0 0
Read Time:1 Minute, 33 Second

JAKARTA – Generasi Z atau dikenal dengan sebutan Zoomers, kelompok penduduk dengan angka kelahiran antara tahun 1995 hingga 2012 menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Karakternya yang unik karena praktis, berorientasi pada nilai, dan cenderung mudah teralihkan sehingga menyebabkan banyak pihak kesulitan, terutama di dunia bisnis.

Generasi Z dikhawatirkan tidak mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan dunia usaha karena karakteristik tersebut. Salah satu gurunya adalah Richard Abed, Wakil Ketua Urusan Masyarakat dan guru di SMAC St. Petersburg BC. Luis 1 dari Surabaya mengatakan, ada beberapa alasan yang mendasari keunikan generasi ini, antara lain kuatnya pengaruh media sosial dan teladan orang tua yang mengalami perubahan nilai.

Selain itu, menurut Abed, derasnya arus informasi juga berperan dalam membentuk perilaku Generasi Z: “Mereka menerima informasi yang berbeda dari daerah yang berbeda.”

Lani Budhi Hantari, Kepala Sekolah SMA Santo Bernardus Pekalongan mengungkapkan, penyebab munculnya karakter tradisional Gen Z mungkin karena keengganan anak menerima kemajuan teknologi.

Menanggapi kejadian tersebut, ia menyiapkan beberapa skenario untuk anak sekolah. Lani mengatakan sekolah menawarkan berbagai program mulai dari pendidikan hingga kegiatan interaktif.

“Generasi Z tidak mudah untuk dihadapi karena sebagian besar dari mereka sibuk dengan perangkatnya. Mereka juga malas. “Kalau ditanya aktivitas di luar rumah, nanti jadi ceroboh,” kata Lani pada acara Binus Media Partnership Program (BMPP) di Hotel Dorsett Tsuen Wan Hong Kong. / 2024). ).

Lani juga mengatakan, kegiatan edukasi, termasuk bedah buku, sangat diperlukan dan terus dilakukan. Kami mengulas buku Profesor Renald Casali, The Strawberry Generation. Kami juga mengundang sekolah lain ke sini. “Kami juga memiliki program pertukaran karir yang menarik minat siswa sekolah,” ujarnya.

Hawa mengatakan hal yang sama. Menurutnya, pihak sekolah telah menerapkan program yang memperhatikan sifat Generasi Z dengan memperkenalkan metode pengajaran yang menggunakan teknologi dan bersifat interaktif.

Pengembangan karakter positif dilakukan melalui komunikasi positif, pengembangan mental dan spiritual, serta pelatihan kesadaran. “St. Louis juga membekali Generasi Z dengan 44 kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kejadian terkini,” kata Abed.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D