0 0
Read Time:6 Minute, 47 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Pusat adalah film Thailand tahun 2021. Film ini menyajikan kisah horor yang memadukan unsur perdukunan, ritual, roh, dan kutukan.  Kisah “The Middle” diawali dari sekelompok kru film dokumenter yang ingin mempelajari dan menceritakan kisah kepercayaan masyarakat Isan di timur laut Thailand.

Disutradarai oleh Banjong Pysantanakun, “The Middle” tayang perdana di Bucheon International Fantasy Film Festival (BIFAN) pada 11 Juli 2021. Film ini dirilis pada 14 Juli 2021 di Korea Selatan, dan pada 28 Oktober 2021 di Thailand dan Indonesia. Pada tanggal 20 Oktober 2021.

Film “Medium” tidak hanya mengejutkan penonton dengan plotnya yang luar biasa, tetapi juga mendapat pujian atas kualitas produksi dan penampilan para aktornya. Dengan narasi yang kuat serta gambaran mendalam tentang budaya dan kepercayaan lokal, “The Medium” berhasil menjadi salah satu film horor terbaik yang keluar di tahun 2021. 

Berikut rangkuman dan fakta film tersebut yang dirangkum dari berbagai sumber dianrakyat.co.id, Selasa (14/5/2024).

“Pusat” mengacu pada praktik pemujaan para dewa di wilayah Isan di timur laut Thailand. Seperti yang diketahui banyak orang, Thailand merupakan salah satu negara dengan jumlah umat Buddha terbesar di dunia. Maka tidak heran jika mereka mempercayai keberadaan dewa dan dewi.

Cerita bermula dari kru film dokumenter yang melakukan perjalanan ke Isan untuk mendokumentasikan kehidupan seorang dukun bernama Nim. Neem mengenalinya sebagai Diva Bayan, dewi yang diterima oleh penduduk setempat. Dewa Angin diyakini dimiliki oleh wanita dengan garis keturunan tertentu, dan seseorang yang memiliki dewi ini akan menjadi paranormal dengan kemampuan menyembuhkan berbagai penyakit magis. Singkatnya, mereka akan menjadi perantara antara Tuhan dan manusia.

Dalam wawancaranya dengan tim dokumenter, Neem Deva mengungkapkan bahwa orang yang seharusnya memiliki Bayan adalah kakak perempuannya, Noi. Namun Nuh menolak menjadi dukun dan memutuskan menjadi seorang Kristen. Alhasil, arwah Diva Bayan menetap di tubuh Nim dan sejak saat itu Nim berperan sebagai dukun. Suatu hari suami Nim Noi menerima kabar meninggalnya Viroj. Sekarang hanya tinggal Noah dan putrinya yang masih kecil, Mink. Seperti ibunya, Mink tidak percaya pada hal gaib dan juga beragama Kristen. Sejak awal, Noah Mink menghindari tradisi pemujaan Dewa Angin yang tersebar di desanya.

Sekembalinya dari pemakaman Viroj, Nim banyak bercerita tentang keluarganya, terutama anggota laki-laki. Kakek Viroj dirajam sampai mati, Viroj bunuh diri karena bangkrut, dan putra sulung Nîme yang juga kakak laki-laki Minke meninggal dalam kecelakaan sepeda motor. Akibatnya, hanya perempuan di keluarga itu yang tersisa. Selama pembuatan film dokumenter tersebut, Mink mulai menunjukkan tingkah aneh. Ia sering berubah, seolah-olah memiliki banyak identitas, terkadang sebagai anak-anak, orang tua, pemabuk, atau pelacur. Kondisi Mink semakin parah karena ia sering mendengar suara-suara di kepalanya dan mengalami sakit perut yang parah hingga menyebabkan pendarahan vagina. Peristiwa itu berakhir ketika Mink ditangkap karena berhubungan seks di kantor. Ia sukses meraih penghargaan di Bucheon International Fantasy Film Festival

Festival Film Fantasi Internasional Bucheon, yang pertama kali didirikan pada tahun 1998, merupakan salah satu festival paling bergengsi di Asia. Festival ini didedikasikan untuk film-film bergenre horor, thriller, misteri, dan fantasi, baik dari Korea Selatan maupun internasional. Fokus unik ini telah menarik perhatian pecinta film di Asia Timur dan Tenggara, menjadikan festival ini sebagai acara yang sangat dinantikan setiap tahunnya.

Salah satu film yang berhasil menarik perhatian dalam festival ini adalah “The Medium” yang berhasil meraih penghargaan pada kategori “Film Terbaik”. Berdasarkan laporan Go-tix.id, juri festival terkesan dengan film kolaborasi dua sutradara ternama ini. Mereka berhasil memadukan isu “Medium” dengan gaya mockumentary, sehingga menghasilkan kombinasi yang tidak hanya berbeda, namun sangat efektif. Kisah film ini berkisah tentang kemalangan seorang wanita yang terbebani oleh dosa dan kutukan keluarganya serta menambah kedalaman emosional dan kompleksitas cerita. 2. Kerjasama antara dua direktur utama

“The Middle” adalah hasil kolaborasi luar biasa antara dua sutradara terkenal dari Thailand dan Korea Selatan – Na Hong Jin dan Banjong Pisantanakun. Na Hong Jin dikenal dengan karya seperti “Giri” dan “Yellow Sea”. Banjong Pisantanakun juga banyak membuat film horor populer dan legendaris, seperti “Shatter”, “Pee Mak”, dan “Alone”. Kedua sutradara ini bekerja sama untuk The Medium, sebuah film dengan latar kehidupan nyata di pedesaan Thailand di mana praktik perdukunan atau perdukunan masih lazim dan dipraktikkan. Perpaduan pengalaman dan visi artistik kedua sutradara ini menghasilkan sebuah film yang tidak hanya memukau secara visual, namun menawarkan pengalaman narasi yang mendalam dan autentik. 3. Kaya akan unsur perdukunan, kerasukan dan pengusiran setan

