0 0
Read Time:2 Minute, 3 Second

dianrakyat.co.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melarang penjualan sirup untuk anak-anak sebagai upaya mencegah gangguan ginjal akut yang misterius. Pada saat yang sama, daftar sirup yang ditarik dari pasaran menyebar di jejaring sosial.

Terkait hal ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencanangkan diri sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam bidang distribusi obat. 

BPOM dalam pemberitahuan tertulisnya kepada media, Kamis (20 Oktober 2022), menyatakan, “Saat ini hasil pemantauan, pengambilan sampel, dan pengujian obat yang beredar secara menyeluruh masih ditunggu.

Daftar puluhan obat yang dilaporkan telah ditarik dari pasaran beredar di jejaring sosial. Namun BPOM menegaskan daftar tersebut bukanlah daftar resmi mereka.  Penulis sirup obat. Tips menggunakan sirup untuk anak. [DI ANTARA]

“Daftar data 15 dari 18 produk tersebut bukan merupakan informasi BPOM dan bukan hasil uji BPOM. Kami akan update jika mendapat informasi terbaru,” tambah BPOM.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengatakan kementeriannya telah melarang sementara konsumsi sirup tersebut, sambil menunggu hasil penyelidikan resmi.

Langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan dan diperkirakan jumlah kasus akan meningkat karena ditemukan sirup tertentu yang mengandung bahan kimia tertentu di tubuh anak-anak penderita gangguan ginjal akut.

Hasil pemeriksaan sementara, setidaknya terdapat 3 bahan kimia di dalam tubuh pasien: etilen glikol, dietilen glikol, dan glikol eter atau EGBE.

Menteri Kesehatan Budi menjelaskan: “Kementerian Kesehatan telah menyelidiki dan menemukan bahwa anak kecil dengan AKI (Cedera Ginjal Akut) mengandung 3 bahan kimia berbahaya (Ethylene Glycol-EG, Diethylene Glycol-DEG). , etilen glikol butil eter-EGBE)”. .

Dietilen glikol adalah bahan kimia yang digunakan seperti gliserin atau pelarut alternatif yang banyak digunakan dalam sirup obat batuk. Antibeku ini juga biasa digunakan sebagai minyak rem.

Sementara itu, etilen glikol merupakan bahan kimia tidak berwarna dan tidak berbau yang jika tertelan akan menimbulkan efek sangat toksik.

Kemudian glikol eter berupa cairan bening mudah terbakar dengan sedikit bau. Seperti etilen dan dietilen, bahan kimia ini juga berfungsi sebagai pelarut dalam air, bercampur dengan minyak dan kelapa, serta sering digunakan sebagai penghilang tinta, cat, atau lapisan.

Menteri menyimpulkan: “Ternyata beberapa sirup yang digunakan oleh pasien kecil pengidap AKI (yang kami ambil dari rumah pasien) mengandung EG, DEG, EGBE, yang seharusnya tidak ada dalam sirup tersebut atau jumlahnya sangat sedikit.” Buddha kesehatan.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan melaporkan kasus misterius gagal ginjal akut yang muncul di Indonesia selama dua bulan terakhir, menyerang anak usia 6 bulan hingga 18 tahun.

Sebanyak 206 kasus gagal ginjal akut telah dilaporkan hingga saat ini, 99 di antaranya meninggal, dan mayoritas terjadi pada usia 1 hingga 5 tahun.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D