0
0
California – Pelatihan senjata peledak di kalangan militer baru-baru ini mendapat kecaman karena menyebabkan kerusakan otak hanya melalui gelombang ledakan, bahkan ketika peserta dan instruktur berada pada jarak yang “aman” dari ledakan.
Sebuah studi baru yang mengejutkan menemukan bahwa paparan berulang terhadap ledakan tingkat rendah, seperti granat tangan, dapat menyebabkan usus bocor.
Karena permeabilitas usus sebagian dikendalikan oleh neuron, para ahli menduga hal ini mungkin terkait dengan penurunan kognitif.
Menurut ahli saraf Qingkun Liu dan rekannya di AS, gejalanya konsisten dengan cedera otak traumatis ringan (TBI). Orang yang menderita TBI sering kali mengalami sakit perut, perut kembung, atau sembelit. Mereka mungkin juga mengalami usus bocor.
Kebocoran ini disertai dengan penurunan protein usus tertentu, yang mencegah limbah masuk ke dinding usus. Peningkatan permeabilitas usus dapat memungkinkan bakteri meresap ke dalam aliran darah dan berpotensi merusak sistem tubuh—sebuah ciri umum pada penyakit Alzheimer dan skizofrenia.
“Sebelumnya, penelitian mengenai mikrobioma darah manusia hanya mendapat sedikit perhatian karena darah pada umumnya tidak mengandung mikroba,” tulis Liu dan rekannya, yang bekerja di James J. Peter VA Medical Center di Bronx, dalam jurnal Science Alert, Kamis. . Itu dianggap sebagai lingkungan yang steril.” (11/4/2024).
Penelitian tim tersebut melibatkan 30 peserta laki-laki, yang sebagian besar bertugas sebagai insinyur tempur, dan 18 di antaranya melaporkan cedera otak traumatis ringan akibat trauma benda tumpul langsung, namun bukan akibat ledakan.
Gelombang ledakan yang berulang-ulang dari pelatihan peledakan militer dapat menyebabkan usus bocor.
Usus bocor ini dapat menyebabkan bakteri masuk ke aliran darah dan merusak sistem tubuh.
Ini mungkin terkait dengan penurunan kognitif dan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan skizofrenia.
