0
0
dianrakyat.co.id, Jakarta Jaksa Penuntut Umum (JPU) menanggapi nota pembelaan Ammar Zoni terkait tuntutan 12 tahun terkait kasus narkoba. Yang menjadi ciri catatan konservasi ini adalah adanya bukti pengalihan Ammar ke Akri yang diklaim untuk usaha budidaya pala.
Jaksa mengaku tidak menemukan adanya pembahasan bisnis pala dalam bukti percakapan Ammar Zoni dan Akri. Sebaliknya, ia menemukan istilah lain yang diduga digunakan untuk menjalankan bisnis narkoba.
Usai persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada Rabu (30/7/2024), Azam Akhmat selaku jaksa penuntut umum mengatakan, “Tidak ada pembicaraan bisnis pala antara saksi Akari dan terdakwa dalam percakapan WA tersebut.”
Padahal, pembahasan narkotika menggunakan bahasa kode ikan dan sayur, kata Azam Akhmat.
Azam mengaku sempat menanyakan informasi kepada Akri mengenai bisnis tersebut. Bahkan, dia menunjukkan bukti percakapan tersebut kepada majelis hakim.
“Ini bahasa kode di percakapan WA yang kita tunjukkan ke majelis hakim. Kita tekan lagi Akri soal ikan dan sayur, maksudnya apa, katanya maksudnya sabu ya, katanya bisnis pala, kenapa dia katakanlah ikan. Dan Sayuran dengan logika sederhana, ”jelas Azam.
Dalam persidangan, jaksa penuntut umum meminta majelis hakim menolak dakwaan Ammar Zoni dalam kasus penyalahgunaan narkoba. Jaksa juga meminta majelis hakim menjatuhkan hukuman sesuai permintaan.
Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut Ammar Zoni divonis 12 tahun subsider 6 bulan penjara karena dianggap melanggar Pasal 114 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Selain itu, Ammar juga dituntut denda sebesar Rp2 miliar.
Ammar Zoni ditangkap ketiga kalinya dalam kasus narkoba pada 12 Desember 2023 di sebuah apartemen di kawasan Serpong, Tangsel. Ammar ditangkap bersama komplotannya Akari.
Bersamaan dengan penangkapan tersebut, polisi juga berhasil mengamankan barang bukti empat paket sabu senilai total 4,36 gram, satu paket ganja seberat 1,32 gram.
