dianrakyat.co.id, Jakarta – Belakangan ini jajanan pedas khas China bernama Letiao sedang ramai diperbincangkan di Indonesia. Camilan tersebut diduga menyebabkan keracunan di tujuh wilayah Indonesia.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) telah menyarankan masyarakat untuk tidak mengkonsumsinya. Alasannya? Ternyata Laetitia mengandung bakteri berbahaya, seperti Bacillus cereus. Apakah Bacillus cereus berbahaya?
Menurut Dickie Budiman, pakar keamanan kesehatan di Griffith University, Australia, bakteri Bacillus cereus dalam makanan dapat menghasilkan dua jenis racun: enterotoksin penyebab diare dan penyebab mual dan muntah. Bakteri ini menjadi sangat berbahaya jika mengkontaminasi makanan, termasuk makanan yang disebut latia.
Apa dampak dari mengkonsumsi jajanan ini? 1. Keracunan akut dengan gejala muntah dan diare
Bacillus cereus dapat menyebabkan sindrom emetik, seperti mual dan muntah dalam waktu 1-6 jam setelah konsumsi, yang dapat menyebabkan dehidrasi parah pada anak-anak dan orang tua. Selain itu, sindrom diare yang disebabkan oleh bakteri ini dapat berlangsung hingga 24 jam dengan gejala sakit perut, diare, dan lemas yang berbahaya bahkan bagi kelompok rentan.
Paparan Bacillus cereus secara berulang-ulang dapat mengganggu keseimbangan mikroflora usus dan mempengaruhi sistem pencernaan. Jika seseorang sering mengonsumsi latias yang terkontaminasi, maka risiko terjadinya gangguan pencernaan akan tinggi.
Tak hanya itu, makanan yang dijual Laetitia juga mengandung bahan kimia tambahan seperti asam sorbat dan asam dehidroasetat. Mencampur kedua bahan ini dalam produk tepung dilarang di Tiongkok karena dapat menimbulkan risiko kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama.
Bahan kimia tersebut dapat membahayakan kesehatan anak-anak yang lebih rentan terkena paparan bahan kimia berbahaya, ujarnya kepada Health dianrakyat.co.id pada Kamis, 7 November 2024.
Selain menginfeksi saluran pencernaan, Bacillus cereus yang menumpuk di dalam tubuh dapat menyebabkan infeksi pada organ lain. Salah satu risikonya adalah infeksi mata yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan jika tidak segera ditangani.
Mengingat dampaknya yang serius, maka sangat penting bagi masyarakat untuk selalu memperhatikan keamanan produk yang digunakannya. Pengecekan KLIK (Kemasan, Pelabelan, Izin Edar, Kadaluwarsa) sebelum membeli produk pangan merupakan langkah sederhana namun penting untuk mencegah risiko kesehatan.
Dickey menambahkan, masyarakat juga tidak boleh mengonsumsi pangan impor yang belum melalui pemeriksaan ketat.
“Selanjutnya, masyarakat diimbau menghindari makanan olahan dengan rasa pedas yang kuat, terutama pada anak-anak dan orang lanjut usia,” ujarnya.
Selalu waspada terhadap gejala keracunan. Jika Anda mengalami gejala seperti mual, muntah, dan sakit perut setelah mengonsumsi makanan tertentu, segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat.
Di sisi lain, BPOM juga harus melakukan pengawasan ketat terhadap produk impor. Pengawasan harus ditingkatkan, terutama terhadap pangan impor yang diketahui berbahaya bagi kesehatan.
“Pemerintah juga harus mengintensifkan prosedur pengujian zat kimia dan kontaminan bakteri pada produk tersebut,” kata Dickey.