dianrakyat.co.id, Jakarta PT Astra International Tbk (ASII) berkomitmen belanja modal (capex) sebesar Rp 45,9 triliun pada tahun 2023. Angka tersebut sekitar dua kali lipat dari belanja modal tahun 2022 yang sebesar Rp 26,4 triliun.
Selama setahun terakhir, grup ini terus melakukan investasi modal untuk memperkuat portofolio inti dan mendiversifikasi bisnisnya. Belanja modal dan investasi konsolidasi Grup akan meningkat dua kali lipat menjadi Rp 45,9 triliun pada tahun 2023, terutama disebabkan oleh investasi PT United Tractors Tbk (UNTR) di sektor nikel dan energi terbarukan sebagai bagian dari rencana transisinya, jelas Direktur Utama Astra. Internasional, Johnny Bunarto Tjondro dalam keterangan resmi dikutip Rabu (28/2/2024).
United Tractors juga melakukan belanja modal yang lebih tinggi untuk mengganti alat berat seiring dengan peningkatan aktivitas bisnis sejak pandemi. Selain itu, belanja modal tahun 2023 juga akan digunakan untuk mendanai sejumlah aksi korporasi guna memperkuat portofolio inti dan diversifikasi bisnis.
Di divisi otomotif, perseroan mengakuisisi PT Tokobagus (OLX), perusahaan yang mengoperasikan platform periklanan baris terkemuka di Indonesia. Akuisisi ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem digital grup.
Di divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi, perseroan mengakuisisi 70 persen kepemilikan PT Stargate Pacific Resources (SPR), perusahaan pertambangan nikel, dan PT Stargate Mineral Asia (SMA), perusahaan pemurnian nikel, untuk nilai investasi. Rp 3,2 triliun.
Selain itu, grup ini mengakuisisi 66,7% saham PT Anugerah Surya Pacific Resources, induk perusahaan pemilik SPR dan SMA, dengan nilai investasi Rp1,6 triliun.
Masih di divisi yang sama, perseroan mengakuisisi 19,99% saham Nickel Industries Limited (NIC) dengan nilai kesepakatan AUD 942,7 juta. NIC terdaftar di Bursa Efek Australia dan merupakan perusahaan pertambangan dan pemurnian nikel terintegrasi dengan aset utama berlokasi di Indonesia.
Perseroan juga menginvestasikan 49,6 persen saham di PT Supreme Energy Sriwijaya (SES) dengan nilai transaksi US$51,9 juta. SES memegang 25,2% saham Supreme Energy Rantau Dedap, yang memiliki proyek panas bumi yang beroperasi di Sumatera Selatan dengan kapasitas saat ini 2 x 49 MW.
Kebetulan, Astra melakukan tambahan investasi sebesar US$100 juta di Halodoc, platform ekosistem kesehatan digital terkemuka di Indonesia. Total investasi kumulatif grup ini sebesar USD 135 juta dan kepemilikan ekuitas sebesar 21,04 persen.
Perseroan mengakuisisi 96,92% saham PT Bhumi Prama Arjasa (BPA), dahulu bernama PT Jaya Mandarin Agung, dengan nilai transaksi US$85 juta. BPA memiliki Hotel Mandarin Oriental, Jakarta dan lahan prima seluas 1 hektar di mana hotel tersebut berada.
Pada tahun 2023, Astra membentuk perusahaan patungan dengan Equinix, Inc., salah satu perusahaan infrastruktur digital terbesar di dunia, untuk mengembangkan pusat data di Indonesia, yang 25 persen kepemilikannya dimiliki oleh grup tersebut.