0 0
Read Time:1 Minute, 54 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA — Dokter Deandra Parkst, BMedSc, SpU, FICS, dokter spesialis urologi Rumah Sakit Indonesia (RSUI) menjelaskan apa itu batu ginjal dan cara mengobatinya agar tidak berujung pada gagal ginjal. aktivitas

Batu ginjal terbentuk dari endapan garam dan mineral yang menumpuk dan biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, kata Dendra dalam obrolan online di Jakarta, Selasa (26/3/2024).

Meski tidak menimbulkan gejala, batu ginjal yang menyumbat saluran kemih bisa menimbulkan banyak gangguan kesehatan, mulai dari nyeri, pendarahan, hingga penurunan fungsi ginjal. Oleh karena itu, batu ginjal harus segera diobati agar ginjal dan saluran kemih dapat berfungsi normal.

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan batu ginjal, antara lain sering buang air kecil, kurang minum air putih (dehidrasi), dan tingginya kadar garam dalam urin.

Dokter lulusan kedokteran Universitas Indonesia ini juga menyarankan sejumlah tindakan pencegahan agar orang tidak terkena batu ginjal. “Kita cukup baik mengonsumsi air putih sebanyak 2-3 liter sehari. Jika kita sedang berpuasa, sebaiknya usahakan membagi air antara berbuka, makan malam, dan sarapan,” kata Dindra.

Batasi juga asupan garam kurang dari 2.300 miligram per hari, serta hindari kebiasaan merokok dan minum alkohol. Jangan lupa untuk mengonsumsi makanan sehat dan memilih pola hidup sehat dengan menghindari makanan cepat saji, tinggi garam, dan tinggi purin.

Namun, jika pasien sudah terlanjur mengalami batu ginjal, ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk menghilangkan batu ginjal. Mulai dari metode minimal invasif (prosedur minimal invasif) hingga non-invasif (tanpa bekas luka).

“Salah satunya RIRS atau Retrograde Intrarenal Surgery yang menggunakan scope pada saluran kemih, dan mengangkat batu ginjal dengan laser minimal invasif,” jelasnya.

Tak hanya RIRS, pasien juga bisa ditangani dengan metode invasif minimal lainnya, seperti PCNL atau Perkutan Nefrolitotomi untuk batu ginjal berukuran besar dan URS atau Ureteroskopi yang menggunakan laser untuk menghancurkan batu tersebut.

Selain itu, ada pengobatan non-invasif lain untuk batu berukuran kecil (kurang dari 20 mm) dan lunak, yang disebut ESWL atau Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy. Prosedur ini dilakukan dengan cara meledakkan batu ginjal dengan gelombang kejut selama kurang lebih satu jam.

“Pilihan pengobatan di atas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, umumnya prosedur pengobatan minimal invasif memiliki harga batu yang tinggi, seperti RIRS, PCNL dan URS,” ujarnya.

Ditambahkannya, sedangkan untuk ESWL karena bersifat non-profit, batu tumbuh potongan dan harga batu gratis relatif rendah. “Jadi perlu pengobatan rutin,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D