0 0
Read Time:5 Minute, 27 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Belakangan ini sedang ramai dibicarakan soal gaya atau daya tarik. Sebab, mengenal ras dan orang lain bisa menjadi salah satu cara membangun hubungan yang lebih baik. Jadi, ini bukan hanya tentang hubungan romantis.

Oleh karena itu, kali ini kita akan membahas salah satu dari empat jenis gaya tersebut, yaitu gaya kecemasan. Hal ini ditandai dengan rasa takut ditinggalkan, kebutuhan akan kepastian, dan ketidaknyamanan karena mandiri dalam hubungan. Pernahkah Anda mendengar ini sebelumnya?

Melaporkan dari Simply Psychology, Sabtu (15/6/2024), jika Anda merasa tidak aman, khawatir akan penolakan, atau sangat mencintai pasangan, Anda mungkin mengalami masalah hubungan.

Sekitar 20% populasi mengalami gangguan kecemasan (Hazan dan Sever, 2017), yang merupakan akibat dari pola asuh yang ceroboh atau acuh tak acuh di masa kanak-kanak.

Kabar baiknya adalah dengan kesadaran dan usaha, kita bisa merasa lebih baik dan mengubah keadaan. Apalagi jika Anda mengkhawatirkan gaya menjalin hubungan, bukan berarti Anda tidak bisa sehat dan menjalin hubungan dengan orang lain. Apalagi sekarang kamu sudah dewasa.

Meski memiliki tantangan tersendiri, Anda dapat belajar cara mengelola kecemasan dan menyembuhkan luka emosional dengan strategi yang tepat. seperti apa Baca artikel ini sampai tuntas ya!

Gangguan kecemasan diperkirakan dimulai pada masa kanak-kanak dan mungkin berlanjut hingga dewasa. Meskipun belum ada jawaban yang jelas mengapa seseorang melakukan hal tersebut, hal tersebut bisa jadi disebabkan oleh beberapa hal berikut: 1. Sekutu yang kehabisan akal.

Jika orang tua atau pengasuh bersikap jauh atau mengabaikan kebutuhan anak, maka anak tidak akan merasa aman dan tenteram. Anak-anak yang kebutuhan emosionalnya tidak terpenuhi, terutama ketika mereka mengalami depresi atau kecemasan, akan tumbuh secara alami.

Misalnya, jika Anda masih kecil, orang tua Anda tidak menghibur Anda saat Anda sedih dan malah pergi atau diam. Hal ini bisa membuat Anda merasa cemas dan tidak merasa aman bersama orang tua.  2. Dibesarkan oleh seseorang yang sangat mencintaimu

Ini mungkin bukan karena faktor genetik. Namun, ini merupakan sebuah rangkaian perilaku yang berulang dari generasi ke generasi.

Selain itu, tanpa pengawasan, anak-anak yang mengalami kecemasan bisa saja mengalami gejala yang sama.

Misalnya ayah Anda tidak suka bekerja sendiri dan mengalami depresi jika ditinggal sendirian serta suka bergaul dengan orang lain. Anda mengira itu adalah suatu kondisi, sehingga Anda tidak ingin melakukan sesuatu sendiri.

Pola asuh tidak konsisten jika anak bersikap suportif dan tanggap terhadap kebutuhan anak, namun di lain waktu anak bersikap dingin, tidak kooperatif, atau tidak siap secara emosional.

Misalnya, ketika Anda sedang marah saat kecil, orang tua Anda mendorong Anda untuk mengatasi emosi sulit Anda. Namun ketika hal itu terjadi lagi, mereka mengabaikan Anda dan meminta Anda untuk “melupakannya”.

Anak mungkin bingung dengan hubungannya dengan pengasuhnya, sehingga mengirimkan sinyal yang berbeda-beda. 4. Pengasuh yang ‘kelaparan secara emosional’

Hal ini terjadi ketika pengasuh mengupayakan hubungan intim atau fisik dengan anak untuk memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu, mereka mengabaikan kebutuhan emosional dan fisik anak.

Orang tua seperti ini bisa terlihat terlalu protektif, terlibat, dan sibuk dengan kehidupan anak mereka. Mereka mungkin menggantikan cinta dan kasih sayang anak mereka dengan memanfaatkan anak untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Misalnya, ibumu memaksamu untuk ikut serta dalam semua aktivitasmu bersama teman-teman sekolahmu, dia ingin tahu segalanya, dan dia marah ketika kamu berpisah. Karena itu, kamu memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama ibumu dan merasa bersalah karena menghabiskan waktu bersama orang lain.

