0 0
Read Time:2 Minute, 30 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Pembaruan CrowdStrike pada Jumat, 19 Juli 2024 menyebabkan banyak perangkat Windows di berbagai negara di dunia mogok dan menampilkan layar biru kematian (BSOD).

Ternyata update CrowdStrike menjadi penyebab banyak perangkat Windows di seluruh dunia mengalami masalah di berbagai sektor dan bisnis.

Meskipun keadaan berangsur-angsur kembali normal, banyak bisnis dan perusahaan masih mengalami masalah BSOD pada perangkat Windows mereka.

Satu setengah hari kemudian, Satya Nadella, CEO Microsoft, berbicara. Melalui akun resminya, X mengungkapkan bahwa Microsoft saat ini sedang bekerja sama dengan perusahaan dan layanan yang terkena dampak untuk memperbaikinya.

“CrowdStrike kemarin merilis pembaruan yang mulai memengaruhi sistem TI di seluruh dunia. Kami menyadari masalah ini dan bekerja sama dengan CrowdStrike dan industri untuk memberikan saran teknis dan dukungan kepada pelanggan agar sistem mereka kembali online dengan aman,” kata Satya Nadella di X. Tidak terkena serangan cyber

Pengumuman dari Microsoft muncul setelah jutaan perangkat Windows mogok karena BSOD dan setelah CEO dan pendiri CrowdStrike George Kurtz meminta maaf atas pemadaman tersebut.

“Kami dengan cepat mengidentifikasi masalahnya dan menerapkan solusinya sehingga kami dapat secara konsisten fokus pada pemulihan sistem pelanggan sebagai prioritas utama kami,” ujarnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pemadaman tersebut bukan karena serangan siber. Menurutnya, pemadaman tersebut disebabkan oleh bug yang ditemukan pada pembaruan konten Falcon untuk sistem operasi host Windows.

Selain itu, CrowdStrike bekerja sama dengan pelanggan dan mitra yang terkena dampak untuk memastikan bahwa semua sistem dipulihkan. Pelanggan dengan demikian dapat memberikan layanan lagi.

Saat ini, menurut Kurtz, CrowdStrike beroperasi secara normal dan sistem Falcon mereka tidak terpengaruh oleh masalah ini.

“Jika sensor Falcon dipasang, tidak ada dampak perlindungan apa pun. Layanan Falcon Complete dan Falcon OverWatch tidak terganggu,” ujarnya.

Selain itu, Kurtz juga melampirkan alamat web yang dapat dikunjungi sebagai portal dukungan dari CrowdStrike.

“Kami mengerahkan seluruh tim CrowdStrike untuk membantu Anda (klien) dan tim Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan dan memerlukan dukungan tambahan, silakan hubungi perwakilan CrowdStrike atau dukungan teknis Anda,” ujarnya. 

Meskipun bukan karena serangan dunia maya, Kurtz memperingatkan bahwa karena pemadaman listrik, pelaku kejahatan dapat mencoba mengeksploitasi insiden tersebut.

“Saya mendorong semua orang untuk tetap waspada dan memastikan Anda berkomunikasi dengan perwakilan resmi CrowdStrike,” katanya.

Kurtz juga berjanji untuk memberikan transparansi penuh mengenai isu-isu yang menimbulkan dampak luar biasa terhadap pelayanan publik dan bagaimana hal tersebut terjadi. Mereka juga berupaya mencegah kejadian seperti ini terulang kembali. 

Sebelumnya, kelemahan dalam pembaruan perangkat lunak yang dirilis oleh perusahaan keamanan siber CrowdStrike menyebabkan efek riak pada sistem teknologi informasi global pada Jumat lalu.

Akibatnya, terjadi pemadaman listrik dan gangguan layanan di berbagai industri mulai dari bank, maskapai penerbangan, ritel hingga rumah sakit.

Inti dari masalah ini tampaknya adalah vendor keamanan siber CrowdStrike yang berbasis di Texas, AS. Pada hari Jumat, 19 Juli, perusahaan keamanan siber tersebut mengalami gangguan besar setelah terjadi masalah pada pembaruan perangkat lunaknya.

Jadi apa sebenarnya CrowdStrike dan mengapa bug dalam pembaruan perangkat lunaknya menyebabkan layar biru pada jutaan komputer Microsoft Windows?

Mengutip CNBC, Sabtu (20/7/2024), CrowdStrike merupakan vendor keamanan siber yang mengembangkan perangkat lunak yang membantu perusahaan mendeteksi dan memblokir peretasan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D