0 0
Read Time:4 Minute, 2 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Komodo Travel Mart (KTM) edisi V digelar di Golo Mori Convention Center (GMCC), Labuan Bajo, selama empat hari, Kamis-Minggu, 6-9 Juni 2024. Salah satu agenda yang dilaksanakan. merupakan Table Top Meeting Business to Business (B2B) untuk mempromosikan pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Forum tersebut mempertemukan 121 pembeli dari berbagai negara yang menjadi pasar wisata Labuan Bajo, mulai dari Singapura, Kuala Lumpur, Malaysia, dan Australia. Sedangkan penjualnya adalah 63 perusahaan travel dari berbagai wilayah di NTT.

Acara tersebut menargetkan transaksi senilai Rp30 miliar dan menarik minat investasi di Labuan Bajo dan NTT. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraft) Angela Tanoesoedibjo meyakini agenda MICE akan mendorong perkembangan pariwisata di NTT.

“Ini bukti nyata pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung upaya pengembangan pariwisata,” kata Angela dalam keterangan yang diperoleh dianrakyat.co.id Lifestyle Group di NTT.

Inilah agenda KTM yang sedang menjalani reorganisasi setelah beberapa tahun absen akibat pandemi. Selain menjadi tuan rumah agenda B2B, acara ini juga akan menampilkan tur sebagai aktivitas luar ruangan, termasuk Green Action Carbon Setting dan eksplorasi Pulau Komodo, serta hiking, tamasya, dan menginap di Wae Rebo.

“Kegiatan ini juga membuktikan bahwa Labuan Bajo layak untuk dikunjungi dan menjadi prioritas utama kegiatan pariwisata di Indonesia dan dunia,” kata Angela.

Labuan Bajo, salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), diharapkan memiliki ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif yang lebih kuat, mulai dari atraksi, fasilitas, dan peluangnya. Angela berharap KTM dapat meningkatkan investasi di bidang pariwisata dan kreatif di Labuan Bajo, khususnya di Kawasan Ekonomi Khusus Parapuar.

Kawasan Ekonomi Khusus Parapuar memiliki luas 129,6 hektar dan dikelola oleh Badan Pemerintahan Labuan Bajo Flores (BPOLBF). KEK diklaim memberikan kenyamanan bagi investor melalui pendekatannya terhadap pengembangan ekonomi kreatif dan pengembangan pariwisata berkelanjutan dan berkualitas. 

“Saya berharap industri pariwisata dan ekonomi kreatif kita berupaya mengembangkan pariwisata berkelanjutan yang dapat memberikan dampak positif,” kata Angela. “Ide ini merupakan solusi yang akan memberikan dampak jangka panjang terhadap masa depan lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi masyarakat lokal dan wisatawan yang berkunjung.

Hal. Direktur Utama BPOLBF Frans Tegu. “Misi kami secara keseluruhan adalah membangun reputasi Labuan Bajo Flores sebagai destinasi prioritas utama. Kami berharap dengan potensi yang dimiliki seperti budaya, satwa liar, taman nasional dan masih banyak destinasi lainnya, kami dapat mendorong wisatawan untuk pindah ke Labuan Bajo Flores. Dan menyebar ke seluruh daratan NTT,” kata Perancis.

Salah satu tempat wisata yang paling menarik ketika berkunjung ke Labuan Bajo adalah scuba diving. Salah satunya disediakan oleh Pelni dengan layanan perahu pinisinya. Paket wisata ini membawa pengunjung ke Labuan Bajo untuk menikmati beragam aktivitas, mulai dari mendaki gunung, snorkeling, hingga menyaksikan matahari terbenam di atas perahu.

Paket yang ditawarkan berbeda-beda tergantung durasi penggunaan dan jumlah peserta. Paket tur 2 hari 1 malam dengan jumlah peserta maksimal 6 orang biayanya mulai 40 juta rubel. Biaya ini sudah termasuk pemandu, penjemputan di bandara, peralatan snorkeling, serta makanan dan minuman.

Paket ini tidak menawarkan paket menyelam di laut dalam. Namun hal ini dapat ditambahkan ke dalam paket wisata jika pengunjung ingin mencoba menyelam di sekitar kawasan.

Sedangkan Nusa Kembara menawarkan harga paket wisata ke Labuan Bajo mulai Rp 120-150 juta per malam dengan perahu yang dilengkapi hingga 8 kamar tidur. Paket wisata ini mampu menampung hingga 30 orang.

Dengan menyewa perahu, pengunjung dapat memilih beragam olahraga dan aktivitas air seperti menyelam, snorkeling, kayak, dan memancing. Paket ini jauh lebih mewah dibandingkan dengan yang ditawarkan Pelni, karena akomodasi di Nusa Kembara bernuansa resort.

Kasus lainnya, seorang wisatawan mengeluh “diberi makan” saat makan di Kampung Ujung, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam video yang diunggah di akun Instagramnya, @m8nusantara, pada 30 Mei 2024, ia mengungkap “harga konyol” yang ia bayarkan untuk makan kami berempat.

“Ikan Goreng Deepalak di Labuan Bajo,” tulisnya dalam keterangan. “Asyiknya naik sepeda motor, jalan-jalan ke destinasi wisata populer. Memang semua institusi lebih sempurna, tapi pertama-tama harus ditanyakan, terutama soal biaya.

Dalam video tersebut, ia membeberkan tagihan yang harus dibayar yakni ikan seharga 150 ribu rubel, lauk pauk dan nasi untuk 4 orang seharga 160 ribu rubel, tiga porsi jeruk segar seharga 150 ribu rubel, dan satu porsi jeruk biasa seharga 25 ribu rubel. . . Setelah pajak 10%, mereka harus membayar total 530 ribu rubel.

“Tidak perlu berdebat, kami tetap bayar. M8 siapa pun yang mau makan di sini, hati-hati! Tanyakan harga sebelum memesan karena di menu tidak ada harga,” ujarnya. Lifestyle dianrakyat.co.id meminta komentar dari para pengunggah konten, namun mereka belum memberikan tanggapan hingga artikel ini diterbitkan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Plt. Kepala Eksekutif Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Frans Teguh mengatakan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk memastikan kondisi tempat wisata yang kondusif. BPOLBF juga mendorong para pedagang makanan di tempat wisata dan kawasan usaha lainnya untuk mencantumkan daftar harga masakan yang dijualnya agar bisa dilihat oleh wisatawan, ujarnya dalam pesan kepada dianrakyat.co.id pada Jumat, 7 Juni 2024.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D