” tegas Aman.

Gejala DKA

Gejala yang terlihat pada anak DKA antara lain: sesak napas, mual, muntah, sakit perut, dan lemas.

 Aman membenarkan dalam surat yang diperoleh dianrakyat.co.id bahwa “penanganan yang ceroboh terhadap kondisi ini dapat mengakibatkan kematian.”

Penting bagi orang tua untuk mengetahui gejala diabetes tipe pada anak agar tidak terlambat terdiagnosis.

Dapat dikatakan bahwa gejala umum anak-anak penderita DM tipe 1 tidak jauh berbeda dengan orang dewasa. Isinya sebagai berikut: Anak yang sering haus dan pingsan.

Jika hasil tes kesehatan menunjukkan DM tipe 1, maka serangkaian pengobatan akan selesai. Mulai dari infus insulin hingga makanan.

Oleh karena itu, penanganan DM tipe 1 pada anak memerlukan pendekatan holistik oleh tenaga kesehatan yang meliputi dokter anak spesialis endokrin, dokter anak spesialis gizi, dan dokter spesialis penyakit metabolik/ahli gizi/gizi, psikolog atau psikiater. dan seorang pendidik, jelas Aman.

Di bawah ini adalah penjelasan dari kedua perawatan tersebut.

1. Suntikan insulin

Tubuh bayi tidak membuat insulin. Satu-satunya cara pemberian insulin yang terbukti efektif hingga saat ini adalah dengan suntikan subkutan.

2. gula darah tinggi

Gula darah auto tinggi dianjurkan 4 kali minimal empat kali sehari, yaitu pagi hari saat bangun tidur, (2) sesaat sebelum makan siang, (3) 1,5-2 jam setelah makan siang, dan (4). Untuk makan malam sebelumnya. Hal ini dilakukan agar dosis insulin yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tubuh bayi.

 

3. Pengelolaan pangan

Pemanfaatan dukungan nutrisi pada anak DM tipe 1 untuk meningkatkan tumbuh kembang.

4. aktivitas fisik

Tindakan tersebut untuk menjaga kebugaran tubuh anak serta mengurangi kebutuhan insulin dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.

5. Edukasi tentang DM tipe I

Edukasi mengenai penyakit ini dapat diberikan oleh tim multidisiplin yang mencakup dokter anak dengan keahlian subspesialisasi endokrin atau dokter umum, perawat atau pendidik DM, dan dokter anak dengan penyakit gizi dan metabolik/ahli gizi medis/ahli gizi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pasien dan keluarga dalam mengalami penyakit tersebut, serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai DM tipe 1 pada masyarakat.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D