dianrakyat.co.id, Jakarta – PT Akulaku Silvrr milik Indonesia berencana melakukan divestasi penerbit perbankan digital PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB). Rencana itu terungkap dalam hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BBYB yang digelar pada 15 November 2024.
PT Akulaku Silvrr Indonesia dan/atau Rockcore Financial Technology Co. Ltd (Akulaku Group), yaitu kelompok usaha yang bermaksud mengatur kepemilikan saham. Hal ini untuk memenuhi aturan melalui vesting saham secara bertahap dengan tingkat bunga minimal 2% per tahun untuk jangka waktu paling lama lima tahun. Dengan demikian, kepemilikan saham Akolako Group di BNC maksimal 30%.
Berdasarkan keterbukaan informasi bursa, Kamis, “penyesuaian kepemilikan saham melalui divestasi dapat mencakup, namun tidak terbatas pada, masuknya pemegang saham strategis baru melalui pelaksanaan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau aksi korporasi lainnya (21/11/2024).
Selain itu, RUPSLB juga menyetujui rencana aksi (recovery plan) perseroan yang tertuang dalam dokumen rencana aksi (recovery plan) PT Bank Neo Commerce Tbk tahun 2024 yang memuat trigger level permodalan, likuiditas, profitabilitas, dan kualitas Opsi pemulihan kemudian disajikan. kepada Badan Jasa Keuangan (OJK).
Akulaku Silvrr Indonesia memiliki 34 persen BBYB atau sekitar 4,6 miliar saham, menurut data RTI. Kemudian PT Gozco Capital 7,21% atau sekitar 962,93 juta saham dan Rockcore Financial Technology 5,52% atau 736,97 juta saham. Sisanya sebesar 52,20 persen merupakan milik publik atau sekitar 6,97 miliar lembar saham.
Sebelumnya, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) membukukan laba Rp 4,06 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024. Kinerja tersebut terutama disebabkan oleh kemampuan Neo Bank dalam menekan biaya operasional, selain kemampuannya meningkatkan penyaluran kredit korporasi. .
Penyaluran kredit korporasi tercatat sebesar Rp2,31 triliun pada September 2024, meningkat 88,01% dari Rp1,23 triliun pada September 2023.
Neo Commerce Bank menerapkan pengelolaan layanan operasional perbankan yang efektif, antara lain melalui optimalisasi layanan transaksi perbankan digital dan penerapan digitalisasi dalam proses bisnis.
Hal ini tercermin dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Bank Neo Commerce yang terus menurun hingga mencapai 99,88% pada 2024Q3, turun dari 116,91% pada 2023Q3.
Presiden PT Bank Neo Commerce Tbk Eri Budiono mengatakan Bank Neo Commerce tetap berkomitmen memberikan layanan keuangan yang dapat menjadi solusi berbagai tantangan nasabah.
Dikatakannya, Minggu (11/3/2024): Selama tahun 2024, kami telah berhasil menjalankan operasional perbankan secara prudent dan terukur sehingga kami dapat membukukan laba pada akhir triwulan III tahun 2024.
Ia menambahkan: “Percepatan ini merupakan hal yang baik karena seiring dengan semakin lengkapnya layanan dan produk perbankan kami dan semakin aktifnya nasabah dalam menggunakan layanan yang ada, kami terus berhasil menerapkan operasional perbankan yang lebih efisien dan lebih baik.” dia menambahkan.
Di sisi komersial, Neo Commerce Bank juga mengalami pertumbuhan yang baik di segmen nasabah bisnis.
Setelah sebelumnya dikenal sebagai bank layanan digital yang sukses meraih jumlah nasabah individu terbesar di Indonesia, Neo Commerce Bank semakin memperluas layanan perbankannya hingga menjangkau segmen mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan korporasi. – 2023 sesuai dengan layanan perbankan lengkap yang disediakan oleh Neo Commerce dan melalui aplikasinya yaitu. bank baru.
Layanan perbankan yang ditawarkan Neo Commerce Bank kepada nasabah korporasi antara lain Corporate Internet Banking (CIB) yang telah berdiri sejak tahun 2023.
Layanan CIB memungkinkan nasabah bisnis dengan mudah dan nyaman melakukan transaksi untuk keperluan bisnis.
Selain itu, Bank Neo Commerce juga telah memperkenalkan produk BNC Payroll untuk nasabah bisnis pada awal tahun 2023, yang memudahkan perusahaan dalam melakukan transaksi penggajian karyawan dari satu rekening ke beberapa rekening dalam satu transaksi.
Sebelumnya, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) resmi mempunyai Chief Executive Officer (CEO) baru bernama Eri Budiono. Hal itu setelah Eri dinyatakan lolos uji kebugaran oleh anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Chief Commercial Officer PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) Aditya Windarwo mengatakan, atas nama seluruh Neobanker, ia mengucapkan selamat bergabung kepada Eri Budiono.
“Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di industri perbankan, kami yakin Pak Iri adalah orang yang tepat untuk memimpin Neo Commerce Bank agar tumbuh dan berkembang lebih cepat.” jelasnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (10/8/2024).
Seorang bankir kawakan dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, Ari Bodiono ditunjuk oleh pemegang saham bank tersebut sebagai nahkoda baru BNC pada Rapat Umum Luar Biasa (RUPSLB) April lalu.
Iri adalah seorang bankir dengan pengalaman di bidang perbankan komersial di bank internasional dan regional. Berpengalaman menduduki posisi dewan di berbagai bank terkemuka seperti HSBC Bank Indonesia, Bank MyBank Indonesia dan Rabobank International Bank Indonesia.
Ari Bodiono meraih gelar BA di bidang Perbankan dan Keuangan dari Monash University, Melbourne, Australia.
Perubahan struktur kepengurusan baru perseroan juga diharapkan dapat memperkuat struktur kepengurusan BNC dan meningkatkan penerapan tata kelola yang baik, mengoptimalkan kinerja perusahaan, serta mentransformasi BNC menjadi bank dengan layanan digital yang menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia.
Dengan demikian, susunan Direksi Neo Commerce Bank sampai dengan Agustus 2013 adalah sebagai berikut:
Sutradara Asli: Eri Budiono
Manajer Bisnis: Aditya W. Windarwo
Manajer Kepatuhan: Rico Irvanto
Direktur Teknologi Sistem Informasi: Chen Jun.