0 0
Read Time:2 Minute, 33 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan penemuan tiga kasus Middle East Respiratory Syndrome Virus Corona (MERS-CoV) antara 10 hingga 17 April 2024.

Bahkan menurut Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi (KSA), satu dari tiga kasus dinyatakan meninggal.

Ketiga kasus tersebut adalah laki-laki asal Riyadh berusia antara 56 dan 60 tahun yang memiliki penyakit penyerta dan bukan merupakan petugas kesehatan.

Ketiga kasus tersebut secara epidemiologis terkait dengan paparan di fasilitas layanan kesehatan di Riyadh, meskipun penyelidikan masih dilakukan untuk memverifikasi hal ini dan memahami jalur penularannya, kata WHO, Kamis (9/5/2023).

Penemuan kasus ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri karena jemaah haji akan melakukan perjalanan ke Tanah Suci dalam waktu dekat.

Dalam hal ini, ahli epidemiologi Dicky Budiman mengajak jemaah Indonesia yang ingin beribadah di Arab Saudi untuk mengetahui ciri-cirinya.

Pertama, MERS pertama kali dilaporkan pada tahun 2012 dan Timur Tengah merupakan negara endemis, khususnya Arab Saudi, termasuk Yordania dan Yaman. Meskipun beberapa kasus dilaporkan di luar Timur Tengah, namun kasus tersebut merupakan kasus impor dari mereka yang sebelumnya pernah bepergian ke Timur Tengah. Timur Tengah,” kata Dicky kepada Health dianrakyat.co.id melalui pesan suara, Kamis (9/5/2024).

Dicky menambahkan, MERS merupakan penyakit yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan ringan hingga sedang. Namun, ada juga beberapa kasus yang gejalanya parah.

Penyebabnya, virus corona, satu keluarga dengan satu virus bernama virus corona, yaitu SARS, MERS, dan COVID-19.

Sedangkan gejala MERS biasanya ringan atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Jika ada, gejala akan muncul dalam waktu satu hingga dua minggu setelah terinfeksi atau seringkali lima hari setelah terpapar virus. Beberapa gejala yang mungkin terjadi adalah: Demam Menggigil Batuk Sakit tenggorokan Hidung Kesulitan bernapas Batuk darah (dalam kasus yang sangat jarang terjadi) Diare Mual Kebingungan.

Satu hal yang harus diwaspadai para jamaah haji adalah bagaimana MERS menular.

Penularan terjadi ketika seseorang melakukan kontak dengan hewan, khususnya unta di Arab Saudi.

Selain unta yang tertular, virus penyebab MERS juga bisa menular dari manusia yang tertular meski kasusnya jarang terjadi. Artinya, penularan MERS dari orang ke orang tidak semudah penularan COVID-19. Namun sejauh ini belum ditemukan vaksin atau obat khusus MERS.

Oleh karena itu, Dicky meminta jamaah haji mewaspadai penularan tersebut. Tak hanya mewaspadai MERS, ia juga meminta jemaah haji mewaspadai meningitis, karena Arab Saudi juga endemis meningitis.

Dari segi pencegahan, Dicky menjelaskan, MERS dan meningitis hampir sama.

“Pencegahan kedua penyakit ini hampir sama. Biasakan mencuci tangan, jangan biasakan menyentuh mata, hidung, atau mulut.”

Jika Anda pergi ke peternakan unta, usahakan untuk tidak memegang hewan atau menyentuh unta. Orang bisa melihat dari jauh.

“Jangan minum susu unta yang tidak dipasteurisasi, malah sekarang saya melarangnya. Kalau kamu makan daging unta, sebaiknya kamu memasaknya jika kamu yakin dagingnya cukup enak.”

Jika ada yang sakit, kata Dicky, sebaiknya diisolasi atau dipisahkan dari teman sebayanya yang sehat.

Termasuk juga tidak berbagi alat makan, seperti piring, gelas, dan sebagainya. Sakit atau tidak, lebih baik tidak dilakukan, jelas Dicky.

Ia juga memperingatkan kita untuk tidak sembarangan menyentuh benda atau permukaan yang tidak bersih. Pastikan juga tangan Anda dibersihkan kembali setelah memegang gagang pintu, rel tangga, dan lain-lain.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D