0 0
Read Time:1 Minute, 45 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mencatat banyak bahan baku yang harus diimpor dari negara lain. Bahkan, beberapa bahan baku harus 100% bersumber dari luar negeri.

Ketua GAPMMI Adi S. Lukman menilai permasalahan bahan baku merupakan tantangan yang tiada henti bagi industri makanan dan minuman. Karena tidak ada tepung terigu di Indonesia, maka produk ini paling banyak diimpor. Seluruh impor gula untuk keperluan industri diimpor dari luar negeri.

“Ini pekerjaan rumah kita, dan masih menjadi pekerjaan rumah yang besar. Industri makanan dan minuman masih sangat bergantung pada impor. Dengan bahan pokok seperti tepung, dijamin 100 persen. Karena gandumnya tidak ada,” kata Adi di Food Ingredients. Konferensi Pers Asia (Fi Asia) 2024 di Jakarta pada Senin (22 Juli 2024).

“Gula untuk industri makanan dan minuman juga harus 100 persen impor karena gula yang ada masih kurang dan produksi lokal untuk konsumsi masih kekurangan,” lanjutnya.

Tak hanya itu, ia mencontohkan impor garam dan kedelai diperkirakan mencapai 70 persen kebutuhan industri. Termasuk impor susu yang belakangan digadang-gadang bisa mendukung program susu gratis pemerintahan Presiden baru terpilih, Prabowo Subianto.

“Saat ini 80% susu mentah yang tunduk pada sistem minum susu gratis adalah impor, dan sebagian besar merupakan impor,” jelasnya.

|:

Di sisi lain, bahan baku yang digunakan dalam industri makanan dan minuman juga banyak yang diimpor. Mulai dari bahan penyedap rasa, bahan pengawet hingga pengatur asam sebagai bahan pencampur dengan bahan baku lainnya.

“Termasuk bahan bakunya, mulai dari penyedap rasa, pengawet, acidifier, dan lain-lain, bahan baku tersebut banyak yang masih impor, dan masih banyak yang harus diimpor yang pasokannya masih terbatas,” jelas Adi.

Sebagai bagian dari solusi tersebut, Adi menjangkau pengusaha luar negeri untuk mewujudkan investasi tersebut. Hal ini terutama merupakan inisiatif untuk meningkatkan pemasok bahan baku industri lokal.

“Ini tantangan kita, jadi kita harus menjaga keberlangsungan internal seluruh bahan baku pangan kita dan mendatangkannya dari luar negeri agar bisa memenuhi kebutuhan industri dalam negeri yang sangat besar yang bisa kita investasikan,” ujarnya. .

Ia mencatat, investasi di bidang ini sebenarnya masih menjanjikan. “Kebetulan setiap tahun ada yang mau berinvestasi di sini, dan kini industri bahan baku mulai berkembang di sini,” tutupnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D