0 0
Read Time:2 Minute, 5 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Kecubung termasuk tanaman beracun karena efek sampingnya yang berbahaya. Oleh karena itu, saat ini Neelam tidak lagi dianjurkan dalam pengobatan tradisional.

“Saat ini kecubung tidak direkomendasikan sebagai obat tradisional dan tergolong tanaman beracun,” kata Ketua Umum Persatuan Pengembang Obat Tradisional Indonesia (PDPOTJI) itu. (Ya.) Dr. Ingrid Tania, M.Sc.

Ingrid juga mengatakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melarang peredarannya. Kini kecubung hanya terdapat di kawasan sekitar hutan. Meski di sekitar rumah hanya dijadikan tanaman hias karena warna bunganya yang indah seperti putih dan ungu. 

Ingrid menuturkan, dalam kehidupan sehari-hari tidak sedikit masyarakat yang banyak memanfaatkan bagian tanaman nelum sebagai obat tradisional.

Pada zaman dahulu, kecubung banyak digunakan dalam pengobatan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menghilangkan rasa sakit, misalnya penggunaan daun kecubung yang dihaluskan, kemudian ditempelkan pada kulit yang ototnya mengalami nyeri dan pegal.

Daun mimba yang dihaluskan juga bisa ditempelkan di dahi untuk meredakan sakit kepala, dikutip Antara.

Sayangnya, tidak semua orang dapat menoleransi efek samping nilam. Mulai dari halusinasi, hasrat seksual yang meningkat secara tiba-tiba, gangguan irama jantung hingga kematian.

“Efek dan durasinya bisa berbeda-beda pada setiap orang, sehingga jika tidak meminumnya dan terus meminumnya, bisa menyebabkan psikosis pada beberapa orang. Berbahaya,” kata Ingrid.

 

Ingrid mengingatkan orang-orang yang sudah mengetahui tentang efek safir untuk menceritakannya kepada orang lain. Jangan dicampur dengan buah tanaman ini untuk menghindari efek skopolamin yang terkandung di dalamnya.

“Bagi yang sudah mengetahui tentang kecubung, mohon bantuannya untuk mengedukasi atau memberi tahu keluarga dan teman agar tidak mencobanya.”

Ingrid juga meminta kepada pemerintah, ia berharap pihak berwenang segera melakukan kajian komprehensif dan membuat peraturan khusus mengenai batu safir karena kasus yang ditemukan belakangan ini telah memakan korban jiwa.

Misalnya saja membatasi budidaya nilam untuk mengurangi jumlah masyarakat yang mengonsumsi nilam dan mengalami keracunan.

Beberapa waktu lalu, video viral di media sosial Twitter memperlihatkan banyak warga yang diduga mabuk hingga mogok kerja karena Neelam. Peristiwa ini terjadi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Akun Twitter @bacottetangga__ mengungkap, dua orang meninggal dunia dan 35 lainnya dirawat di RSJ Sambang Ilhum akibat efek mabuk batu kecubung tersebut.

Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Polda Kalsel) pun angkat bicara. Kabid Humas Polda Kalsel, Kompol Adam Erwindi mengatakan, pihaknya sedang mendalami dugaan penyalahgunaan nilam untuk mabuk-mabukan atau halusinasi seperti video yang viral di media sosial tentang beberapa warga Banjarmasin. Sejarah penggunaan bahan-bahan tersebut.

“Kami telah mengidentifikasi empat korban dalam kondisi mabuk dan mengimbau masyarakat tidak meniru perilaku tersebut karena dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan,” kata Adam dilansir Antara.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D