0 0
Read Time:3 Minute, 53 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Pernyataan kontroversial lainnya yang dilontarkan Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Andy Ogles terkait agresi Israel terhadap Palestina. Ogles dan Senator Partai Republik lainnya mengutuk demonstrasi pro-Palestina yang diadakan di beberapa universitas di Amerika Serikat

Ogles bahkan memperkenalkan rancangan undang-undang (RUU) yang akan mengadili dan menghukum siapa pun yang menunjukkan perilaku anti-Israel di kampus dengan mengirim mereka ke Gaza setidaknya selama enam bulan. Ogles, dikutip New York Post di Fox News pada Rabu, 8 Mei 2024, mengumumkan RUU tersebut bersama rekan-rekan anggota Kongres dari Partai Republik Randy Weber dan Jeff Duncan sebagai respons terhadap meningkatnya jumlah demonstrasi pro-Palestina di berbagai kampus.

Demonstrasi berubah menjadi ricuh setelah bentrokan antara polisi dan aktivis yang mengakibatkan ratusan aktivis di beberapa kampus ditahan. Ogles tidak menjelaskan dengan jelas dalam pidatonya bahwa RUU tersebut ditujukan untuk anti-Israel.

Namun secara khusus sasarannya adalah aktivis kampus yang melakukan protes sejak kelompok Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.000 orang. Pelanggar RUU tersebut akan dijatuhi hukuman setidaknya enam bulan pelayanan sosial di Gaza.

Tentara Israel masih berusaha menumpas Hamas di Gaza dan membebaskan sandera yang selamat sejak insiden 7 Oktober. Berbicara di Fox News Digital, Ogles mengatakan, “Siswa meninggalkan kelas untuk melecehkan siswa lain dan melumpuhkan kampus dengan aktivitas yang mereka coba. untuk menyebar ke seluruh negara bagian. Itu saja.”

Weber menambahkan, jika seseorang mendukung organisasi teroris dan ikut serta dalam kegiatan ilegal di kampus, maka ia akan menanggung akibatnya. “Saya yakin masyarakat pro-Hamas tidak akan bertahan hidup suatu hari nanti, tapi mari kita beri mereka kesempatan untuk merasakannya,” kata Weber.

 

Namun, RUU tersebut kemungkinan besar tidak akan disetujui oleh DPR AS. Senat Partai Republik hanya unggul satu kursi dari Partai Demokrat AS. DPR, yang hampir pasti akan menolak RUU tersebut.

Namun situasi ini setidaknya menunjukkan ketegangan yang ada di Amerika Serikat terkait perkembangan perang antara Israel dan Hamas. Demonstrasi yang terjadi belakangan ini diyakini mencerminkan kritik dan hinaan yang ditujukan kepada Partai Republik dan sebagian anggota Partai Demokrat.

Sebagian besar dukungan ditujukan kepada mahasiswa dan aktivis kampus yang memprotes pendudukan Israel di Gaza. “Pada bulan April, Dewan Perwakilan AS memperdebatkan undang-undang yang akan mendukung Israel dan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan baru-baru ini,” kata Pemimpin Mayoritas DPR Steve Scalise dalam pernyataannya pada Sabtu, 13 April 2024, mengutip Global dianrakyat.co.id saluran.

“Dewan Perwakilan AS sangat mendukung Israel dan harus ada konsekuensi atas serangan tanpa henti ini,” kata pernyataan itu.

Scalise tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai undang-undang yang sedang dipertimbangkan. Tidak jelas apakah Scalise mengacu pada rancangan undang-undang mandiri yang bertujuan mendukung Israel.

RUU tersebut memperkirakan pengeluaran tambahan sebesar $95 miliar. Hal ini termasuk mengalokasikan $14 miliar ke Israel, $60 miliar ke Ukraina, dukungan untuk Taiwan, dan miliaran dolar bantuan kemanusiaan.

Paket tersebut disetujui oleh Senat pada bulan Februari dengan dukungan 70 persen. Namun di DPR, paket tersebut ditolak karena pimpinan Partai Republik tidak meminta pemungutan suara terhadap paket tersebut, terutama karena keberatan terhadap tambahan pembiayaan untuk Ukraina, dikutip dari VOA Indonesia terbitan Senin. , 15 April 2024.

Paket tersebut juga mendapat tentangan dari segelintir anggota Partai Demokrat berhaluan kiri yang menentang pengiriman lebih banyak uang ke Israel. Selama waktu itu, Israel menyerang Gaza dan membunuh lebih dari 30.000 warga sipil di Gaza, menurut pejabat kesehatan Palestina.

AS mengeluarkan pernyataan. Senator Mitch McConnell mendesak Dewan Perwakilan Rakyat untuk merancang rancangan undang-undang bantuan yang lebih besar yang mencakup dana untuk Ukraina dan Taiwan. “Langkah-langkah keamanan tambahan, yang telah menunggu untuk diterapkan selama berbulan-bulan, akan memberikan sumber daya penting bagi Israel dan pasukan militer kami di wilayah tersebut,” kata pernyataan itu. Pernyataan disertakan. 

Sementara itu, serangan Israel ke Rafah baru-baru ini telah menimbulkan kerugian besar dan banyak korban jiwa di Gaza, Palestina. “Israel telah melancarkan serangan terhadap Rafah, selatan Gaza, dan ini merupakan ancaman yang terus digaungkan oleh Benjamin Netanyahu.” Sarbini Abdul Murad, Ketua Kepresidenan MER-C, dalam jumpa pers pada Rabu, 8 Mei 2024 yang disiarkan dari akun YouTube resmi.

MER-C atau Komite Penyelamatan Darurat Medis secara teratur mengirimkan sukarelawan ke Gaza untuk mengirimkan makanan dan pasokan medis yang sangat dibutuhkan, menjelaskan situasi saat ini akibat serangan baru-baru ini. Hal ini mengakibatkan relawan Indonesia di organisasi ini terjebak dan tidak dapat berpindah ke tim berikutnya.

“Sekarang tim ketiga tidak bisa keluar dari Gaza dan tim keempat tidak bisa masuk ke Gaza karena WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) memerintahkan tim untuk tidak masuk dan tim tidak keluar. Tim keempat masih menunggu persetujuan untuk masuk ke Gaza,” lanjutnya. Dr. Sarbini

Ia juga menjelaskan, relawan Indonesia yang dikirim ke Gaza tewas silih berganti. Pada tanggal 7 Mei, mereka mengirimkan kelompok relawan keempat untuk menggantikan tim sebelumnya.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D