dianrakyat.co.id, Jakarta Terbukti 80% orang pernah mengalami sakit punggung atau nyeri sepanjang hidupnya. Namun, nyeri punggung yang Anda alami tidak harus parah, karena 70 persennya disebabkan oleh ketegangan otot.
Harmantya Mahadhipta, dokter spesialis ortopedi dan konsultan traumatologi chiropraktik, mengatakan nyeri punggung yang hilang dalam beberapa hari atau hilang dengan istirahat hanya disebabkan oleh otot.
“Yang perlu diwaspadai adalah jika nyeri terus berlanjut selama beberapa bulan dan disertai gejala lain, seperti penurunan berat badan, bisa jadi itu disebabkan oleh infeksi atau kanker,” kata Harmandia.
Jika nyeri hanya terjadi pada malam hari, disertai demam, memiliki riwayat trauma berat, menjalar hingga paha dan betis, serta terjadi pada anak-anak, segera dapatkan pertolongan medis.
Dokter di Eka Hospital BSD mengatakan, permasalahan tulang belakang, khususnya pada daerah pinggang, merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang sering ditemui.
Gejala seperti nyeri pinggang, kesulitan bergerak, mati rasa atau kelemahan pada kaki sering kali dikaitkan dengan penyakit cakram atau cakram lumbal.
“Kenapa harus secepatnya ke dokter dan mendapat pengobatan yang serius. Karena pengobatan chiropraktik belum tentu operasi, itu pilihan terakhir. Anda bisa melakukan pengobatan terlebih dahulu baru kemudian terapi fisik. Jika pengobatan ini tidak berhasil, maka operasi adalah pilihan terakhir,” katanya.
Sementara itu, Harmantya juga menjelaskan, tinggi badan seseorang mempengaruhi faktor risiko terjadinya masalah tulang belakang. Semakin tinggi seseorang, semakin banyak pula faktor risiko yang terjadi.
“Jadi, ada faktor risiko yang tidak bisa diubah, dan ada faktor risiko yang bisa diubah. Untuk tinggi badan, termasuk dalam faktor risiko yang tidak bisa diubah, dan semakin tinggi seseorang maka semakin besar pula risikonya,” katanya.
Kemudian faktor lain yang tidak dapat diubah adalah genetika dan jenis kelamin laki-laki yang dianggap sebagai faktor risiko tinggi penyakit tulang belakang.
Faktor lain yang bisa diubah adalah berat badan. Semakin gemuk seseorang, semakin tinggi pula risikonya terkena penyakit tulang belakang.
Aktivitas fisik seperti mengangkat beban, membungkuk, melakukan gerakan tiba-tiba, duduk dalam posisi statis dalam jangka waktu lama, dan menggunakan alat yang bergetar juga memiliki risiko yang tinggi.
“Karena duduk, tulang pinggang kita menopang 1,4 kali berat badan kita. Jadi duduk terlalu lama meningkatkan risiko tersebut,” ujarnya.
Jika pengobatan tidak memungkinkan, RS Eka BSD memiliki teknologi kedokteran terkini, yaitu teknologi Lumbar Disc Replacement (LDR). Kini menjadi salah satu pengobatan terbaru yang efektif dalam mengatasi masalah tulang belakang.
“Penggantian cakram lumbal (LDR) adalah prosedur pembedahan yang dirancang untuk mengganti cakram yang rusak atau aus dengan implan buatan. Operasi tersebut dirancang untuk menjaga rentang gerak alami tulang belakang sekaligus mengurangi rasa sakit akibat cakram yang bermasalah,” jelasnya.
Dibandingkan dengan fusi tulang belakang, yang menyatukan dua tulang belakang sehingga membatasi pergerakannya, LDR memungkinkan pasien untuk tetap memiliki rentang gerak normal di area pembedahan. Implan buatan ini terbuat dari bahan yang sesuai dengan tubuh, seperti logam atau bahan plastik tahan lama.
Keuntungan dari operasi LDR jenis ini adalah memungkinkan tulang belakang seseorang bergerak secara alami. Selain itu, mengurangi risiko pembebanan berlebihan pada segmen lain karena dengan menjaga pergerakan alami, risiko kerusakan pada cakram lain dapat diminimalkan. Tak hanya itu, proses pemulihan nyeri pasca operasi menjadi lebih cepat.
Pasien yang dapat menjalani tindakan bedah ini adalah mereka yang berusia 60 tahun ke bawah dan tidak memiliki riwayat pengeroposan tulang sebelumnya.