0 0
Read Time:2 Minute, 51 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Google dilaporkan akan menghancurkan ‘miliaran data’ yang dikumpulkan secara tidak sah dari pengguna Chrome penyamaran.

Perusahaan akan lebih transparan mengenai pengumpulan data dan akan mempertahankan pengaturan yang memblokir cookie pihak ketiga Chrome secara default selama lima tahun ke depan.

Tindakan Google tersebut terkait dengan gugatan class action terhadap perusahaan tersebut atas pelacakan Chrome terhadap pengguna anonim.

Diajukan pada tahun 2020, gugatan tersebut mengharuskan Google membayar ganti rugi sebesar $5 miliar, atau sekitar Rp 79,6 triliun, seperti dilansir The Wall Street Journal.

Gugatan tersebut menuduh bahwa Google menyesatkan pengguna Chrome tentang Mode Penyamaran. Perusahaan mengklaim telah memberi tahu pelanggan bahwa informasi mereka bersifat pribadi meskipun perusahaan memantau aktivitas mereka.

Google membela praktiknya dengan mengklaim telah memperingatkan pengguna Chrome bahwa mode penyamaran “tidak berarti ‘tidak terlihat'” dan bahwa situs masih dapat melihat aktivitas mereka.

Engadget, mengutip Selasa (2/4/2024), mengatakan gugatan tersebut awalnya meminta ganti rugi sebesar 5.000 USD (sekitar Rp 79,6 juta) kepada pengguna atas dugaan pelanggaran terkait penyadapan telepon federal dan undang-undang privasi California.

Google mencoba melawan kasus ini, namun gagal. Hakim Lucy Coe memutuskan pada tahun 2021 bahwa perusahaan “gagal memberi tahu” pengguna bahwa data dikumpulkan bahkan ketika mode penyamaran aktif.

Gugatan tersebut mencakup email yang secara terbuka mengungkapkan banyak kekhawatiran perusahaan mengenai masalah privasi Incognito yang salah tempat pada akhir tahun 2022.

Pada tahun 2019, Chief Marketing Officer Google Lorraine Tuhill menyarankan kepada CEO Sundar Pichai bahwa “pribadi” adalah kata yang salah untuk mode penyamaran Google Chrome, karena dapat meningkatkan kesalahpahaman. 

Sebelumnya, Google telah menghadirkan pendekatan AI pada proses pembelajaran guru dan siswa. Dengan teknologi AI ini, Google berusaha meningkatkan fitur-fiturnya untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif dan aman.

Melalui blog perusahaan, Google menyampaikan bahwa kini tersedia beberapa cara untuk memudahkan siswa dan guru Google mengakses sesi belajar mengajar dengan Google.

Pengguna kini dapat mengekstrak teks dari PDF menggunakan Optical Character Recognition (OCR) di ChromeOS.

Mode membaca di browser Google Chrome juga mendapat fitur baru yang berguna seperti kemampuan menyorot teks, membaca teks dengan lantang, dan text-to-speech dengan suara yang lebih natural. Fitur-fitur tersebut membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.

Selain itu, blog tersebut menyebutkan bahwa Google menambahkan 30 bahasa lagi pada fitur teks tertutup (CC) di Google Meet yang dapat menerjemahkan percakapan menjadi teks secara otomatis.

Tuan rumah juga dapat menempatkan beberapa ubin video pada tampilan layar utama secara bersamaan untuk seluruh peserta sesi rapat.

Fitur baru Google Chrome ini membantu, seperti saat memberikan presentasi dengan penerjemah bahasa isyarat.

Selain itu, Google juga berkomitmen untuk memperkenalkan perangkat yang inovatif dan berkelanjutan.

Google baru-baru ini mengumumkan beberapa peningkatan pada Chromebook, seperti pengenalan 15 model perangkat baru untuk guru dan siswa dengan pembaruan otomatis selama 10 tahun mulai tahun 2024.

Google memperluas portofolio pengelolaan perangkat dan akunnya dengan peningkatan Endpoint Education.

Solusi ini membantu mengelola perangkat Android dan iOS dengan manajemen perangkat dan kontrol keamanan yang lebih canggih dan proaktif.

Untuk meningkatkan perlindungan data, administrator dapat menerapkan kontrol pencegahan kehilangan data yang lebih kuat di Chromebook, Gmail, dan Drive.

Kontrol ini membantu mencegah kebocoran data sensitif yang tidak disengaja. Administrator juga dapat menerapkan perjanjian multi-pihak untuk meningkatkan keamanan.

Memungkinkan administrator meminta otorisasi tambahan dari administrator lain untuk menyelesaikan tindakan sensitif, seperti mengubah pengaturan verifikasi dua langkah atau meminta dan menyetujui akses ke aplikasi pihak ketiga.

“Google telah bekerja sama dan mendengarkan jutaan pendidik untuk mempelajari cara terbaik menghadirkan teknologi AI ke dalam kelas,” kata Google.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D