0 0
Read Time:3 Minute, 32 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Petrokimia Gresik yang kini berusia 52 tahun, berkembang pesat. Pencapaian positif ini diakui oleh perusahaan dalam upayanya mendorong pembangunan berkelanjutan industri pertanian dan farmasi Indonesia.

Hal itu disampaikan CEO Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo pada acara Tasyakuran HUT Petrokimia Gresik ke-52 di Gresik, Jawa Timur, Rabu (7 Oktober 2024) kemarin.

Dwi Satriyo menjelaskan, kinerja baik Petrokimia Gresik terlihat dari perusahaan kesehatan yang mendapat rating AAA dan predikat Sangat Sehat. Indikator lainnya antara lain laba perusahaan pada tahun 2023 sebesar Rp 1,25 triliun. Laba tersebut diraih melalui pendapatan korporasi yang mencapai Rp13,17 triliun dan melampaui target Anggaran dan Rencana Kerja Perusahaan (RKAP) 2023 sebesar Rp12,97 triliun atau setara 103%. 

“Manfaat yang diperoleh tidak terlepas dari berbagai inovasi yang telah dilakukan insan Petrokimia Gresik. Selain menciptakan nilai atau nilai tambah sebesar Rp381,1 miliar, inovasi Petrokimia Gresik juga mendapat apresiasi yang besar dari para karyawan,” kata Dwi. Satriyo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (11/7/2024).

Kesuksesan perusahaan ini dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang diraih Petrokimia Gresik atas inovasinya. Petrokimia Gresik menerima Penghargaan BAPETEN 2023 dari Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan Penghargaan Industri Mercusuar Nasional 4.0 dari Kementerian Perindustrian RI (Keperin).

Kemudian, inovasi yang dilakukan Petrokimia Gresik juga melibatkan lingkungan hidup dan berhasil mendapatkan penghargaan dari Kementerian Perindustrian sebagai Juara Pertama kategori Environment, Society and Governance (ESG). Perseroan juga mendapatkan penghargaan tertinggi dari Kementerian Sumber Daya Alam dan Kehutanan (KLHK), Standar Emas selama 3 tahun berturut-turut serta ratusan penghargaan lainnya.

“Penghargaan dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merupakan bukti bahwa Petrokimia Gresik berupaya menjaga lingkungan. Apalagi ini merupakan kontribusi Petrokimia Gresik kepada Pemerintah dalam program dekarbonisasi,” ujarnya.

Sementara berkat keberhasilan tersebut, tambahnya, Petrokimia Gresik terus memperluas kepentingannya melalui program Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial (TJSL). Hingga Juni 2024, penyaluran modal dana TJSL Petrokimia Gresik sebesar Rp 19,83 miliar. Dana ini digunakan untuk program pendidikan, bantuan makanan penting, membayar dan mendukung hewan kurban, dan banyak lagi.

Dwi Satriyo menegaskan bahwa: “Perkembangan suatu perusahaan harus berkaitan dengan kemaslahatannya bagi masyarakat. Semangat tersebut merupakan warisan founding fathers kepada masyarakat Petrokimia Gresik secara turun temurun hingga lebih dari setengah abad.

 

 

Ia juga mengatakan, untuk menjamin pembinaan dan cita-cita menjadi perusahaan yang berkembang di masa depan, pada acara HUT kali ini Petrokimia Gresik memperkenalkan visi baru. Petrokimia Gresik bertekad menjadi “perusahaan terdepan di dunia dalam bidang solusi terpadu bahan kimia pertanian dan industri”.

Dwi Satriyo menegaskan bahwa: “Visi ini menunjukkan komitmen kami untuk memberikan yang terbaik kepada industri pupuk dan kimia, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga dunia. Visi ini akan menjadi arah perkembangan perusahaan”.

Untuk mencapai visi tersebut, Petrokimia Gresik mengarahkan upayanya melalui beberapa misi, khususnya yang didedikasikan untuk membantu mendukung pupuk nasional untuk mencapai ketahanan pangan. Petrokimia Gresik bertujuan untuk menciptakan budaya teknologi dan inovasi melalui penciptaan sumber daya manusia yang inovatif dan berkelanjutan. Dan yang terakhir, terus memperkuat dukungan terhadap pengembangan industri farmasi tanah air dan berpartisipasi dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). 

Saat ini, untuk mewujudkan visi dan tujuan tersebut, Petrokimia Gresik telah melaksanakan beberapa rencana, antara lain pembangunan fasilitas penyimpanan Urea besar berkapasitas 20.000 ton. Pembangunan gudang ini merupakan langkah positif dan progresif dalam upaya Petrokimia Gresik dalam menambah ruang penyimpanan dan menghemat biaya operasional.

Sebagai langkah kedua untuk membantu mencapai visi baru tersebut, Petrokimia Gresik berencana membangun Pabrik Phonska V. Sebagai pemilik proses NPK, Petrokimia Gresik telah berhasil meraih dana lebih dari Rp 50 miliar untuk proyek pengembangan pembangkit Phonska V. proyek self-driving dengan total biaya Rp 507 miliar.

Terakhir, Petrokimia Gresik juga berencana membangun pabrik soda yang akan menjadi pabrik pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memproduksi berbagai bahan yang kita temui sehari-hari seperti sabun, deterjen, kertas, tekstil, keramik, kaca. dan hasilnya. . dan sejak saat itu. Permintaan soda ash di Indonesia sangat tinggi, namun saat ini 100% pasokan dalam negeri dipenuhi dari ekspor.

Tentu saja kemampuan Petrokimia Gresik dalam menghasilkan green dan soda ash dapat mendongkrak TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) bagi industri nasional. Hal ini sesuai instruksi Presiden Republik Indonesia.

“Pekerjaan ini sejalan dengan tema 52 tahun Petrokimia Gresik yaitu perusahaan harus memiliki kemampuan “Best Growth”. Terutama dalam memenuhi perannya sebagai perusahaan Solusi Industri di bidang pertanian dan terdepan di bidang petrokimia. industri. ,” tutupnya. Dwi Satriyo.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D