0 0
Read Time:1 Minute, 6 Second

LONDON – Sebuah lembaga pengawas anak menyalahkan kecerdasan buatan (AI) sebagai penyebab meningkatnya kasus pelecehan seksual terhadap anak.

Internet Watch Foundation (IWF), sebuah kelompok penelitian, mengatakan bahwa penciptaan dan penerapan AI menjadi lebih canggih sebagai hasilnya.

Berbeda dengan dulu, gambar dan video tersebut kini sudah masuk ke platform online publik dan tidak masuk ke dark web, apalagi dunia internet hanya bisa diakses melalui browser khusus seperti Tor.

Banyaknya gambar visual yang dihasilkan oleh AI menyulitkan pihak berwenang dan badan investigasi untuk menentukan apakah gambar tersebut benar-benar merupakan gambar seorang anak yang membutuhkan, sebuah situasi yang digambarkan oleh analis IWF sebagai ‘titik kritis’.

Hal yang mengkhawatirkan bagi banyak orang adalah jumlah insiden pelecehan seksual terhadap anak-anak yang disebabkan oleh AI dalam enam bulan terakhir telah melampaui jumlah yang dilaporkan pada tahun sebelumnya.

Selama periode ini, IWF menelusuri 74 laporan yang memuat konten serupa, meningkat secara signifikan dari 70 laporan pada 12 bulan sebelumnya.

Lebih buruknya lagi, mesin AI yang menghasilkan gambar-gambar ini dilatih pada korban sebenarnya, sehingga mempersulit upaya untuk mengidentifikasi masalah asli yang memerlukan intervensi, kata Derek Ray-Hill, pejabat senior IWF.

“Beberapa bulan terakhir telah menunjukkan bahwa masalah ini tidak akan hilang dan malah semakin buruk,” surat kabar Guardian mengutip pernyataannya.

Isi pelecehannya beragam, mulai dari video mendalam hingga foto pakaian anak yang diubah dan diubah secara tidak senonoh.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D Slot Gacor 4D