0 0
Read Time:2 Minute, 25 Second

dianrakyat.co.id, Batavia – Ikatan ibu dan anak penting dalam membangun landasan emosi dan emosi anak, terutama di masa emas. Persahabatan ibu-ibu ibarat landasan kuat yang menunjang tumbuh kembang seorang anak.

Kedekatan dan rasa cinta ini memunculkan rasa aman, nyaman dan cinta, menjadi persiapan penting bagi anak untuk menjelajahi dunia. Namun, ketika ikatan ini lemah, konsekuensi negatifnya akan cepat tersembunyi, meninggalkan luka emosional yang bisa bertahan lama.

Kurangnya koneksi dengan anak pada masa ini dapat berdampak besar pada tumbuh kembang anak di kemudian hari.

Anak tanpa kekerabatan ibarat gelandangan tanpa pemimpin. Ketidakmampuan mereka untuk memberi tahu orang tua tentang kehidupan mereka adalah bukti nyata putusnya hubungan ini. 

“Kalau anak-anak bilang susah, kalau terus berjuang ya, percuma saja kita perbaiki dalam dua tahun. Apa jadinya kalau dua tahun tidak ada ikatan waktu? Apakah ada ikatan yang terbentuk antara ibu dan anak?” psikolog dan konselor Lieke Puspasari dalam jumpa pers, Senin, 2 April 2024.

Kurangnya koordinasi dapat menimbulkan akibat yang serius, seperti kesulitan menerima instruksi dan masalah psikologis di kemudian hari. “Ini teror yang tidak layak untuk ditahan. Luka mental ini jika tidak segera disembuhkan, bisa berujung pada depresi dan depresi di kemudian hari,” ujarnya.

Lieke menegaskan, ikatan ibu dan anak lebih besar dibandingkan dengan anggota keluarga lainnya. “Di usia nol sampai 2 tahun itu perlu dilekatkan. Kalau anak selalu ditinggal berdua dengan pengasuhnya, pasti suatu saat dia akan mencarikan pengasuh untuk ibunya,” kata Lieke.

Anak-anak berusia antara nol dan dua tahun mengembangkan hubungan dengan orang-orang yang sering mereka dengar, sentuh, dan lihat. Reunifikasi terjadi agar anak dapat dipertemukan kembali dengan orang tuanya.

“Jika penyambungannya dilakukan dengan benar maka akan terbentuk ikatan cinta dan rasa aman pada diri anak,” kata Lieke.

 Jika penandatanganan dilakukan dengan baik maka anak akan aman dan dapat berkumpul kembali dengan orang tuanya. Hal ini dapat mempengaruhi hubungan anak dengan ibunya hingga ia dewasa.

Jika anak dekat dengan ibunya dan mendengarkan nasihatnya, hal ini dapat dikaitkan dengan kesuksesan 0-2 tahun.

Dilansir dari Kementerian Kesehatan RI, terdapat faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi proses integrasi itu sendiri. Hal ini dapat menjadi menonjol ketika ikatan yang aman terbentuk pada sambungan tersebut. Konten Teknik Pengasuhan yang digunakan oleh para ibu: Orang tua yang mengasuh dan penuh kasih sayang dapat membantu membangun ikatan yang kuat. Budaya internal: Budaya yang menekankan pentingnya keluarga dan hubungan dapat membantu ibu membangun hubungan dengan anak. Keterampilan hidup ditekankan: Kualitas seperti kebaikan, kasih sayang dan kesabaran dapat membantu seorang ibu membangun hubungan dengan anaknya. Hubungan ibu dengan komunitasnya: Dukungan dari keluarga dan teman dapat membantu ibu membangun hubungan dengan bayinya Riwayat kehamilan sebelumnya: Kehamilan yang sehat dapat membantu ibu membangun hubungan dengan bayinya. Faktor Eksternal Keinginan menjadi orang tua yang dirindukan: Ibu yang memiliki keinginan menjadi orang tua yang tinggi akan mudah menjalin bonding dengan keturunannya. Sikap dan sikap anggota keluarga lainnya: Dukungan dan kerjasama dari anggota keluarga lainnya dapat membantu seorang ibu membangun hubungannya dengan anaknya.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D