Perilaku tenang pada orang dewasa tidak selalu mudah dikenali. Beberapa gejala utamanya adalah: 1. Kecanggungan, kebutuhan akan koneksi dan dukungan terus-menerus dari orang lain, kebutuhan terus-menerus untuk membuktikan bahwa Anda cukup baik. Hipersensitif terhadap penolakan dan pengabaian, penggunaan kedekatan fisik, seperti pelukan atau sentuhan, sebagai cara Carilah dorongan atau kurangi stres 2. Lepaskan rasa takut Khawatir pasangan Anda akan meninggalkan Anda (walaupun tidak ada tanda-tanda masalah hubungan yang sebenarnya) Stres emosional ketika seseorang takut atau tidak mampu sendirian Perubahan tiba-tiba pada perilaku atau suasana hati pasangan Anda dapat dianggap sebagai faktor. Tanda-tanda Cinta Berkurang atau Perpisahan Segera Merasa tidak aman atau terancam oleh kebebasan atau waktu pasangan Anda Takut ditolak atau dianggap tidak berharga, Anda mungkin menjadi terlalu bergantung atau melekat dalam hubungan. Sekalipun tidak ada, hal ini selalu mendorong Anda untuk mengetahui bahwa Anda dicintai, dibutuhkan, dan berhenti terlalu bergantung pada pasangan untuk mendapatkan dukungan emosional seperti kesulitan membangun dan menghargai minat atau cinta. Keterbatasan 5. Merasa tidak layak Merasa tidak layak atau tidak berharga Merasa tidak layak untuk dicintai dan bahwa Anda tidak cukup baik untuk suatu hubungan (menganggap Anda tidak layak untuk pasangan Anda) Keraguan. Hak Anda dalam hubungan, mempertanyakan mengapa seseorang ingin bersama Anda, dan pasangan Anda akan segera menyadari “kesalahan” mereka bahwa karena takut akan konsekuensi buruk atau menimbulkan konflik, Anda menghindari percakapan jujur. Bahkan mengenai kebutuhan atau perasaan Anda sendiri, perilaku atau komentar kecil seorang teman bisa saja dianalisa secara berlebihan, sehingga membawa Anda pada pikiran negatif untuk mengubah keadaan dan ingin menyelesaikan masalah orang lain dengan biaya sendiri. Masalah hubungan

Mungkin tidak selalu bisa menghilangkan rasa cemas, namun ada beberapa cara untuk membantu Anda tetap aman dalam hubungan, seperti: 1. Hati-hati

Saat Anda cemas, Anda bereaksi negatif. Namun, kesadaran dapat membantu Anda memikirkan cara yang lebih baik untuk merespons.

Jadi, cobalah mencari waktu untuk memikirkan perasaan Anda dan mengidentifikasi perasaan tersebut. Kemudian, Anda dapat mempertimbangkan cara terbaik untuk merespons. 2. Jaga sistem saraf Anda

Perilaku cemas yang berlebihan dapat menyebabkan Anda melawan, berlari, atau membeku. Dalam kondisi ini, Anda tidak bisa berpikir jernih dan cenderung bertindak impulsif. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan mengubah fisiologi Anda.

Luangkan waktu untuk bersantai dan bernapas. Anda dapat meletakkan tangan Anda di perut untuk berkoordinasi dengan napas Anda. Ini akan mengirimkan sinyal ke otak bahwa Anda aman.

 

Cobalah mencari waktu untuk melakukan sesuatu setiap hari untuk menjaga diri sendiri. Konsistenlah dengan itu untuk mengurangi stres Anda. Aktivitas perawatan diri seperti aktivitas rekreasi, mandi lama, atau menonton acara TV favorit dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan. 4. Temui inner child Anda

Dalam banyak kasus, memiliki pengasuh dapat bermanfaat dalam menyembuhkan perasaan cemas dalam diri anak Anda. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi diri Anda cinta, dukungan, dan kebaikan yang tidak Anda terima saat masih kecil.

Bersikaplah baik pada diri sendiri, maafkan diri sendiri atas kesalahan, periksa kembali, dan hibur diri sendiri jika Anda membutuhkannya. Anda dapat menganggapnya baik kepada diri sendiri seperti halnya Anda memperlakukan anak yang tidak bersalah. 5. Penerimaan diri

Memiliki gangguan kecemasan bukanlah hal yang memalukan atau cacat. Meskipun kecemasan ekstrem dan ketakutan akan ditinggalkan bisa menyakitkan, gaya ini juga ada manfaatnya.

Orang dengan kepribadian cemas sangat penyayang dan romantis serta ingin dekat dan dicintai. Kesadaran mereka yang meningkat membantu mereka memahami perasaan dan kebutuhan orang lain.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D