0 0
Read Time:4 Minute, 28 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Pernahkah Anda melihat si kecil sibuk memakan baju atau pakaian di sekitarnya? Perilaku ini akan terasa aneh dan tidak nyaman bagi orang tua dan orang dewasa di sekitarnya. Namun jangan panik dulu, memakan baju merupakan kebiasaan yang sangat umum terjadi pada anak-anak.

Hal ini biasanya terjadi pada mulut bayi, yaitu saat mereka memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya. Ini untuk belajar tentang dunia di sekitar mereka.

Kebiasaan ini biasanya hilang seiring bertambahnya usia. Namun pada beberapa sekolah atau anak sekolah masih terdapat kebiasaan memasukkan pakaian ke dalam mulut.

Alasan di balik tren ini berbeda-beda. Mungkin karena mereka ingin rileks, merasa cemas atau stres, atau sekadar menikmati perasaan berada di sana. Perilaku ini dapat merusak pakaiannya dan membuat mereka merasa malu di hadapan teman-temannya.

Sebagai orang tua, penting untuk memahami alasan di balik kebiasaan ini dan membantu anak Anda menghentikannya.

Alasan dibalik kebiasaan makan baju

Melaporkan kepada keluarga Verywell, terapis okupasi Monal Patel menjelaskan bahwa pengembangan keterampilan motorik mulut didasarkan pada bentuk dasar pengaturan diri atau keheningan.

Bayi dan balita menggunakan dot untuk memenuhi kebutuhan makan dan minumnya, kemudian dapat menggunakan dot dan teknik dot untuk menenangkan dirinya, seperti dot atau menghisap jempol.

Beberapa anak mungkin mencari cara untuk membentuk mulut dan pipi mereka setelah masa bayi. Ini disebut masukan proprioseptif. Tekanan mendalam ini dapat memberikan kenyamanan bagi anak-anak, yang mencari cara untuk menghibur diri mereka sendiri dengan cara yang spesifik dan dapat diprediksi. Bagi sebagian anak, memakan pakaian menjadi cara mudah untuk mendapatkan motivasi tersebut.

 

Tingkah laku anak yang merobek bajunya mungkin terkesan aneh dan meresahkan orang tua. Namun perlu diingat bahwa perilaku tersebut merupakan hal yang wajar dan merupakan bagian dari proses tumbuh kembang anak.

“Pada usia tiga tahun, anak-anak biasanya berhenti memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya,” kata psikolog anak Laura Grashow, PsyD.

“Tetapi saya pernah melihat siswa kelas empat dan lima mengambil leher baju mereka dan memasukkannya ke dalam mulut mereka.”

Seperti yang dijelaskan Grashow, memakan pakaian bisa menjadi cara anak mencari rangsangan atau ketenangan sensorik. Ini mirip dengan kebiasaan lama mengunyah permen karet atau memotong kuku saat Anda gugup atau fokus.

Namun, dalam beberapa kasus, kebiasaan ini bisa menjadi masalah. “Jika penanganan atau pencucian pakaian mengganggu aktivitas sehari-hari anak atau menimbulkan risiko keselamatan, maka perlu solusinya,” kata Patel, misalnya jika pakaian anak rusak atau ingin mati, orang tua harus mengambil tindakan dan praktik.

Grashow juga mengemukakan bahwa dalam beberapa kasus, memakan pakaian juga dapat mengindikasikan kecemasan, ADHD, atau masalah perkembangan, sehingga jika ini merupakan kebiasaan yang sulit dikendalikan oleh anak, sebaiknya hubungi dokter.

Percakapan dengan anak tentang akhlak makan pakaian

Grashow merekomendasikan untuk berbicara dengan anak Anda jika kebiasaan makan menjadi masalahnya. Penting untuk tidak menghakimi dan fokus untuk memahami alasan di balik perilaku tersebut.

“Anda bisa berkata, ‘Saya perhatikan bahwa Anda terkadang memakan pakaian Anda. Menurut Anda, mengapa Anda melakukannya? Apa manfaat yang Anda peroleh dari hal itu?'” saran Grashow.

Dengan pertanyaan itu, bantu anak Anda mengidentifikasi kebiasaannya dan mencari tahu apa yang mendorongnya. Penting untuk diingat bahwa anak-anak mungkin tidak mengetahui bahwa mereka melakukan hal ini dan lebih memahami ketika Anda bertanya kepada mereka.

 

Setelah Anda memahami alasan anak Anda memiliki kebiasaan makan pakaian, langkah selanjutnya adalah mencari cara untuk menghentikannya. Berikut beberapa strategi yang bisa Anda coba: 1. Identifikasi Pemicunya

Sebelum mencari solusinya, penting untuk memahami proses di balik kebiasaan makan baju anak Anda. Perhatikan kapan dan di mana mereka cenderung melakukannya. Apakah mereka makan saat lapar, sebelum waktu ngemil? Apakah perilaku ini muncul ketika mereka fokus pada tugas sekolah atau olahraga? Atau mungkin terjadi saat mereka sedang gugup sebelum istirahat atau bermain dengan teman?

Mengetahui pemicunya akan membantu Anda menghentikan kebiasaan ini. Misalnya, jika anak Anda makan saat lapar, berikan camilan sehat yang mudah didapat. Jika perilaku ini terjadi saat Anda merasa cemas, ajari mereka teknik relaksasi, seperti pernapasan perut, untuk membantu mengelola stres.

Dengan memahami pola dan penyebabnya, Anda dapat membantu anak mengatasi kebiasaan makan pakaian dan menggantinya dengan perilaku yang lebih positif. 2. Memberikan pengalihan atau alternatif yang aman

Kebiasaan mencuci anak mungkin dipengaruhi oleh kebutuhan akan rangsangan verbal. Untuk mengatasinya, tawarkan produk yang dirancang khusus untuk situasi ini, seperti kalung pengaman anak. Kalung ini memiliki banyak desain yang menarik, seperti gigi hiu atau manik-manik.

Grashow merekomendasikan agar tangan anak-anak tetap sibuk agar pakaian tidak terbakar. Anda bisa memberikan sikat kecil atau mainan kecil untuk menghentikan kebiasaan memasukkan pakaian ke dalam mulut. Konsultasikan dengan konsultan

Jika Anda khawatir dengan kebiasaan anak Anda memakan pakaian, Grashow menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu. Dokter anak Anda dapat membantu Anda memahami apakah perilaku ini berhubungan dengan pertumbuhan, kecemasan, atau masalah kesehatan lainnya.

Dokter anak akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan mencari tanda-tanda kesulitan konsentrasi, perhatian, atau keterlambatan perkembangan. Mereka juga akan menanyakan riwayat kecemasan anak Anda dan tingkat interaksi sosialnya.

Jika anak Anda mengambil makanan yang tidak dapat dimakan saat memakan pakaian, dokter dapat melakukan penilaian nutrisi untuk memastikan tidak ada efek negatif pada kesehatannya.

Merupakan kebiasaan umum anak-anak mengoleksi pakaian. Berbagai faktor dapat menyebabkan perilaku ini, seperti kebutuhan sensorik, tumbuh gigi, kecemasan atau stres.

Penting untuk tetap tenang dan positif saat membantu anak Anda menghentikan kebiasaan ini. Hindari menyerang atau menghukum, karena hal ini dapat memperburuk keadaan.

Ingatlah bahwa setiap anak berbeda dan apa yang berhasil untuk satu anak belum tentu berhasil untuk anak lainnya. Penting untuk menemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan dan kepribadian anak Anda.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D