Mengikuti tema utama, “Medium” mengeksplorasi dunia perdukunan secara detail. Film ini penuh dengan adegan rumah tangga, pengusiran setan dan berbagai ritual yang dilakukan oleh orang-orang yang tetap melestarikan tradisi lamanya. Adegan-adegan yang ditampilkan sangat tipis sehingga menambah bobot dan ketegangan film. Selain itu, film ini juga menggali masa lalu yang brutal dan penuh darah, memberikan konteks sejarah yang lebih dalam dan memperkaya plot keseluruhan. 4. Rencana yang menarik dan bagus

“The Medium” mendapat pujian tidak hanya karena visual dan temanya yang kuat, tetapi juga karena ceritanya yang kuat dan menarik. Berdurasi 131 menit, film ini membawa penontonnya pada perjalanan penuh ketegangan dan emosi. Cerita yang terorganisir dengan baik menghubungkan penonton dengan karakter film. Setiap adegan dirancang untuk menambahkan lapisan baru pada cerita, membuat penonton tetap terlibat dari awal hingga akhir. Kesuksesan “The Medium” meraih penghargaan di Bucheon International Fantasy Festival tak lepas dari kualitas dan daya tarik film ini. Menggabungkan cerita yang kuat, kolaborasi penyutradaraan yang luar biasa, dan penampilan yang luar biasa, film ini telah diakui sebagai salah satu karya terbaik dari genre horor dan thriller modern. Savani Uthomma Nim

Film “The Medium” mengikuti kehidupan seorang dukun bernama Nim yang tinggal di wilayah Isan di timur laut Thailand. Nim dikenal sebagai dukun dengan kemampuan luar biasa dalam menyembuhkan orang sakit. Kemampuan tersebut berasal dari hubungannya dengan Dewa Bayan yang dipuja oleh penduduknya. Karakter Nim adalah pemberani, kuat dan terhubung dengan hatinya. Ia sangat menghormati Diva Bayan bahkan melihatnya menangis saat mengepalai patung Diva Bayan yang sering dipujanya di hutan. Nim pun bertekad dalam berusaha menyembuhkan adiknya dari pengaruh roh jahat.

Karakter Neem diperankan oleh Savani Uthomma yang tidak hanya berprofesi sebagai aktor tetapi juga penulis skenario dan asisten sutradara. Beberapa film dan serial drama yang pernah ia perankan adalah The Promise, Hormones 3, Underground dan Eclipse. Sawani Uthomma juga dinominasikan sebagai Aktris Terbaik di Penghargaan Film Nasional Supannahong ke-30 atas penampilannya yang luar biasa dalam ‘The Middle’. Narlia Gulmongolpeh sebagai Minlia

Mink adalah putri Noah, kakak perempuan Nim, dan Diva menolak menjadi setengah Bayan. Mink digambarkan sebagai gadis yang bahagia dan cantik, namun setelah kematian tragis ayah dan kakak laki-lakinya, hidupnya berubah drastis. Perubahan ini dimulai setelah pemakaman ayahnya, di mana Mink menunjukkan tanda-tanda kepribadian ganda, mulai dari bertingkah seperti anak kecil, mabuk, hingga bertingkah seperti pelacur. Mink diperankan oleh Narya Gulmongolpeh, juga dikenal sebagai Yada. Sebelum terjun ke dunia akting, Yada adalah seorang penyanyi dan model di Bangkok. Popularitasnya meningkat setelah perannya dalam “Medium” dan ia memenangkan Penghargaan Aktris Terbaik di Penghargaan Film Nasional Supannahong ke-30. Menariknya, Yada Mono Music merupakan mantan anggota girl grup Gelato. Sirani Yankittican November

Noe adalah kakak perempuan Nim dan ibu Mink. Awalnya ia terpilih menjadi perantara Diva Bayan, namun ia tidak terima dan memutuskan pindah agama. Noah dari keluarga Jasania menikah dengan Viroy dan memiliki dua orang anak. Anak pertamanya Mack meninggal dalam kecelakaan sepeda motor dan kemudian memutuskan untuk bunuh diri. Tak lama setelah kematian Mac, suaminya Viroj juga meninggal secara tragis. Noah ditampilkan sebagai sosok egois dan nekat yang rela melakukan apa saja demi kesejahteraan putrinya. Karena tidak percaya pada Diva Bayan, Noah membantu dukun lain melakukan upacara pengusiran setan untuk Mink, yang “mengosongkan” tubuh Mink dari ratusan roh jahat. Roh-roh jahat inilah yang menjadi korban pembunuhan nenek moyang Viroj. Bonsong Nakfu Santi

Santi adalah sahabat Nim yang juga seorang dukun setempat. Berbeda dengan Nim yang merupakan roh ketuhanan, Santi merupakan dukun biasa yang tinggal di kuil. Saat Santi melihat Mink, ia langsung menyimpulkan kalau gadis itu sedang dipengaruhi ratusan roh jahat. Santi dan Nim bekerja sama mempersiapkan upacara pengusiran setan untuk menyelamatkan Mink. Santi melibatkan murid-muridnya dalam proses tersebut, namun sayangnya mereka harus meninggal dunia.

Tokoh Santi diperankan oleh aktor dan sutradara film independen Bonsong Nakfu. Dikenal juga dengan nama panggungnya, ia merupakan lulusan Fakultas Seni Universitas Chulalongkorn, salah satu universitas terkemuka di Thailand. Selain akting, Bonsong juga menyutradarai film independennya sendiri.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D