dianrakyat.co.id, JAKARTA – Senin (22/4/2024), polisi menangkap selebriti Chandrik Chika dan lima temannya terkait kasus narkoba. Hasil tes menunjukkan Chica positif mengandung tetrahydrocannabinol (THC) pada ganja.
Menurut polisi, Chica dan teman-temannya menggunakan THC dalam bentuk cair yang dimasukkan ke dalam vape. Kemudian mereka bernapas secara bergantian melalui katup.
THC merupakan unsur psikoaktif utama dari sekitar 113 cannabinoid yang ditemukan pada tanaman tersebut, terutama pada tanaman ganja. Senyawa inilah yang dapat menyebabkan “high” jika disalahgunakan.
Di situs resmi Klinik Cleveland, “Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ganja memiliki efek kesehatan jangka pendek dan jangka panjang.”
Penyalahgunaan THC biasanya dilakukan melalui beberapa cara. Beberapa di antaranya adalah membakarnya seperti rokok, memakannya sebagai permen karet, atau menghirup asapnya melalui alat penguap atau panci.
Penyalahgunaan THC dengan /pod vape dilakukan dengan mengisi pod dengan cairan yang mengandung THC. Alat penguap kemudian memanaskan cairan hingga membentuk aerosol atau uap yang dapat dihirup pengguna.
Waspadai bahaya vaping THC
Salah satu kekhawatiran terbesar dalam penggunaan THC cair dengan uap atau THC vapor adalah efek menghirup vitamin E asetat. Vitamin E asetat merupakan senyawa kimia yang banyak ditemukan pada produk vape yang mengandung THC.
Risiko paparan vitamin E asetat pertama kali muncul pada tahun 2019. Saat itu, terdapat 2.561 kasus cedera paru EVALI di Amerika Serikat. Sebanyak 55 kasus telah berakibat fatal, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Studi lebih lanjut menemukan bahwa 82 persen pasien yang diobati dengan EVALI memiliki kebiasaan merokok uap yang mengandung THC, terkadang dikombinasikan dengan produk vape lainnya. 33 persen di antaranya hanya merokok THC.
Seperti dilansir Healthline pada Rabu (24/4/2024), “Untuk pertama kalinya, kami mengidentifikasi racun yang menjadi perhatian, vitamin E asetat,” kata Dr. Ann Schuhat dari CDC.
Vitamin E asetat sebenarnya merupakan bahan yang umum digunakan dalam produk suplemen nutrisi atau produk perawatan kulit. Vitamin E asetat tampaknya aman digunakan dalam produk ini.
“Bila dihirup, (vitamin E asetat) dapat mengganggu fungsi normal paru-paru,” kata Dr. Schuchat merujuk pada penelitian tersebut.
Menurut Klinik Cleveland, EVALI adalah peradangan parah pada paru-paru yang berhubungan dengan rokok elektrik atau merokok. Kondisi ini seringkali memerlukan perawatan di rumah sakit dan bisa berakibat fatal.
EVALI dapat menyebabkan gejala pencernaan dan juga gejala pernafasan. Beberapa gejala EVALI antara lain sesak napas, batuk, nyeri dada, demam dan menggigil, diare, mual, muntah dan sakit perut, detak jantung cepat, pernapasan cepat dan dangkal.
Selain EVALI, vaping THC dapat meningkatkan sejumlah risiko lainnya. Di bawah ini adalah risiko-risiko tersebut seperti dilansir VerywellMind dan Cleveland Clinic.
1. Masalah koordinasi
2. Distorsi panca indera
3. Meningkatnya kecemasan
4. Akselerasi detak jantung
5. Pelanggaran perhatian, ingatan dan pembelajaran
6. Paranoia dan Psikosis Akibat Ganja (Dosis Tinggi)
7. Delirium (dalam dosis besar)
8. Halusinasi (dalam dosis tinggi)
9. Serangan panik
10. Mulut kering
11. Disorientasi
Selain enam bahaya tersebut, vaping THC juga bisa menimbulkan efek samping jangka panjang. Beberapa efek samping tercantum di bawah ini:
1. Meningkatnya risiko kecanduan atau kecanduan
2. Peningkatan risiko batuk kronis
3. Peningkatan risiko skizofrenia pada orang dengan risiko genetik
4. Masalah pada bidang kemampuan belajar dan daya ingat.
5. Kerusakan paru-paru terutama akibat bronkitis
6. Penyakit gusi
7. Gangguan kesuburan
Jika ada cedera paru-paru, vaper THC mungkin mengalami sejumlah gejala lainnya. Gejala tersebut antara lain batuk, kesulitan bernapas, mual, muntah, diare, dan penurunan berat badan.