0 0
Read Time:2 Minute, 57 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) akan menjadi tuan rumah Konferensi Satelit Internasional Asia-Pasifik (APSAT 2024). Ini adalah fitur dan platform reguler bagi para pemangku kepentingan dan pengunjung yang tertarik dengan industri satelit.

APSAT 2024 merupakan konferensi internasional tahunan ASSI yang ke-20 membahas aspek satelit. Kami berharap acara ini dapat memberikan wawasan mengenai perkembangan teknologi satelit, serta menarik generasi muda berbakat untuk terjun ke dunia luar angkasa.

Untuk tahun ini, tema Konferensi Internasional APSAT adalah “Integrated Ecosystems in Value Creation”. APSAT 2024 akan diselenggarakan pada tanggal 4-5 Juni 2024 di Hotel Fairmont, Jakarta.

Presiden Konferensi Satelit Internasional Asia Pasifik (APSAT) Mohammad Saiful Hidayat mengatakan APSAT 2024 akan mengundang berbagai pemangku kepentingan nasional dan internasional yang terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan satelit.

“Acara APSAT 2024 akan dihadiri oleh para pelaku usaha satelit nasional dan daerah. Selain itu, pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan satelit juga akan menghadiri acara tersebut, dimana kita akan melihat bagaimana perkembangan teknologi satelit,” kata Saiful saat ditemui di Jakarta. Jumat (31/5/2024).

Selain itu, acara ini juga memungkinkan pengunjung berinteraksi dengan orang-orang di balik desain teknologi satelit.

“Pada acara ini pengunjung dapat berdiskusi dengan produsen satelit bagaimana pengembangan satelit khususnya teknologi Starlink yang banyak dibicarakan pengunjung,” kata Saiful.

“APSAT 2024 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Maritim dan Investasi RI)”, Saiful juga akan memperkenalkan beberapa regulator dan organisasi terkait. Ditambahkan.

 

ASSI juga akan mengadakan sesi hackathon untuk menarik perhatian generasi muda khususnya yang tertarik dengan dunia teknologi.

Sekadar informasi, hackathon merupakan acara yang dihadiri oleh para developer dan programmer. Dalam acara tersebut, mereka akan membentuk tim untuk mengembangkan solusi berupa perangkat lunak.

Saiful mengatakan, sesi hackathon diadakan untuk menyampaikan ide-ide baru yang dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia.

“Acara hackathon ini akan menjadi wadah untuk mengkomunikasikan ide-ide baru dan akan diinformasikan langsung kepada para pemangku kepentingan industri satelit di kawasan Asia-Pasifik,” kata Saiful.

“Kami berharap ide-ide yang muncul dari sesi hackathon dapat memberikan dampak bagi bangsa Indonesia,” pungkas Saipul.

Selain peristiwa tersebut, kemunculan Starlink di Indonesia banyak menimbulkan perdebatan di masyarakat, terutama dari para pengamat yang khawatir layanan Internet satelit ini akan mengganggu industri Internet kabel (fiber) dan layanan seluler dalam negeri.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) Sigit Jatiputro mengungkapkan, penggunaan Starlink di wilayah 3T dapat mendorong perusahaan internet fiber dan penyedia jaringan seluler untuk membangun infrastruktur di wilayah tersebut.

“Kalau Starlink terlalu bertenaga, saya khawatir operator seluler dan perusahaan serat optik tidak akan membangun infrastruktur di kawasan itu,” kata Sigit dalam pertemuan, Jumat (31/05/2024).

Hal ini membuat APJII dan ATSI mengeluh karena merasa kalah dalam pertandingan tersebut, kata Sigit.

Sigit menilai kedua asosiasi merasa hal ini tidak adil karena penyedia layanan internet berbasis kabel dan penyedia jaringan seluler harus mengeluarkan biaya besar untuk menyediakan koneksi internet ke wilayah 3T.

“Mereka harus membangun BTS di kawasan 3T yang biaya pembangunannya tidak murah, apalagi banyak regulasi yang harus disetujui, sedangkan Starlink tidak membutuhkan itu,” kata Sigit.

Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan bahwa Starlink dapat menimbulkan ancaman bagi sistem keamanan negara. Ia menduga layanan internet milik Elon Musk mungkin dilengkapi sensor mata-mata.

“Kami khawatir kedepannya Starlink akan dilengkapi dengan sensor khusus pada perangkatnya, yang mampu memantau setiap lalu lintas yang lewat,” ujarnya.

Sigit menilai masuknya Starling ke Indonesia merupakan sebuah keputusan politik, sehingga ia mengingatkan bahwa teknik yang dilakukan Starling bisa berdampak besar di masa depan.

Saya tahu, keputusan Starlink adalah keputusan politik, tapi fokuslah pada apa yang bisa dilakukan Starlink ke depannya, jangan bersedih, kata Sigit.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D